05. Cause I'll..

1.4K 323 44
                                    

Give me some feedbacks, please. Kalo ada typo, langsung comment aja ya biar aku edit. Thanks!


Happy reading! 😻❤️

***

Dihari sabtu ini, Vaness mempunyai jadwal kelas pagi yang sangat-amat menyebalkan. Sudah hari sabtu, kelas pagi, cuma satu kelas lagi. Dan sekarang Vaness bosan, ia sudah menunggu Virgi selama satu jam lebih di gedung fakultas gadis itu, tepat nya kantin. Sedikit informasi, Virgi sedang disibukan oleh rapat dan segala kegiatan himpunan yang akan mengadakan acara fakultas nya. Jadi Virgi yang biasanya sering menginap jadi menetap sementara di kostan Vaness karna jarak rumah gadis itu menuju kampus cukup memakan waktu.

Untuk kalian yang bertanya dimana Vian dan Vanna, Vaness berpisah dengan mereka seusai kelas. Vian pergi untuk menyusul keluarga besar nya yang sedang ada di perjalanan menuju Kota Bandung. Sementara Vanna pergi bersama Bunda nya ke salon untuk bersiap acara ulang tahun sang Bunda yang merupakan Bunda Natan juga.

"Ayo, Ness, gue udah kelar." ujak Virgi santai saat baru saja sampai dimeja kantin yang ditempati Vaness. Gadis itu meminum habis jus alpukat milik Vaness yang tinggal setengah gelas.

Vaness mendengus, "Lamaa bangett sih!" rengek vaness sebal seraya menggandeng tangan Virgi yang digandeng terkikik.

"Andai gue bisa bawa motor.." lirih Vaness.

Virgi tertawa mengejek, "Gak usah berandai-andai, tssaayy! Kesian dengkul lo." ujar Virgi.

Saat masih duduk di bangku SMA kelas 11 dulu, Vian dan Virgi mengajari Vaness cara mengendarai sepeda motor bergantian. Mereka berdua diomeli Mama Vaness pun bergantian karena Vaness terjatuh dua kali. Dan semenjak saat itu Vaness menyerah untuk belajar mengendarai motor namun ia tidak pernah berhenti mengeluh karna tidak dapat mengendarai motor.

Vaness menyetujui ucapan Virgi, ia kasihan pada lutut nya.

Mereka sudah keluar dari fakultas Virgi dan sampai diparkiran motor. Matahari sangat terik siang ini.

"Ayo, cepetan! Panas banget, mampus!" seru Virgi.

Vaness buru-buru memakai helm bogo warna kuning miliknya. Beruntung hari ini Vaness memakai sweater, jadi kulit putih nya tidak akan terkena sinar matahari secara langsung. Vaness tidaklah terlahir putih, ia menggunakan serangkaian perawatan rumahan untuk mencerahkan kulit nya dan hal yang mendukung semua itu adalah Vaness yang merupakan anak rumahan.

Motor beat Virgi melaju cepat menuju kosan Vaness yang tidak jauh dari kampus.

Mereka berdua pun sampai di kosan Vaness. Buru-buru Vaness berjalan menuju kamar nya, ia langsung meraih remot air conditioner dan memekan tombol berwarna merah untuk menyalakan pendingin ruangan itu.

Virgi membuka hoodie nya dan menyisakan kaos putih tipis dan langsung merebahkan tubuh di kasur. Hal itu itu diikuti oleh Vaness, gadis itu langsung keluar kamar dengan tank top hitam yang dipakai nya untuk mengambil minum di lemari pendingin.

"Lo pengen makan apaan?" tanya Vaness yang baru memasuki kamar pada Virgi yang sedang memainkan handphone nya di atas kasur.

Virgi berdeham lama, "Gatau, gue bingung."

"Pengen ayam geprek tapi pengen rendang juga, hadeh." lanjut nya lalu menghela napas lelah.

Vaness menghela napas sambil duduk di karpet dan menyandarkan punggung nya pada kasur.

Mas Natan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang