43. rencana liburan

12.6K 633 44
                                    

43. Rencana liburan

Arga memeluk posesif pinggang Naura dari belakang. Sepanjang jalan senyuman manis dari bibir Naura tak pernah luntur. Siang ini ia sangat bahagia karena ia dan Arga akan pergi berlibur ke Raja Ampat.

Naura berharap dengan berliburnya ke Raja Ampat itu pertanda baik untuk nya dan Arga untuk memperbaiki semuanya, memulai dari awal bersama Arga.

"Bahagia banget, sampai sepanjang jalan senyum terus." Ujar Arga sembari menarik kursi yang ada direstouran tersebut.

"Makasih," kata Naura tersenyum.

"Mau pesan apa sayang?" Tanya Arga sambil membolak-balik buku menu.

"Terserah"

"Chicken steak?" Tanya Arga membuat Naura menggeleng.

"Aku lagi enggak mau makan steak," jawab Naura.

"Terus apa?"

"Ya terserah,"

"Nanti kalau aku bilang yang ini kamu enggak mau, tapi waktu aku nanya mau apa? Kamu malah jawab terserah." Sindir Arga membuat Naura cemberut.

"Nasi goreng seafood sama udang goreng tepung," ujar Naura menyebutkan makanan kesukaannya.

Setelah Naura menyebutkan makanan yang ia mau langsung saja Arga memanggil waiters lalu memesan makanannya dan Naura.

****

"Mas kapan kita liburannya?" Tanya Naura setelah selesai makan.

"Mungkin tiga hari lagi, soal nya sebelum kita liburan aku harus menyelesaikan semua kerjaan aku dulu. Biar gak ada yang ganggu waktu liburan kita," balas Arga masih sibuk dengan makanan yang ada di depannya.

"Kalau kerjaan kamu masih numpuk, lebih baik kita liburannya di undur dulu sampai kerjaan kamu selesai semua." Ujar Naura dengan senyum manisnya, Naura pikir ia harus memahami kondisi Arga yang sibuk. Ia tidak boleh egois, liburan bisa ditunda sedangkan kerjaan tidak ditunda-tunda.

Egois namanya kalau Naura mementingkan hendak nya sendiri untuk pergi liburan sedangkan kerjaan Arga masih banyak dikantor.

"Loh? Aku bisa kok selesaikan semua kerjaan aku dalam waktu tiga hari, tiga hari itu cukup kok" bantah Arga Karena ia tidak mau menunda liburannya bersama sang istri.

"Aku nggak mau ya, kalau kamu maksain buat menyelesaikan semua kerjaan kamu dalam tiga hari dan waktu kita sudah sampai Diraja Ampat kamu malah kecapekan lalu sakit," tuding Naura membuat Arga terkekeh lalu tersenyum geli.

"Emangnya kenapa kalau aku kecapekan? Kamu udah enggak sabar ya buat bikin baby?" Goda Arga sambil mencubit hidung Naura.

"Apaan sih?" Kata Naura salting dengan ucapan Arga tadi.

"Jangan malu sayang, kayak anak gadis mau diperawani aja." Ujar Arga dengan kurang ajar nya mengucapkan kalimat vulgar itu di dalam restauran yang cukup ramai karena sekarang jam makan siang.

"Mas!! Nggak sopan banget ngomong gitu ditempat seramai ini," tegur Naura pada Arga.

"Iya, iya maaf gak lagi deh ngomong gitu,"

"Kalau kita liburan, kamu mau nya berapa hari?" Tanya Arga sengaja mengalihkan pembicaraan agar terhindar dari omelan Naura.

"Hmm, aku sih terserah kamu. kalau kamu cuman bisa dua hari yaudah kita dua hari aja liburannya"

Arga mengangguk, "Kalau aku mau sampai satu tahun gimana?" Tanya Arga dengan santai.

"Kamu mau liburan apa mau pindahan sih mas?" Naura bertanya kembali pada Arga.

"Kalau bisa sih ya kantor aku pindah ke Raja Ampat aja," ujar Arga dengan raut wajah tenang.

"Kamu aja sana sampai satu tahun disana, aku sampai satu Minggu aja disana setelah itu aku pulang."

"Oke deal kita satu Minggu disana, kamu mah kalau enggak dipancing jawabannya pasti terserah terus." Ujar Arga dengan senyum penuh kemenangan.

"Kamu mancing aku dari tadi mas?!" Tanya Naura.

"Iya, kalau enggak gitu pasti kamu jawabannya terserah terus. Kalau kamu bilang terserah terus aku jadi bingung." Kata Arga.

"Mas kita ke kantor sekarang ya, jam makan siang tinggal sepuluh menit lagi habis." Ujar Naura sambil melihat kearah jam tangan yang ia pakai.

Arga menggangguk lalu berdiri dari kursinya, "kamu tunggu disini dulu, aku mau bayar dulu." Titah Arga lalu berjalan kearah kasir.

Saat Naura sedang menunggu kembalinya Arga, ada seseorang yang menyapanya. Naura mencari sumber suara tersebut dan ia mendapati wanita yang tadi pagi menyapanya di dapur saat ia hendak membuatkan teh untuk Arga.

"Bu Naura sama siapa disini?"

"Saya sama mas Arga, ohiya tadi pagi kan kita belum sempat kenalan" ucap Naura membuat wanita yang di depan nya terkekeh.

"Saya Yura Bu," ujar Yura dengan senyum manis nya.

"Kamu kerja dibagian apa?" Tanya Naura pada Yura agar keadaan tidak terlalu canggung.

"Duduk dulu" ucap Naura mempersilahkan Yura duduk di depan nya.

Yura menggangguk kemudian duduk di depan Naura, "Saya ditugaskan bagian keuangan Bu," ujar Yura dengan ramah.

Naura hanya ber'oh.

"Ibu sama siapa?"

"Jangan terlalu formal Yura, panggil saja Naura sepertinya kamu seumuran denganku"

"Baik Bu, eh salah Naura maksudnya" ujar Yura membuat keduanya tertawa.

"Sayang," panggil Arga dari belakang. Naura menoleh kebelakang lalu tersenyum.

"Mas ini loh orang aku ceritain sama kamu tadi" ucap Naura sambil memperlihatkan Yura yang berada di depan nya.

Yura berdiri lalu menunduk, "Siang Pak Arga," sapa Yura pada Arga.

"Siang," sahut Arga dengan wajah datarnya.

"Yura aku sama mas Arga duluan ya," pamit Naura lalu diangguki oleh Yura.

Arga menggenggam tangan kanan Naura lalu membawa Naura keluar dari restauran tersebut, kembali ke kantor.

*****

Hai!! Apa kabar?

Maaf ya baru bisa update sekarang, setelah beberapa hari ulang akhirnya aku terbebas dari soal-soal yang sangat🔥🔥

Oke gays jangan lupa buat vote dan komen ya!

Sebelum aku akhiri, aku cuman kasih tau kalian kalau hari ini tepat jam 00:00 nanti memasuki tanggal 8 Desember aku ultah yang ke-14 tahun gays.

Desember? Satu kata, delapan huruf. Singkat tapi mengesankan.

Sampai sini dulu ya, maaf kalau ada typo. Koreksi ya kalau ada typo.

SEE U💜

Dosenku suami ku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang