33. Berdamai

12.6K 700 23
                                    

33. Berdamai

Setelah cukup lama Arga terdiam diluar, setelah dipikir-pikir tidak seharusnya ia berkata seperti itu pada Naura apalagi ada Hana disana. Arga merasa bersalah pada Hana, benar kata Naura kalau ia sama saja seperti Lidia. Tidak memiliki hati nurani, ia berkata seperti itu tanpa memikirkan perasaan Hana. Tidak seharusnya ia memarahi Naura dan menyalakan Hana tadi.

Itu disebabkan karena perasaannya yang bercampur aduk antara rasa sakit karena habis kehilangan anaknya dan kesal karena Naura yang terlalu baik. Bukan nya ia tidak suka, ia hanya tidak mau Naura dimanfaatkan karena kebaikan nya.

Arga menundukkan wajah nya, ia bingung harus masuk atau tidak. Arga tau kalau ia masuk kedalam pasti akan dicuekin oleh Naura, karena ia tau Naura sedang marah pada nya karena ucapan nya tadi. Dan kalau ia tidak masuk kedalam berarti ia lebih mementingkan ego nya. bukan nya dalam rumah tangga pertengkaran itu wajar tapi kalau tidak diselesaikan maka akan bisa memperburuk keadaan.

Arga tidak boleh egois, ia tau kalau Naura juga sedih karena baru saja kehilangan anak mereka. Hanya saja ia tutupi dengan muka tegar nya, mungkin Naura tegar didepan namun siapa tau Naura hancur dibelakang. Naura memang sangat handal dalam menutupi rasa sakit nya. Itu ia lakukan karena Naura tidak mau orang lain tau masalah nya. Naura pikir ia sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan masalah nya sendiri.

Kadang Arga bingung jalan pikir istrinya yang selalu baik pada orang walau pun orang tersebut sudah jahat pada nya.

Setelah beberapa menit Arga menundukkan wajahnya. Ia pun bangkit dari tempat nya "uhhhh, gue harus masuk, gue nggak boleh egois. Naura pasti lebih sedih dibanding gue"final Arga lalu melangkah keruangan Naura. Namun langkah Arga tertunda saat mendengar seseorang memanggil nya dari belakang. Arga menoleh kebelakang, memastikan siapa yang baru saja memanggil nya ternyata yang memanggil nya ayah Dany. Dany berjalan mendekati Arga dikuti oleh yang lain dibelakang nya.

"Kita pulang dulu ya udah mau magrib, besok kita kesini lagi kok"ucap Dany mewakili yang lain nya.

"Tapi Hana masih sama Naura"

"Naura udah sadar?"tanya Mutiara pada Arga.

"Udah, Naura lagi sama Hana"jawab nya.

"Yaudah kita ajak Hana pulang juga mas"ucap Riska.

"Iya, sekalian kita pamit sama Naura"ujar Dany.

Semuanya berjalan memasuki ruangan Naura kecuali Arga dan Dylan. Dylan menatap Arga lalu berucap "lagi marahan ya? Jangan lama-lama, nggak baik marahan terlalu lama. Daddy pesan ya sama kamu, jangan tinggalin putri Daddy selalu disamping nya, support dia, jaga dia jangan biarkan dia terlalu larut dalam masalah ini"ucap Dylan.

"Pasti"

"Yaudah Daddy pulang dulu"pamit Dylan setelah melihat istri nya Keluar dari ruangan Naura.

Setelah semua nya keluar dari ruangan Naura. Arga memberanikan diri untuk masuk kedalam, bagaikan ditusuk oleh pisau tajam, hati Arga sakit saat melihat Naura yang menangis dengan tangan yang menutupi wajah nya. Seperti nya Naura belum menyadari keberadaan Arga karena itu ia terus menangis. Arga mendekat lalu mendudukkan dirinya diatas kasur dengan kaki berjuntai kebawah.

"Sayang"panggil nya sambil menarik pelan tangan Naura yang menutupi wajah nya.

"Hiks.... Keluar kamu mas hiks... Aku pengen sendiri dulu hiks..." Bukan nya keluar Arga malah memeluk erat tubuh Naura. Arga meminta maaf dalam pelukan nya.

"Maafin aku"ucap nya.

"Lepasin dulu"ucap Naura.

Arga melepas pelukan nya lalu menatap lekat wajah Naura.

"Kamu tau nggak salah kamu dimana?"tanya Naura pada Arga seperti ibu yang memarahi anak nya.

Arga menggangguk "maaf, jangan nangis lagi ya"ujar Arga menundukkan kepalanya.

Naura mengulum senyum nya saat melihat Arga menundukkan kepala didepan nya. Apa-apaan ini suami nya menundukkan kepala didepan nya,  seperti seorang anak takut dimarahi oleh ibu nya setelah melakukan kesalahan.

"Ngapain nunduk?"tanya Naura.

"Kamu pasti marah sama aku, marahin aja"ucap nya masih setia menundukkan kepala bahkan tangan nya mulai memainkan ujung baju nya. Persis sama seperti anak kecil yang takut dimarahin ibu nya.

"Aku boleh minta satu permintaan nggak sama kamu?"

"Boleh, asal jangan minta cerai aku nggak mau"ujar Arga, Naura tercengang mendengar ucapan Arga. Dapat dari mana Arga pemikiran itu, bahkan Naura saja tidak kepikiran untuk menceraikan Arga walau ia marah pada Arga.

"Kenapa emang nya kalau aku minta itu?"tanya Naura sengaja memancing Arga. Jujur dalam hati nya Naura sangat gemas melihat Arga seperti itu.

Arga mengangkat kepalanya lalu merengek "aku nggak mau" seperti anak kecil.

"Hahaha, aku bercanda sayang masa gitu aja udah merengek kaya anak kecil sih"ucap Naura mengejek Arga.

"Nggak lucu"ucap nya dingin dengan tangan yang dilipatkan didepan dada.

"Kok jadi kamu yang marah? Harus nya kan aku yang marah sama kamu" ketus Naura.

"Tau"

"Udah sana kamu minggir aku mau istirahat"ucap nya sambil mendorong pelan tubuh Arga agar menjauh dari atas kasur nya.

"Maaf"

"Hmm"

"Ikhlas nggak maafin nya?"tanya Arga.

"Hmm" dehem Naura sambil membenarkan posisi duduk nya menjadi rebahan, namun baru saja ia hendak merebahkan badan nya tiba-tiba saja Arga menahan nya.

"Ikhlas nggak?"tanya nya sekali lagi

"Sekali lagi nanya itu, aku beneran marah sama kamu"ujar Naura.

"Damai?"ucap nya sambil menunjukkan jari kelingking nya.

Naura tersenyum lalu mengaitkan jari kelingking nya pada jari kelingking Arga "Damai" ucap nya.

****

HAII!!!

GIMANA SUKA NGGAK NIH? SEMOGA SUKA YA.

MAAF YA KALAU KURANG PANJANG, OTAK NYA LAGI MEMPAT SAMPAI SITU AJA. OH IYA BAGI KALIAN YANG BACA CERITA KEDUA AKU YAITU DIVARA MAAF YA KALAU AKU BELUM BISA UPDATE KARENA AKU LAGI FOKUS SAMA DS.

BAGI YANG MAU AJA SIH YA, SS LALU TAG KE INSTAGRAM AKU @Risna_Ina DAN BANTU FOLLOW JUGA YA SEMUA.

YAUDAH SAMPAI SINI DULU JANGAN LUPA VOTE,  COMMEN, AND FOLLOW.

SEE YOU....

Dosenku suami ku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang