Malam ini Aziz dkk sedang berada di markas Xavier, didalam markas itu terdangar riuh sekali karena Rey dan Bayu menyalakan lagu berjudul 'pamer bojo' menggunakan speaker bluetooth milik Agam yang mereka pinjam tapi tidak pernah di kembalikan pada pemiliknya
"Cendol dawet, cendol dawet seger"
"Cendol cendol dawet dawet cendol cendol dawet dawet"
Rey, Bayu dan beberapa anak Xavier lainnya mengikuti lagu sambil berjoget hingga suara dering ponsel milik Aziz membuat mereka menghentikan aktivitas mereka dan mengecilkan volume speaker
Drtt drtt drtt
Ponsel Aziz berbunyi menandakan adanya telfon yang masuk dan saat Aziz mengecek nya terdapat nama Ralien adik nya
"Halo kenapa dek?" Ucap Aziz
"Hiks hiks tolongin aku bang hiks" suara Ralien terdengar bergetar sepertinya Ralien sedang menangis dan ketakutan membuat Aziz panik
"Dek, lo kenapa? Terus sekarang lo ada dimana?"
"Aku ada di jalan kenanga bang, abang kesini aja nanti aku ceritain"
"Yaudah abang kesana, jangan kemana-mana tetap disitu oke"
Setelah itu Aziz mematikan sambungan telfonnya dan langsung bergegas menuju jalan kenanga menggunakan motornya
Disisi lain Zila sedang berada di markas miliknya yaitu Cancer, Yap Zila adalah seorang leader dari sebuah geng motor bernama Scorpion
Zila mendirikan geng ini bersama dengan keempat sahabat nya yaitu Sena, Neta, Cantika dan Gitsa. Yang mengetahui hal ini hanya mereka berlima dan kakek-kakek mereka
"Bu bos kita gak patroli malam nih? Udah jam 9" ucap Pram salah satu anggota Cancer
"Eh Iyah udah jam 9 yaudah deh yuk patroli, kalian nyebar aja yah, biar gue sama bang Reno yang patroli ke jalan kenanga" perintah Zila sambil melihat jam tangan biru yang melingkar ditangannya
"Siap Bu boss" ucap mereka lalu mulai beranjak meninggalkan markas untuk patroli
Zila dan Reno sedang berpatroli mengelilingi daerah dijalan kenanga dan tiba-tiba mereka berdua melihat tiga orang laki-laki yang memakai topeng sedang menyeret satu orang gadis berseragam SMP, mereka pun menghentikan motor mereka untuk memperhatikan apa yang dilakukan tiga orang laki-laki itu dan Reno langsung mengeluarkan ponselnya untuk memotret kejadian itu agar sebagai barang bukti
(Reno itu orang yang dipercaya Zila untuk ngatur markas saat Zila gak lagi stand by di markas)
Setelah selesai memotret kejadian itu Zila dan Reno turun dari motor untuk menyelamatkan gadis itu, setelah turun dari motor mereka langsung berjalan menuju empat orang itu
Bugh
Zila langsung menendang punggung salah satu laki-laki itu hingga membuatnya tersungkur dan hal itu membuat mereka berempat terkejut
"Lo pada mau apain gadis itu" tanya Zila dengan dingin
"Kita cuma mau bermain-main saja, kenapa memang nya? Masalah?" Sinis salah satu laki-laki itu
"Masalah karena dia adik gue" jawab Zila membuat gadis itu dan Reno menoleh, entah kenapa saat melihat gadis itu membuat Zila teringat pada Nadira
"Ade lo kan si Nadira bukan dia" bisik Reno pada Zila karena Reno tahu adik Zila yang sebenarnya
"Udah lo diem aja bang" bisik Zila
"Oh jadi cewe ini adik lo? Kaka adik cantik juga, boleh lah jadi mainan kita malam ini" ucap laki-laki itu dengan nada mengejek
"In your dreams" ucap Zila lalu memukul laki-laki itu yang langsung dibalas oleh laki-laki itu
Mereka pun terlibat baku hantam dua lawan tiga, hingga ketiga laki-laki itu kalah lalu tak lama kemudian polisi datang dan membawa ketiga laki-laki itu ke kantor polisi untuk ditindak lanjuti
Setelah mobil polisi itu sudah tidak terlihat lagi, Zila dan Reno pun menghampiri gadis SMP yang sedang menunduk takut
"Hai, nama kamu siapa?" Sapa Zila membuat gadis itu mengangkat kepalanya
"Nama aku Ralien"
"Oh, kamu kenapa jam segini masih ada disini?"
"Tadi aku abis kerja kelompok terus pas mau pulang aku malah ketemu sama orang-orang tadi"
"Oh gitu, kamu udah kabarin orang tua kamu?"
"Aku lupa kak karena tadi pas berangkat kerja kelompok aku buru-buru"
"Yaudah kamu hubungin orang tua kamu aja dulu" ucap Zila yang diangguki oleh Ralien
Ralien pun sedikit menjauh dari Zila dan Reno untuk menelfon keluarganya, saat sedang memperhatikan Ralien tiba-tiba siku Zila ada yang menyenggol membuat Zila menoleh
"Kita pulang aja yu" ajak Reno
"Tapi dia gimana?" Tanya Zila sambil menatap Ralien yang sedang menelfon
"Gapapa, udah aman lagian juga dia udah nelfon keluarga nya"
"Yaudah deh kita pulang" putus Zila lalu mereka berdua pun jalan kearah motor mereka dan langsung melajukannya membuat Ralien yang baru saja selesai menelfon, mengalihkan pandangannya
"Kak tunggu dulu, aku belum bilang makasih sama Kaka" teriak Ralien sambil berusaha berlari mengejar motor Zila dan Reno tapi terlambat mereka berdua sudah menjauh lebih dulu membuat Ralien menghela nafas
Tak lama kemudian sebuah motor hitam berhenti dihadapannya membuat Ralien menoleh dan mendapati abang nya yang sudah sampai untuk menjemputnya
"Dek kamu gapapa?" Tanya laki-laki itu saat setelah turun dari motor nya
"Nanti aja ceritanya ya bang Aziz, aku kedinginan disini" ucap Ralien yang diangguki oleh Aziz, Yap laki-laki yang menjadi abang Ralien itu adalah Aziz Raspati Manufaz
***
Setelah menjemput Ralien, Aziz membawa Ralien ke markas karena dirumahnya sedang tidak ada orang
"Coba Ral kamu cerita gimana tadinya kamu bisa ada di daerah itu" tanya Aziz mengintrogasi
"Jadi aku tuh tadi kerja kelompok dirumah temen aku terus pas aku mau pulang eh aku malah ketemu sama tiga cowo pake topeng, terus aku dipaksa untuk ikut sama mereka tapi karna aku ga mau jadi aku berontak" jelas Ralien
"Terus gimana lagi? Ko lo bisa selamat? Lo kabur atau gimana?" Tanya Rey yang tingkat kepo nya sudah sangat akut
"Aku ditolongin sama Kaka cantik dan temen cowo nya, terus mereka berdua ngelawan tiga orang yang mau jahatin aku tadi, Abang tahu gak sih Kaka cantik keren banget waktu ngelawan penjahatnya kaya gini nih cyiat...cyiat...cyiat" ucap Ralien sambil menirukan beberapa gerakan saat Zila menolong dirinya tadi
"Kaka cantik? Siapa?" Tanya Agam
"Nah itu masalahnya, aku gatau nama Kaka itu bahkan aku belum bilang makasih sama Kaka itu" jelas Ralien dengan wajah murung
"Ko bisa?"
"Iyah pas aku selesai nelfon bang Aziz, Kaka itu udah pergi duluan jadi aku belum sempet tanya nama sama bilang makasih"
"Emang ciri-ciri nya gimana?"
"Rambutnya sepunggung warna coklat, kulitnya putih, mata nya biru, pake gelang warna hitam ada liontin kura-kura nya" ucap Ralien membuat Aziz dkk membayangkan ciri-ciri cewe itu
"Ciri-ciri nya mirip Zila" Ucap Agam membuat mereka menoleh
"Gak mungkin lah, rumah dia aja jauh dari sana" ucap Aziz
"Emang lo tahu rumah Zila?"
"Tahu, soalnya gue pernah nganter sekali" ucap Aziz membuat mereka menganggukan kepalanya
"Terus siapa dong?"
"Gatau deh, udah lah kalo ketemu juga nanti pasti Rali inget kan?" Ucap Ryan yang diangguki dengan semangat dan pasti oleh Ralien
Ciri-ciri itu mirip sama Zila, apa iya yah itu Zila? ~ batin Aziz

KAMU SEDANG MEMBACA
AziLa (END)
Fiksi RemajaZila Revalina Lycny Seorang gadis yang memiliki banyak rahasia,bersikap dingin dengan papah dan mamah nya tetapi jika dihadapan umum,Abang dan adik nya dia akan menjadi gadis yang ramah,murah senyum,humoris dan paling ceria Aziz Raspati Manufaz Seo...