EXTRA PART I

15.2K 801 95
                                    

EXTRA PART I

Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun berlari ditaman samping rumahnya, dengan bahagia anak kecil itu tertawa lepas saat sang ayah mengejarnya. Seking bahagianya anak laki-laki tersebut terus berlari sampai kaki mungilnya tersandung kaki kursi yang ada disamping taman tersebut. Anak laki-laki tersebut menangis sambil memegang ibu jari kakinya yang sakit.

Dengan cepat sang ibu menghampiri anak laki-laki itu lalu mendudukkan nya dikursi, tangan Naura mengantikan tangan mungil Erlan yang tadi ia gunakan untuk memegang ibu jarinya. Naura beberapa kali meniup ibu jari kaki Erlan. Sampai Arga datang membawakan sebuah baskom yang berisikan air dingin dan juga handuk kecil.

Naura meletakkan kaki mungil Erlan diatas lututnya, dan mulai mengompres ibu jari kaki Erlan dengan telaten.

Arga duduk disamping Erlan, "Jangan nangis lagi, anak laki nggak boleh nangis. Anak laki harus kuat!" Ucap Arga mengelus rambut Erlan.

"Tatit pah, kaki Elan." Adu Erlan dengan bahasa yang belum sepenuhnya Sampai.

"Lain kali hati-hati," tutur Naura menatap sang putra.

"Masih sakit?" Tanya Naura, dan Erlan menggeleng.

"Gak, makasih mah." Ucap Erlan mencium pipi Naura, Naura tersenyum lalu membalas ciuman Erlan dengan mencium kening Erlan lama.

"Sama-sama," balas Naura tersenyum.

"Ayo kita masuk, udah mau Magrib!" Kata Arga membuka suara, setelah melihat interaksi antara ibu dan anak.

Arga mengendong Erlan mengunakan satu tangannya dan tangan satunya digunakan untuk memeluk pinggang Naura dari belakang, dan ketiganya memasuki rumah.

****

Arga meletakkan Erlan disamping sajadahnya, lalu membenarkan letak peci Erlan yang kebesaran. Erlan terlihat tampan dengan baju Koko dan sarung yang ia gunakan.

"Diam disini ya, jangan ganggu mama dan papa sholat!" Pesan Arga membuat Erlan mengangguk patuh.

"Jangan nakal!" Ucap Arga sekali lagi, sebelum memulai sholatnya.

Anak kecil ya anak kecil, bukan anak kecil namanya kalau bisa diam dalam waktu yang lama. Semua anak kecil akan melakukan apa saja disaat ia merasakan bosan. Begitu juga dengan Erlan ia berdiri dan berjalan kearah Arga yang sedang sujud dan tanpa Arga ketahui, Erlan berdiri dibelakangnya dan saat Arga hendak Bangun dari sujud nya pantatnya mengenai muka Erlan dan membuat anak kecil itu terjatuh dengan posisi telentang.

Anak laki-laki itu tidak menangis, ia bangun dari posisi telentang nya lalu kembali berjalan ketempat semula Arga meletakkannya.

Setelah mengucapkan salam, Arga menghadap belakang lalu mengulurkan tangannya didepan Naura. Naura yang paham pun langsung menyalami tangan sang suami.

Kini tatapan tajam Arga teralihkan pada anak laki-laki yang berada disampingnya, "Tadi ngapain?" Tanya Arga pada anak laki-laki yang juga menatapnya.

"Elan bosan," jawab Erlan dengan polosnya.

"Terus, ngapain berdiri dibelakang papa?" Tanya Arga lagi.

"Papa kok dolong Elan pakai pantat?" Bukannya menjawab anak laki-laki tersebut malah kembali bertanya pada sang ayah.

Tawa Naura pecah saat mendengar pertanyaan Erlan, kenapa anak nya sangat menggemaskan sekali?

"Ya, kan kamu yang berdiri dibelakang papa." Sahut Arga.

"Lain kali, kalau papa bilang diam ya diam. Kan jatuh jadinya, pasti sakit kepalanya." Ujar Naura mengangkat Erlan lalu meletakkan Erlan dipangkuan nya.

"Tapi kok, nggak nangis?" Heran Arga.

"Kan kata papa, anak laki da oleh nangis" jawab Erlan dengan menatap Arga.

"Haduh, pinter banget sih" kata Naura mencium kepala Erlan yang dilapasi peci kebesaran.

"Ini peci siapa sih? Besar banget!" Ucap Naura lagi.

"Nya Elan, dibeliin papa." Sahut Erlan.

"Kok beli peci-nya kebesaran?" Tanya Naura pada Arga.

"Padahal itu udah ukuran yang paling kecil," ujar Arga.

"Belalti kepala Elan yang kekecilan," sahut Erlan membuat Arga dan Naura tertawa lepas.

****

GIMANA DENGAN EXTRA PART NYA? SUKA NGGAK?

KALIAN MAU EXTRA PART NYA SAMPAI SINI APA MASIH MAU SATU LAGI? KOMEN YA.

JANGAN LUPA VOTE DAN FOLLOW

SEE U💜

Dosenku suami ku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang