37. Cerai?

17.5K 735 139
                                    

37. Cerai?

Arga membuka pintu kamar mandi melihat Naura yang sedang terduduk dilantai. Arga mendekat lalu berjongkok didepan Naura. Seperti nya Naura belum menyadari kalau ada Arga didepan nya. Naura masih setia menenggelamkan wajahnya diantara dua lutut nya. Arga mengelus rambut Naura membuat Naura mendongakkan kepalanya lalu mendapati sosok Arga didepan nya.

Keadaan Naura saat ini cukup memperihatinkan. Dengan wajah yang pucat pasi, mata yang merah, bibir yang mulai putih. Naura menatap Arga dengan nya yang merah.

"Aku rasa mengunci mu selama 3 jam dikamar mandi sudah cukup, apa kamu mau lebih yang lebih lama lagi?" Tanya Arga dibalas gelengan lemah oleh Naura.

"Aku ingin keluar" lirih Naura.

Arga menempelkan telapak tangan didahi Naura "panas, apa kamu sakit sayang?" Tanya Arga pada Naura.

Naura menggelengkan kepalanya "tidak, badan ku sangat dingin" lirih Naura. Arga membantu Naura berdiri lalu memakaikan handuk kimono pada tubuh Naura. Agar rasa dingin ditubuh Naura berkurang.

"Lepaslah pakaian mu, aku akan menunggu mu diluar" kata Arga seraya meninggalkan Naura didalam kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Naura keluar dari kamar mandi dan melihat Arga yang sedang menatap nya. Arga menepuk beberapa kali tempat disampingnya, memberi kode pada Naura agar ia duduk disampingnya. Naura memberanikan diri mendekati kasur lalu duduk disamping Arga.

Arga menghadap Naura lalu memegang kedua pundak Naura. Lalu satu tangan nya mengusap sudut bibir Naura yang memerah.

"Apa ini sakit?" Tanya Arga pada Naura.

Bodoh? Ya, kata itu cocok untuk Arga. Tidak ada kata tidak sakit kalau habis dipukul. Semua pukulan pasti rasa nya sakit.

Naura menggelengkan kepala nya. Rasa sakit pada sudut bibir nya tidak sesakit hati nya. Hati nya sakit saat Arga memperlakukan nya secara kasar bahkan Arga main tangan pada nya. Ini bukan Arga yang Naura kenal, Arga yang Naura kenal itu memperlakukan nya secara lembut.

Naura menggigit bibir bawahnya, Naura bingung harus mengatakan nya atau tidak. Ia ingin bebas dari Arga tapi ia belum siap kalau harus berpisah dengan Arga.

"Kamu mau ngomong sesuatu sama aku?" Tanya Arga membuyarkan lamunan Naura.

"A-aku ingin kita C-cerai" dengan keberaniannya Naura mengatakan sesuatu yang dibenci Arga. Arga tersulut emosi saat mendengar ucapan Naura.

"Sialan, kata kan sekali lagi pada ku. Aku harap aku salah dengar" kata Arga namun dibalas gelengan oleh Naura pertanda Arga tidak salah dengar. Yang Arga dengar benar kalau Naura minta cerai pada nya.

Arga bangkit dari duduknya, berdiri didepan Naura. Arga mengeluarkan smirk nya lalu menangkup kedua pipi Naura dengan satu tangan nya.

"Ck, ternyata semua perempuan sama ya. Tidak ada yang setia semua hanya menginginkan uang saja. Perempuan seperti mu cocok nya diapain lagi ya?" Ucap Arga seperti sedang memikirkan sesuatu. Perasaan Naura jadi tidak enak, ia takut kalau Arga melakukan kekerasan lagi pada nya.

Arga tersenyum miring lalu mendekatkan wajahnya pada telinga Naura lalu berucap, "sebelum kita berpisah, aku ingin kamu memuaskan ku terlebih dahulu seperti perempuan diluar sana." Bisik Arga pada telinga Naura.

Plak

Naura menampar Arga dengan sisa tenaga nya. Hati nya sakit saat Arga menyamakan diri nya dengan jal*Ng.

"Berani sekali kau menampar ku" kata Arga seraya menindih tubuh Naura. Arga mencium bibir Naura dengan kasar membuat bibir Naura menjadi bengkak.

"Mmphh" Naura memukul beberapa kali dada Arga.

Arga melepas ciumannya lalu membantu Naura bangun, "aku baru ingat pesan Fera pada ku, untuk tidak melakukan hubungan seksual sebelum 2-6 minggu pasca keguguran untuk mencegah terjadinya infeksi."ujar Arga. Naura bersyukur karena ia selamat kali ini dari Arga.

Arga kembali berbisik pada Naura "jangan senang dulu kamu, aku nggak bakal ceraikan kamu." Kata Arga.

"Naura, Naura sebenarnya aku sayang dan cinta sama kamu tapi kelakuan kamu yang buat aku gini" ujar Arga sambil mengelus rambut Naura.

"Aku lapar, apa kamu mau masakin aku? Ups kamu kan nggak bisa masak" ucap Arga sambil menekan kan kata terakhir nya.

Hati Naura kembali sakit saat Arga mengatakan itu. Apa ia tidak diberi kesempatan untuk belajar memasak? Agar Arga tidak mengatakan itu lagi.

"Hiks.... Apa aku tidak diberi kesempatan untuk belajar memasak?" Tanya Naura dengan tangis nya.

"Aku akan memberikan kesempatan untuk belajar memasak tapi nanti tidak untuk sekarang. Lidah ku belum siap untuk merasakan masakan mu, hahaha." ejek Arga dengan tawa nya.

Setelah itu Arga meninggalkan Naura didalam kamar, Arga mengunci nya lagi. Arga meninggalkan nya lagi. Naura membanting semua barang yang ada didekat nya, Naura terduduk dilantai samping kasur. Menangis sejadi-jadinya disana.

"Akh.... Gue benci. Gue benci sama situasi sekarang akh..." Teriak Naura sambil memukul samping kasur.

"Kemana mas Arga yang gue kenal? Gue kangen mas Arga yang dulu. Yang bersikap manis sama gue. Gue kangen itu, gue hanya ingin kembalikan mas Arga yang dulu." Lirih Naura.

"Kenapa cobaan dalam rumah tangga ku begitu berat ya Allah. Yang pertama muncul nya masa lalu mas Arga, pergi nya seseorang yang sejak dulu aku impikan dan sekarang suami ku berubah. Kenapa begitu berat ujian dalam rumah tangga ku?" Ungkap Naura.

***

Hai!!

Giaman benurut kalian? Arga kelewatan nggak sih sama Naura?

Pengen nya bikin Arga nyesal tapi belum saat nya, tunggu waktu yang tepat buat Arga nyesal karena udah sia-siain Naura. Ingat penyesalan selalu datang diakhir. Lihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Gays ada yang nyaranin aku buat Naura meninggal, gimana nurut kalian setuju nggak?

Hujat Arga reme-reme, dan support Naura gays.

Kalau banyak yang komen aku bakal update secepat nya dan bakal aku panjangin lagi cerita nya, aku harap dipart ini lebih banyak komenan nya dari part sebelumnya.

Lanjut nggak nih?

Jangan lupa vote+komen dan follow.

See you...

Dosenku suami ku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang