39. Menyakitkan

15.6K 795 109
                                    

39. Menyakitkan

Arga membantu Naura membawa koper nya keluar rumah lalu memasukkan nya kedalam mobil. Selama diperjalanan menuju rumah mommy tak ada yang memulai pembicaraan sama sekali. Mereka hanya diam dan fokus pada pikiran mereka masing-masing.

Sesampainya didepan rumah mommy Arga melihat kearah Naura sebentar lalu keluar dari mobil disusul oleh Naura. Arga mengulurkan tangan nya didepan Naura, Naura yang paham maksud Arga pun langsung memegang tangan Arga lalu mereka melangkahkan kaki memasuki rumah mommy.

"Assalamualaikum" salam Arga sambil memasuki rumah kebetulan sekali pintu masuk terbuka. Saat mereka memasuki rumah, diruang tamu sedang ada Daddy dan mommy yang sedang meminum teh sambil membicarakan sesuatu, seperti nya sesuatu yang serius.

"Mom" panggil Naura, Mutiara menoleh lalu mendapati sosok Naura dan Arga yang sedang berdiri disamping nya.

"Naura? Bibir kamu kenapa sayang?" Tanya Mutiara dengan khawatir saat melihat sudut bibir anak nya yang membiru. Naura melirik Arga sebentar lalu menggelengkan kepalanya.

"Cuman memar biasa" jawab Naura pada mommy nya.

"Naura? Kenapa kamu bawa koper?" Tanya Daddy saat menyadari kalau ditangan Arga ada koper Naura.

"Naura ingin nginap disini, boleh kan?" Tanya Naura pada mommy dan Daddy nya.

"Boleh kok, ini kan rumah kamu juga." Jawab Mutiara seraya tersenyum.

"Mom, antar Naura kekamar nya." Perintah Dylan pada istri nya. Mutiara mengangguk kecil lalu membawa Naura kekamar nya. Namun belum jauh mereka melangkah, langkah Naura dan Mutiara terhenti saat mendengar suara Arga.

"Tunggu, aku ingin ngomong sesuatu pada Naura" ujar Arga seraya mendekati Naura. Naura menghadap belakang lalu menatap wajah Arga.

"Ngomong apa?" Tanya Naura.

"Sebelum kamu meninggalkan aku, aku ingin ada pelukan perpisahan diantara kita. Apa kamu mau?" Ucap Arga menatap mata Naura dalam-dalam. Naura mengangguk lalu memeluk tubuh Arga dengan erat, Arga membalas pelukan Naura tak kalah erat. Arga mencium lama kepala Naura, menghirup dalam-dalam wangi rambut Naura.

Arga melepaskan pelukan nya pada Naura lalu menatap wajah Naura. Arga tersenyum tipis lalu berucap, "setelah ini aku tidak bakal muncul lagi dalam kehidupanmu, aku harap kamu bahagia. Jaga kesehatanmu, Aku sangat mencintaimu Naura Adhitama." Ucap Arga sambil mengelus rambut Naura.

"Terimakasih karena kamu telah mengisi hari ku. Aku bahagia bersamamu." Ujar Arga seraya mengusap sudut mata nya yang berair.

"Jangan menangis, aku tidak suka lelaki cengeng" ujar Naura sambil memeluk Arga kembali. Air mata nya Naura mulai turun dengan deras membasahi pipinya, membuat kemeja Arga basah karena air mata nya.

Arga tertama pelan lalu melepaskan pelukan Naura pada diri nya, "sekarang masuklah kedalam kamarmu, istirahat lah." Perintah Arga.

Mutiara dan Dylan yang menyaksikan pelukan perpisahan Naura dan Arga. Mereka ikut sedih karena melihat anak dan menantunya yang harus berpisah.

Mutiara berjalan mendekati Naura, Mutiara memegang pundak Naura. Naura menghadap Mutiara, Mutiara menganggukkan kepalanya lalu dibalas gelengan oleh Naura.

"Nggak, Naura pengen disini sebentar sama mas Arga" lirih Naura.

"Naura masuk kamar kamu sekarang!" tegas Dylan tanpa bantahan, Naura menatap Dylan. Air mata nya turun kembali.

"Naura" panggil Mutiara lalu diangguki kepala oleh Naura. Naura menaikki tangga meninggalkan ruang tamu.

Arga menatap kepergian Naura. Rasa nya sangat menyakitkan saat kita harus berpisah sama orang yang kita sayang terutama orang itu yang memberikan warna baru pada kehidupan kita.

Arga tersentak saat ada yang menepuk pundaknya. Arga menoleh lalu tersenyum tipis pada Dylan yang berada disamping nya.

"Pulanglah, istirahatkan juga badanmu." Ujar Dylan pada Arga.

"Aku pulang, aku titip Naura." Ucap Arga seraya menyalimi tangan Dylan.

Arga melangkahkan kakinya keluar dari rumah lalu memasuki mobilnya.

****

"Akhhhh" Arga memecahkan benda yang ada didalam kamar. Terduduk dilantai dengan keadaan yang kacau, Arga mengambil bingkai foto diatas nakas lalu memeluknya dengan erat.

Hanya itu saja yang tersisa, hanya foto Naura yang ada didalam kamar nya. Arga memeluk bingkai foto itu sambil menangis, ya menangis. Laki-laki sosok yang kuat namun saat ia menangis berarti ia sedang merasakan sakit yang luar biasa. Menangis bukan pertanda lemah tapi itu menandakan kalau semua orang juga memiliki perasaan.

Arga mengusap bingkai foto tersebut, lalu berucap " siapapun nanti yang gantiin posisi aku, aku harap dia bisa jaga kamu baik-baik, karena aku gagal jadi yang terbaik dihidupmu." Ucap Arga seraya memeluk bingkai foto Naura kembali.

Pintu kamar Arga terbuka membuat cahaya lampu masuk kedalam kamar nya, kamar yang awal nya gelap karena lampu yang dimatikan. Kini ada seseorang yang menyalakan lampu kamar membuat kamar menjadi terang.

"Arga" panggil orang itu, Arga menoleh lalu mendapati bunda dibelakangnya.

Arga buru-buru menghapus air matanya karena ia tidak mau bunda tau kalau ia habis menangis. Riska memegang tangan Arga yang sibuk menghapus sisa air mata nya.

Riska duduk disamping Arga, " jangan dihapus, kalau kamu mau menangis menangis lah jangan pendam semua nya sendiri. Kamu nggak sendiri disini masih ada bunda, ayah, dan Hana." Ucap Riska.

"Tapi tak ada Naura" lirih Arga sambil menatap bingkai foto Naura yang ada ditangan nya.

"Bunda yakin kalau Naura memang jodoh kamu, dia bakal kembali lagi sama kamu bagaimana pun cara nya."ujar Riska sambil merapikan rambut Arga yang berantakan.

"Ini semua karena manusia iblis itu, karena ia memaksa Arga agar berbuat kasar pada Naura. Ini semua karena nya, karena nya Arga harus kehilangan orang yang Arga sayang. Yang pertama pergi nya anak Arga dan sekarang Arga harus kehilangan Naura."

"Kamu nggak boleh seperti ini, bunda yakin kamu kuat. Bersabarlah, karena sesuatu yang indah itu membutuhkan waktu." Kata Riska pada putra nya.

"Ya, bunda benar. Dibalik awan yang gelap pasti ada pelangi yang indah setelahnya." Ucap Arga sambil tersenyum. Arga memeluk bunda nya lalu berterimakasih.

"Jadikan semua masalah yang kamu hadapi sebagai pembelajaran untuk kedepannya" ucap Riska dalam dekapan Arga.

"Selalu ada untuk ku?"

"Ya, aku sebagai bunda mu akan selalu ada untuk putra ku." Jawab Riska dengan senyum manis nya.

****
E

its jangan kabur dulu, masih ada part selanjutnya jadi baca terus sampai selesai.

Update lagi dong, tadi pagi dan ini malam.
Makin kesini kok makin rajin update ya? Makasih buat kalian yang udah baca cerita aku sampai sini, aku nggak nyangka kalau cerita aku bisa dibaca sampai 184k pembaca. Ya walau banyak typo dan kekurangan kata nya.

Dulu tuh ya aku nulis cerita ini baru sampai part 17 kalo nggak salah banyak banget bilang gini 'banyak banget typo nya' sumpah ya nyesak banget. Tapi sekarang mah udah biasa aja karena aku nggak ambil pusing kalau itu masih dalam kata wajar. Benar kata kak putri kalau jadi penulis itu harus punya hati yang kuat, kuat baca keritikan yang kita dapat.

Kalian sumber penyemangat aku buat terus lanjutin cerita aku. Makasih, sayang banget sama kalian.

Lanjut? Pasti

Vote+komen dan follow

See you......

Dosenku suami ku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang