Sudah satu jam mereka menunggu tapi dokter yang menangani Zila belum juga keluar, Andra, Ladeya dan Nadira sudah datang sejak 45 menit yang lalu
Ceklek
Suara pintu terbuka membuat mereka semua berdiri dari duduk mereka lalu menghampiri dokter yang baru saja keluar
"Bagaimana keadaan anak saya?" Panik Ladeya
"Keadaannya saat ini koma karena pasien Zila mengalami benturan yang keras di kepala serta kehilangan banyak darah, kondisinya yang mengidap leukimia membuat keadaanya memburuk" jelas dokter itu membuat lutut Ladeya melemas, dengan sigap Ryan menahan bunda nya yang hampir pingsan
"A-apa le-leukimia?" Ucap Aziz terbata karena terkejut
"Iyah dan sekarang kanker nya sudah mencapai stadium 2, jadi dibutuhkan transplantasi sumsum tulang belakang secepatnya, hanya itu yang bisa saya sampaikan, saya permisi" ucap dokter itu lalu pergi dari sana
Terjadi keheningan diantara mereka karena mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing
Andra bangkit dari duduk nya membuat semua orang menatapnya, Andra tidak mempedulikan tatapan itu dan lebih memilih masuk kedalam ruangan Zila
Saat memasuki ruangan Andra melihat adik tersayangnya terkapar lemah dengan berbagai alat medis yang menempel di tubuh nya, melihat keadaan Zila seperti itu membuat hati Andra teriris
Andra pun berjalan mendekati Zila lalu duduk di kursi sebelah brankar Zila, Andra menggenggam tangan sebelah kanan Zila lalu menciumnya lama dan perlahan air mata pun menetes
"Dek, bangun dong jangan kaya gini, kamu bikin abang takut, abang ga mau kehilangan kamu, cukup mamah aja yang ninggalin kita jangan kamu juga
Kamu ga kangen abang? Abang kan akhir-akhir ini jarang pulang, maafin abang yah, abang janji deh kalo kamu bangun abang ga akan pergi lama-lama lagi, ga akan jahilin kamu lagi, Abang bakal jaga kamu terus" ucap Andra panjang lebar tapi tidak ada sahutan dari Zila, yang terdengar hanya EKG saja
"Abang tahu kamu cape jalanin hidup ini tapi abang harap kamu masih mau bangun dan temenin abang disini, ya udah kamu bobo aja dulu gapapa ko tapi jangan lama-lama yah, abang sayang banget sama kamu" tutur Andra lalu mengecup lama kening Zila dan mengusap rambut Zila lalu keluar dari ruang rawat Zila
Mereka yang melihat Andra keluar pun bergantian masuk untuk memastikan keadaan Zila, semua sudah menjenguk hanya tinggal Aziz saja yang masih merenung
"Kamu ga mau masuk?" Tanya Ladeya pada Aziz
"Nanti sa--"
"Sana masuk, ga akan ada yang larang kamu, sudah sana" ucap Ladeya yang diangguki Aziz dengan ragu
Aziz pun berjalan pelan kearah ruangan Zila lalu sesampainya di depan pintu dia bisa melihat Zila yang terbaring dengan perban yang melilit kepalanya dan beberapa alat medis yang menempel ditubuhnya
Setelah meyakinkan hatinya Aziz pun masuk kedalam lalu duduk di kursi sebelah brankar Zila, Aziz pun menggenggam tangan Zila dengan erat lalu mengecupnya pelan
"Maaf, maafin gue karena gue pernah tampar lo, maaf juga kalau gue baru tahu tentang penyakit lo, kenapa lo ga kasih tahu gue? Kenapa lo milih sembunyiin sakit lo dari gue? Seharusnya lo jujur sama gue Zil, gue bakal jagain lo lebih ekstra biar lo ga kenapa-napa" lirih Aziz dengan mata yang sudah memerah menahan tangis dan sesak di dada
"Gue ga kuat kalau lihat lo kaya gini gue kangen lihat senyum lo, gue kangen lihat muka galak lo, gue kangen denger suara lo, gue kangen denger suara tawa lo. Cepet bangun yah, banyak orang-orang yang sayang sama lo udah nungguin lo disini
Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, cepet sadar yah biar kita bisa habiskan waktu bersama lagi. Kita udah mau kelas 12 loh masa kamu mau disini terus, cepet sadar nanti hari pertama sekolah gue bakal jemput lo tepat waktu ga pake telat" ucap Aziz yang tak mendapat sahutan
"Ya udah kayanya lo kecapean sampe ga mau tanggapi omongan gue, lo istirahat yah tapi jangan lupa untuk bangun, gue keluar dulu. Selamat malam my princess" ucap Aziz lalu menempelkan dua jarinya pada bibirnya setelah itu menempelkan nya pada kening Zila dengan pelan karena takut menyakiti kepala Zila
Aziz pun menghela nafas berat lalu berjalan keluar ruangan tapi ternyata di luar sangat ramai karena banyak para laki-laki berjaket hitam dengan lambang kepiting dan bunga terbakar tetapi Sena dkk, Agam dkk serta Ladeya tidak ada disana
"Cancer?" Gumam Aziz
"Kalian siapa sih? Udah gue bilang adik gue lagi istirahat jadi ga bisa di ganggu, masih aja maksa masuk" kesal Andra karena sejak tadi para laki-laki itu kekeuh ingin menjenguk Zila
"Kita temen-temen Zila, bang, masa ga boleh sih" sahut seorang laki-laki yang Aziz ketahui bernama Fahmi
"Iyah gue juga tahu lo temen adik gue karena kalian udah nyebutin berkali-kali"
"Ya it--"
"Ada apa bang?" Ucapan Reno terpotong oleh Aziz membuat Reno mendengus malas
"Ini nih udah gue suruh pergi malah kekeuh ga mau, lo kenal mereka ga? Katanya sih temen Zila, tapi sejak kapan coba Zila temenan sama mereka" ucap Andra sambil menunjuk anak-anak Cancer
Azi, yang mendengar itu pun menghela nafas, sudah Aziz tebak pasti Zila tidak memberitahu bahwa dirinya dan para sahabatnya itu membangun geng motor yang sudah cukup besar
"Mereka memang teman-teman Zila, bang, Neta sama yang lain juga tahu" ucap Aziz membuat Andra menoleh dengan tatapan bingung
"Maksud lo? Ko gue g tahu Zila temenan sama mereka"
"Jadi Zila sama Sena dkk itu bangun sebuah geng motor sekitar 3 tahunan dan geng motor yang Zila bangun itu ya ini, Cancer" jelas Aziz membuat Andra melongo
"ANJIRR KEREN JUGA ADIK GUE" pekik Andra girang, mereka mengira Andra akan marah tapi malah berteriak girang seperti ini
"Ko lo pada ga kasih tahu gue sih? Gue kan mau ikutan masuk geng motor lagi" Rajuk Andra
"Lah kan bang Andra udah ada Xavier"
"Yaela gue cuma mantan ketua disana, kalo disini kan gue bisa jadi Abang nya sang pemimpin" ucap Andra dengan bangga
"Serah dah bang"
"Ya udah kalo gitu kalian mau jenguk Zila kan?" Tanya Andra yang diangguki anak-anak Cancer. "Yaudah sana masuk, tapi gantian yah biar ga pengap"
Mereka pun mengangguk dan bergantian menjenguk Zila untuk memastikan keadaan gadis kesayangan mereka itu baik-baik saja tapi ternyata gadis itu jauh dari kata baik karena saat ini gadis itu sedang koma dan penyakit nya semakin menggerogoti tubuh Zila

KAMU SEDANG MEMBACA
AziLa (END)
Ficção AdolescenteZila Revalina Lycny Seorang gadis yang memiliki banyak rahasia,bersikap dingin dengan papah dan mamah nya tetapi jika dihadapan umum,Abang dan adik nya dia akan menjadi gadis yang ramah,murah senyum,humoris dan paling ceria Aziz Raspati Manufaz Seo...