Pegel kaga lo gue suruh vote sama comment mulu? Pegel ya? Sama nih gue juga pegel ngetik. Becanda pegel.
Happy reading! 😻❤️
***
"Iyaa, babe, aku baru selesai nugas sama Vaness."
"..."
"Yaa, nginep dong, babe.. Yakali dia pulang jam segini."
"..."
Selagi Vanna berbicara ditelfon dengan Erric. Vaness membuka pouch warna hitam berisi skincare dan make up yang tadi diantarkan Virgi.
Iya, Virgi. Anak nya capek banget sebenernya harus bolak-balik kostan terus ke rumah Natan, tapi demi sepupu tersayang jadi dia mau aja. Jangan berharap Natan deh, itu cowok belum keluar kamar sama sekali dari tadi, malu kali ya? Lagian Vaness juga gak mau kalo dianter Natan, malu juga soalnya.
Setelah selesai berurusan dengan serangkaian skincare malam nya tiba-tiba muncul pikiran gila diotak Vaness. Dia ingin menemui Natan sekarang, jam dua pagi.
"Naa, gue ke kamar Mas Natan ya?" izin Vaness tanpa suara.
Vanna menatap Vaness bingung, "Ngapain?" balas Vanna tanpa suara.
"Ada," jawab Vaness dengan senyum penuh arti.
Vanna pun mengangguk dan lanjut berbincang dengan Erric di telfon.
Mungkin bakal canggung banget buat Vaness menemui Natan setelah kejadian tadi. Apalagi harus datang ke kamar laki-laki itu. Tapi mau gimana lagi? Mereka udah harus ngobrol tentang kelanjutan hubungan mereka.
Tok Tok
"Mas Natan?" panggil Vaness pelan.
Lagi. Vaness mengetuk pintu sebanyak dua kali. Beruntung nya kali ini pintu terbuka dan menampilkan Natan dengan t-shirt putih dan boxer abu-abu nya. GANTENG BANGET.
"Hmm? Vaness?" bingung Natan dengan muka bantal dan messy hair-nya.
Vaness menggaruk tengkuk nya, sedikit canggung dan merasa tidak enak karna menganggu waktu tidur Natan, dominan ke gugup karna denger suara bangun tidur Natan sih.
"Aku ganggu ya?"
Natan mengangguk pelan, jujur banget. "Laper ya?" tanya Natan.
Vaness menggeleng, "Engga.. Aku mau ngajak ngobrol.. Aja." jawab Vaness, gugup.
Gimana Vaness gak gugup? Natan dengan gerakan santai mengacak rambut hitam nya yang sudah berantakan itu untuk menghilangkan rasa kantuk nya.
"Yaudah, ngomong."
"Berdiri banget nih, Mas?" ujar Vaness, kode.
Natan mengerjap, "Sini ke balkon." ajak Natan seraya berjalan mendahului Vaness.
Vaness berjalan mengikuti Natan dengan perasaan lega. Bersyukur karna Natan tidak menyarankan kamar nya untuk menjadi tempat mereka mengobrol.
Sudah lima menit mereka duduk ditemani keheningan karna tidak ada satu pun dari mereka berdua yang mengeluarkan suara. Vaness bingung harus berbicara mulai dari mana dan Natan yang melamun faktor baru bangun tidur.
"Mas Natan.." panggil Vaness.
Natan menoleh, masih belum sepenuh nya sadar.
"Hmm?"
"Mas Natan beneran tertarik sama aku?"
Natan mengangguk.
"Suka juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Natan ✓
Fanfiction"Mba mau jadi pacar saya ga?" "Kok orang gila bisa masuk mall ya?" Ternyata benar, dunia itu memang sempit. Natan Giovallo si calon dokter yang tidak pernah menjalin cinta bertemu dengan Vanessya Calista si gadis moody yang mencari cinta nya. ⚠️ Th...