50. kebahagiaan yang sangat ditunggu

9.9K 593 14
                                    

50. Kebahagiaan yang sangat ditunggu

Arga menatap wajah Naura yang sedang fokus pada layar televisi yang ada didepan nya. Arga sesekali tersenyum saat mata nya terarah pada perut Naura yang sudah buncit.

Waktu begitu cepat berlalu, sampai saat ini kandungan Naura sudah memasuki bulan ke-7. Kebahagian yang dulu sempat hilang kini sudah digantikan kembali oleh tuhan.

Benar kata orang, yang hilang, sebenarnya tidak hilang hanya saja digantikan dengan yang lebih bagus oleh tuhan. Kita hanya perlu menunggu dan berdo'a.

"Fokus banget lihat kartunya," ucap Arga membuat Naura menoleh.

"Seru banget soalnya!" Sahut Naura mengalihkan kembali pandangannya ke layar televisi yang ada didepan nya.

"Kamu sadar nggak? Kalau kamu udah habis dua bungkus cemilan?" Tanya Arga melihat bungkus cemilah yang tergeletak diatas meja.

"Sadar kok, nanti aku beresin" balas Naura tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

Arga hanya mengangguk lalu menggeser posisi nya agar lebih dekat pada Naura. Arga mengangkat baju piyama Naura sampai bawah dada dan terpampang jelas perut Naura yang sudah membesar.

"Sehat-sehat ya sayang didalam perut bunda, jangan nakal!" Ucap Arga sambil mengusap permukaan perut Naura.

Naura mengalihkan pandangan nya pada Arga lalu tersenyum, "Dede nggak nakal kok ayah" sahut Naura menirukan suara anak kecil.

Arga turun dari sofa lalu duduk dilantai yang dilapisi dengan karpet bewarna navy yang ada didalam kamar mereka. Arga menempelkan telinganya pada perut Naura lalu berucap.

"Ayah sayang kamu dan bunda! Jaga kesehatan didalam sana. Ayah dan bunda selalu menunggu kehadiranmu ditengah-tengah kami!" Ucap Arga pelan.

Naura tersenyum lalu mengusap rambut Arga, "Dede juga nggak sabar ketemu ayah dan bunda" ucap Naura menirukan suara anak kecil.

"Nanti cita-cita Dede jadi apa? Jadi pengusaha aja, biar sama seperti ayah" kata Arga bermonolog sendiri.

"Kalau dia nggak mau jadi penerus kamu gimana? Kamu bakal paska dia?" Tanya Naura menatap Arga.

Arga mendongak dan menggeleng, "Gak, aku kan cuman mengusulkan. Kalau dia nggak mau ya udah terserah dia" jawab Arga tidak mempermasalahkan.

"Melahirkan pasti sakit kan mas?"

"Iya, tapi setelah rasa sakit itu bakal digantikan dengan kebahagian yang tidak semua wanita bisa merasakannya!" Balas Arga sambil mencium perut Naura.

"Maksudnya gimana?"

"Coba kamu lihat, wanita yang diluaran sana. Banyak yang pengen banget punya anak tapi belum dikasih sama Allah, ada juga yang udah nikah bertahun-tahun tapi belum dikasih juga. Dan yang lebih parahnya lagi ada yang sampai nggak bisa punya anak, atau bahasa kasarnya mandul" ucap Arga menatap wajah Naura.

"Makanya kita harus pintar bersyukur, banyak yang diluaran sana mau seperti kita tapi nggak kesampaian." Ucap Arga lagi.

"Manusia kan gitu, lupa dengan cara bersyukur"

"Kamu mau tau nggak cara agar kita bersyukur? Cara nya itu padahal mudah, kita cuman lihat orang yang ada dibawah kita bukan yang diatas kita terus" ujar Arga mendudukkan dirinya di samping Naura lagi.

"Sayang banget sama kamu" kata Naura mengalungkan tangannya dileher Arga.

Arga tersenyum, "Berat nggak sih bawa anak kemana-mana?" Tanya Arga pada Naura.

"Iya, kamu lihat deh kaki aku mudah bengkak, nggak bisa jalan terlalu jauh!" Jawab Naura.

"Mau aku pijatin nggak?"

"Gapapa, kaki bengkak wajar kok saat kandungan udah besar" sahut Naura.

"Terimakasih, untuk semua nya sayang" ucap Arga mencium kening Naura.

"Terimakasih juga buat kamu" balas Naura tersenyum.

Dosenku suami ku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang