41. Memulai dari awal

16.1K 674 40
                                    

41. Memulai dari awal

"Akan ada pelangi setelah hujan"— Naura Putra.

Naura menatap kesal Arga karena melihat isi kamar yang berantakan dan semua barang hancur. Arga meneguk Saliva nya dengan susah payah. Arga memutar otak, mencari alasan yang pas. agar tidak dimarahi Naura karena ulah nya.

"Mas?" Panggil Naura ketus membuat Arga berkeringat dingin.

"I-iya" balasnya pada Naura.

"Ini kenapa jadi gini sih?! Hancur semua, ini kamar apa gudang sih?!" Nada bicara Naura tiba-tiba saja berubah menjadi menggemaskan ditelinga Arga.

Arga mencubit gemes pipi Naura lalu mencium berkali-kali kening Naura.

"Ih mas, berhenti nggak!"

Arga menyudahi ciumannya lalu menatap wajah Naura, Arga menangkup kedua pipi Naura. "Kalau aku enggak mau gimana?!" Kata Arga terdengar menantang.

Naura menjauhkan tangan Arga dari pipinya, "Aku bakal, Hmm aku bakal" Arga melebarkan matanya, kaget. lalu tersenyum geli melihat kelakuan Naura.

Naura menuruni dengan cepat anak tangga yang ada di rumahnya, menghindari Arga. Astaga kenapa Naura bisa mempermalukan diri nya sendiri di depan Arga. Naura yakin setelah ini Arga akan menggodanya karena ulah nya tadi.

"Astaga kok gue bisa lakuin itu ya?" Tanya Naura pada dirinya sendiri.

"Tapi nggak papa kan suami gue sendiri" kata nya lagi.

"Lagian salah Mas Arga, dia itu seperti punya daya tarik tersendiri gitu buat gue. Heran gue punya laki kaya Mas Arga, tapi nggak papa sih walau nyebelin tetap sayang gue" ujar Naura.

"Coba ulangi lagi yang," pinta Arga dari atas, Naura tersentak saat mendengar suara Arga yang mengangetkan nya. Naura menghadap kebelakang dan melihat Arga yang sedang berdiri ditangga.

Keras banget ya tadi gue ngomong? Perasaan nggak deh.— Batin Naura bertanya.

"Nggak, kamu nggak keras kok tadi ngomongnya. Telinga aku aja yang tajam" ujar Arga seperti mengetahui apa yang dikatakan oleh Naura dalam hati.

"Udah sana kamu pergi, beresin kamar! Kalau nggak bersih aku nggak mau masuk kamar" kata Naura membuat Arga kembali memasuki kamar mereka.

******

Naura tersentak saat ia merasa ada tangan kekar yang melingkar di pinggang nya, Naura menoleh kebelakang dan mendapati Arga yang sedang memeluknya dari belakang. Arga tersenyum lalu menaruh dagu nya diatas pundak Naura.

"Masak apa?" Tanya Arga pada Naura.

"Mas jangan ganggu, nanti ayamnya gosong" ujar Naura.

"Aku cuman meluk loh, masa gosong?"

"Lah iya juga ya, apa hubungan nya?" Balas Naura

Arga menoyor kepala Naura, "Kok kamu jadi gini?" Tanya Arga.

"Kebanyakan makan micin pasti" kata Arga lagi.

"Masa? Perasaan nggak deh" ujar Naura.

"Perasaan kamu doang"

Saat ayam yang sedang Naura masak sudah Mateng, Arga mematikan kompor lalu menggendong Naura kearah meja makan Yang ada didapur.

"Sayang" bisik Arga pada Naura.

"Mas geli"

"Kamu mau apa dari aku? Aku mau tebus salah aku ke kamu" kata Arga membuat Naura sesak, Arga pikir dengan uang bisa membuat semuanya akan terlupa dengan mudah? Tidak, kalau lupa tetap luka walaupun luka itu sudah sembuh tapi bekasnya masih ada.

Naura mengalihkan pandangannya kesamping, "nggak semua bisa kamu bayar sama uang, kamu pikir  dengan kamu punya uang kamu bisa membuat semuanya terlupa gitu?" Naura masih mengalihkan pandangannya, tidak mau menatap Naura.

"Sayang bukan gitu maksudnya, aku mau ganti semuanya dengan cara bikin kamu bahagia. Tapi kayaknya aku salah" kata Arga menunduk.

"Iya kamu salah, aku nggak perlu uang kamu. Kalau kamu mau bikin aku bahagia bukan dengan cara pakai uang tapi pakai kamu. Dengan kamu tetap disini  aja udah bikin aku bahagia" ujar Naura mengangkat wajah Arga.

"Luka memang ada bekasnya, tapi dari bekasnya itu aku belajar agar lebih kuat lagi.  Kalau aku waktu itu benci sama kamu dan milih buat ninggalin kamu, itu salah satu langkah yang bakal bikin aku nyesal nanti. Aku bertahan sama kamu karena aku tau memulai hubungan dari awal itu sulit" lanjut wanita itu.

"Aku percaya bakal ada pelangi setelah hujan" Naura menatap wajah Arga lalu tersenyum.

Arga tersenyum, "Makasih kerena udah mau bertahan sama aku, aku merasa sangat bersalah sama kamu. Aku yang punya banyak kekurangan," kata Arga.

"Kalau aku cari yang sempurna itu nggak ada, aku cuman perlu menyempurnakan yang ada" kata Naura menyentuh hati Arga.

"Bosan itu sebentar, penyesalan itu selamanya. Jadi bertahanlah untukku" ujar Naura pada Arga.

"Harusnya aku yang ngomong gitu sama kamu, jangan pernah bosan ya sama aku. Kalau aku ada salah sama kamu bilang jangan diam, aku bukan cenayang yang bisa tau apa kamu rasakan" kata Arga dan Naura mengangguk.

"Kamu juga, kalau aku salah tegur ya"

"Memulai semuanya dari awal, bersama aku hanya ada aku dan kamu" ujar Arga.

"Iya"

Dosenku suami ku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang