51. bertukar peran

9.7K 572 9
                                    

51. Bertukar peran

Naura mengamati gerak-gerik Arga yang sedang mencuci piring di wastafel, semenjak Naura sedang hamil tua, Arga lah yang menggantikan peran nya sebagai istri. Mulai dari membersihkan rumah, memasak, mencuci baju dan mencuci piring setelah selesai makan, Arga lakukan sendiri tanpa ada campur tangan Naura sedikitpun.

"Selesai!" Kata Arga seraya me-lap tangannya yang basah.

"Gimana, capek?" Tanya Naura menatap Arga yang hendak duduk didepan nya.

"Nggak, malah seru mainin sabun!" Ujar Arga tersenyum lebar pada Naura.

"Ngapain main sabun? Kayak anak kecil aja!" Ucap Naura membuat Arga memutar bola mata malas.

"Ya, gapapa. Seru aja gitu main busa sabun nya!" Balas Arga.

Naura mengacuhkan ucapan Arga, ia lebih memilih menonton kartun dilayar handphone milik Arga.

"Sebentar lagi Dede mau keluar, berarti hadiah kamu sebentar lagi!" Ucap Arga membuat Naura menoleh.

"Hadiah?"

"Iya, kan waktu itu aku pernah bilang. Waktu peresmian perusahaan" ucap Arga.

"Oh hadiah kedua itu, kan?" Tanya Naura pada Arga.

"Iya, coba tebak apa hadiahnya?"

"Mobil?" Arga menggeleng.

"Liburan?" Arga menggeleng.

"Perusahaan baru lagi, mungkin?" Arga tersenyum lalu menggeleng.

"Kalau bukan ketiganya, apa dong?"

"Tunggu aja nanti, nggak lama kok. Tinggal 2 bulan lagi aja kamu bakal tau hadiahnya apa!" Ujar Arga dengan senyumnya.

"Semoga kamu suka ya sama hadiahnya," ujar Arga lagi.

"Pasti," kata Naura.

"Kalau nanti anak kita cowok, aku harap dia nggak akan pernah nyakitin perasaan cewek apalagi sampai menghancurkan perasaannya. Dan kalau cewek, aku harap dia bisa menjaga harga dirinya dari pergaulan bebas zaman sekarang!" Ucap Arga seraya mengelus perut Naura yang sudah besar.

"Kalau aku tau, anak kita nyakitin perasaan cewek apalagi sampai menghancurkan perasaannya. Aku pasti bakal kecewa banget sama dia!" Timpal Naura menatap perut nya yang besar.

"Semoga aja nanti anak kita bisa menghargai perasaan cewek" tambah Naura.

"Kekamar yuk, tidur!" Ajak Arga yang disetujui oleh Naura.

Semenjak kandungan Naura memasuki bulan ke-5, kamarnya dan Arga pindah kebawah. Ini semua kehendak Arga agar Naura tidak capek naik-turun tangga setiap hari. lama kelamaan kandungan Naura pasti akan bertambah besar, bahaya kalau Naura sering naik-turun tangga saat sedang hamil tua. Pikir Arga, maka dari itu ia memutuskan agar pindah kekamar yang ada dibawah.

Naura beranjak dari tempatnya, "Udah nggak sabar nunggu, Dede lahir!" Ucap Naura seraya berjalan mengikuti Arga dari samping.

"Sama, semoga aja semuanya dilancarkan sampai hari persalinan!" Ujar Arga seraya membuka pintu kamar.

"Cewek duluan!" Ucap Arga mempersilahkan Naura masuk terlebih dahulu.

Naura berlalu didepan Arga, lalu berjalan mendekati kasur dan duduk diatas sana. Naura menatap box bayi yang ada disamping kasur, dengan senyum yang lebar Naura beranjak dari duduknya lalu melangkah mendekati box bayi berwarna putih tersebut.

"Cepat keluar sayang, biar bisa main sama, Mama." Ucap Naura menatap box bayi didepannya.

Naura tersentak saat Arga memeluknya dari belakang, "Kok Mama? Nggak mau dipanggil Bunda Naura aja?" Tanya Arga sembari menikmati aroma vanilla yang ada dileher Naura.

"Kalau dipikir-pikir, Mama juga bagus kok!" Sahut Naura.

"Ya udah, Mama Naura aja. Nggak jadi Bunda Naura!" Naura terkekeh lalu berbalik badan menghadap Arga.

"Papa Arga, bukan Ayah Arga!" Ucap Naura.

Arga tersenyum lalu mengangkat tubuh Naura ala bridal style. Naura tersentak dan refleks mengalungkan tangannya pada leher Arga.

Arga perlan menurunkan tubuh Naura diatas kasur, "Tidur, udah malam!" Ujar Arga sambil menarik selimut sampai dada Naura.

"Good night," setelah mendengar balasan dari Arga, Naura memejamkan matanya dan tidak menunggu lama lagi ia memasuki alam bawah sadarnya.

Dosenku suami ku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang