4. The Best Grandfather

125 8 1
                                    

***

Saat sedang mengobrol tiba-tiba ada yang memukul kepala Zila dkk dan itu membuat Zila dkk terkejut sekaligus kesal sementara itu anak-anak Xavier mengernyitkan alis mereka bingung

Tuk

Tuk

Tuk

Tuk

Saat tongkat itu mendarat dikepala Zila dkk, mereka pun membalikan badan mereka dengan emosi tapi saat melihat siapa yang melakukannya membuat mereka tidak jadi marah

"Bagus yah jam 3 pagi masih berada disini, dasar gadis tengil dan nakal" ucap seorang pria dengan rambut yang sudah memutih serta tongkat yang membantunya agar kuat berdiri

"Apa?! Mau marah kalian sama kakek?" Tanya pria itu saat melihat 4 gadis didepannya ini sudah tersulut emosi

"Eh kakek,engga ko engga, kita gak mau marah sama kakek" elak Zila

"Suruh siapa kalian jam segini masih ada disini hah?! Terus ini muka kalian kenapa? Ko pada biru-biru. Tawuran lagi? Dasar gadis nakal, sudah kakek bilang berapa kali jangan ikut tawuran lagi, heran ngenyel banget sih kalian ini kalau di kasih tahu" omel pria itu sambil memukulkan tongkatnya ke kepala Zila dkk membuat Zila dkk menunduk menahan sakit tapi mengumpat dalam hati

"Udah dong Kek, jangan dipukulin terus kepala aku nya, kan sakit" keluh Gitsa sambil mengerucutkan bibirnya

"Makanya kalo gak mau kepala kalian dipukul, nurut sama kakek, untung kakek yang nemuin kalian disini coba aja ayah kalian, pasti kalian dikunciin dalam rumah selama seminggu"

"Kita tawuran juga cuma bantu doang kok, kasian mereka kalah jumlah tadi, masa kakek tega sih generasi penerus bangsa nya meninggal cuma karna digebukin doang" bela Zila

"Halah sok-sokan pake penerus bangsa segala kamu itu, udah cepet pulang sekarang" ucap pria itu

"Eh sebentar kok kalian cuma berempat? Cantika mana?" Lanjut pria itu

"Cantika nya dibawa kabur sama Bayu" ucap Neta membuat kakek itu mendelik

"Gimana ceritanya dibawa kabur?!"

"Bukan kabur sih sebenernya tapi lagi diobatin sama Bayu" jelas Sena

"Hai kakek ku yang tampan" sapa Cantika saat sampai di tengah-tengah mereka, mendengar sapaan dari Cantika membuat Zila dkk pura-pura muntah

"Wah cucu kesayangan kakek, sudah selesai diobati?" Ujar pria itu dengan lembut membuat Zila dkk melongo

"Udah ko Kek sama Bayu tadi, nih yang namanya Bayu" ucap Cantika sambil menunjuk Bayu yang berada di sebelahnya

"Oh begitu, terimakasih yah Bayu" ucap pria itu yang diangguki oleh Bayu

"Yasudah ayo pulang"

"Kakek curang, kakek gak adil" rengek Zila, Sena, Neta dan Gitsa secara bersamaan

"Apanya yang curang? Apanya yang gak adil?"

"Tadi kepala kita dipukul masa Cantika engga sih" Rajuk Neta membuat Rey yang melihatnya menjadi gemas sendiri

"Ya karna Cantika penurut tidak seperti kalian"

"Nurut? Nurut apanya? Cantika juga tadi ikut tawuran bahkan Cantika yang ngajak kita buat bantuin mereka Kek" bela Sena

"Halah mana ada Cantika seperti itu, sudah kalian ini jangan mengada-ada"

"Idih kakek gak percaya sama kita?"

AziLa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang