EXTRA PART IV

11.1K 412 1
                                    

EXTRA PART IV

Arga duduk di sofa panjang yang ada diruang tamu, ia melihat Erlan yang sedang mengeluarkan buku tulis nya dari dalam tas bergambar Superman lalu meletakkan nya diatas meja yang ada di depan nya.

"Sudah?" Tanya Arga, Erlan melirik sebentar lalu kembali membuka tas nya, anak laki-laki itu mengeledah isi tas nya namun tidak mendapatkan apa yang ia cari sejak tadi.

"Cari apa?" Kini Naura yang bertanya pada Erlan.

"Pensil Erlan kok nggak ada," ucap Erlan seraya mengeluarkan semua isi tas nya.

"Coba cari yang benar." Kata Arga.

"Nggak ada, pah." Ujar Erlan seraya menumpahkan isi tas nya ke lantai.

Naura mendekat pada Erlan lalu membantu anak laki-laki itu mencari pensil nya. Naura membuka resleting tas Erlan paling depan dan mengambil benda yang ia lihat, Naura mengangkat benda itu di depan Erlan yang langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ini apa? Pensil bukan ya?" Tanya Naura memutar-mutar benda itu di depan Erlan.

"Tadi nggak ada, tapi kok langsung ada?" Heran Erlan seraya mengambil pensil nya dari tangan Naura.

"Kamu aja yang cari nya nggak benar," tuding Arga pada Erlan.

"Beneran, pah. Tadi itu nggak ada. Tapi kok pas mama yang cari langsung ada." Ucap Erlan membela diri dari tudingan Arga.

"Udah-udah, kan pensil nya udah ketemu sekarang kita mulai belajar nya." Lerai Naura.

Naura duduk di samping Erlan mereka duduk di lantai, sedangkan Arga duduk di atas sofa yang ada di depan Naura dan Erlan. Jarak mereka hanya dibatasi oleh meja kaca yang ada ditengah-tengah mereka.

"Mama baca soal nya, Erlan yang tulis dibuku tulis terus dihitung ya." Ucap Naura dan Erlan mengangguk.

"Seorang petani memiliki 10 ekor sapi dikandang, mati 3 jadi nya sisa berapa?" Tanya Naura pada Erlan yang sedang menatapnya.

"Mama membacanya kecepatan, Erlan belum sempat nulis apa-apa dibuku." Balas Erlan memperlihatkan buku tulis yang belum sempat dicoret sama sekali.

Arga terkekeh lalu menggelengkan kepalanya, Arga turun dari sofa dan duduk dilantai sama seperti Naura dan Erlan.

"Mama bacakan sekali lagi, kamu tulis ya." Ujar Naura lembut pada Erlan.

"Pelan-pelan aja baca nya," kata Arga pada Naura.

Naura mengangguk lalu membacakan lagi soal tadi, dengan sabar Naura membacakan soal tersebut agar Erlan bisa menulis semua kata nya tanpa ada yang tertinggal.

"Dihitung kan, mah?" Tanya Erlan pada Naura.

"Iya, hitung yang benar." Jawab Naura.

Arga menatap Erlan yang sedang menghitung menggunakan jari tangan nya, lama Erlan menghitung tapi tidak juga mengucapkan berapa hasil nya.

"Lama banget," kata Arga membuat Erlan langsung menatap nya.

"Erlan lupa soalnya," ucap Erlan dengan polosnya.

Naura menepuk jidatnya, "Astaghfirullah, jadi dari tadi kamu lupa soal nya?"

"Iya," jawab Erlan.

"10 kurang 3 berapa?" Tanya Arga pada Erlan.

"7 bukan?" Erlan bertanya balik pada Arga.

"Dari tadi kek, susah banget jawab nya." Gerutu Naura membuat Erlan cengengesan.

"Maaf, mah. Erlan lupa" ujar Erlan.

Arga menggelengkan kepalanya lalu melihat kembali Erlan yang mulai menulis di buku tulis nya, mendengarkan apa yang Naura ucapkan lalu ditulis secara perlahan ke buku tulis.

Lama Erlan mengerjakan soal nya sampai tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Naura melirik kesamping dan mendapati Erlan yang tertidur diatas tumpukan tangannya. Wajah leleh Erlan membuat Naura kesihan pada sang putra.

Naura menutup buku tulis Erlan lalu memasukkan ke dalam tas, sedangkan Arga pria itu berniat mengangkat tubuh Erlan dan membawanya masuk ke dalam kamar.

Arga berjalan terlebih dahulu dengan Naura yang mengikuti nya dari belakang, saat sudah berada di dalam kamar Erlan, Arga meletakkan tubuh kecil Erlan keatas kasur dengan pelan agar anak itu tidak terusik.

"Kamu duluan aja ke kamar, aku mau nemenin Erlan dulu disini." Ucap Naura menghadap Arga.

Arga mengangguk kemudian berjalan keluar dari kamar Erlan, Naura naik keatas kasur secara perlahan lalu membaringkan tubuhnya disamping tubuh kecil Erlan.

Naura memeluk tubuh Erlan dari samping, menjadikan tangan nya jadi bantal untuk Erlan. Ditengah tidur nya Erlan bergerak lalu menenggelamkan wajahnya di depan dada Naura. Sedangkan Naura yang merasakan pergerakan tersebut hanya bisa tersenyum lalu mencium rambut sang anak.

****

Dosenku suami ku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang