06. D-day!

1.3K 304 34
                                    

Vote nyaaaa, honeyy!

Happy reading! 😻💗

***

Natan dan Vaness sudah memasuki restoran tempat acara Bunda Natan diadakan. Jalan menuju taman dihiasi oleh lampu-lampu berwarna warm white.

Mereka berjalan dengan suasana canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berjalan dengan suasana canggung. Natan tau mereka terlambat, ini sudah jam dimana para tamu orang tua nya datang. Laki-laki itu berjalan santai karna saat ia memberi tahu bahwa ia adalah keluarga pada salah satu staff, staff tersebut memberi tahu jika Bapak dokter Geovanno-- Ayah nya sudah memesan private room.

"Rame banget ya.." gumam Vaness saat memasuki area taman restoran.

"Tamu orang tua saya," ucap Natan memberi tahu dan Vaness mengangguk seraya ber-oh ria.

Vaness menghela napas pelan, tersenyum lalu mendongak, "Pinggang, pundak, atau tangan?" tanya nya pada Natan yang langsung dibalas tatapan heran oleh laki-laki itu.

"Huh?" bingung Natan dengan satu alis terangkat.

"Mau rangkul pinggang aku, pundak aku atau mau gandengan aja?" ucap Vaness menjelaskan dan Natan yang mendengar nya seketika blank.

Vaness mendengus, "Ih, lama!" sungut gadis itu dan langsung meraih tangan kiri Natan untuk merangkul pinggang nya.

Bisa Vaness rasakan tangan Natan dingin dan sangat-sangat kaku.

Natan berjalan menunduk menatap Vaness dan tangan nya yang merangkul pinggang gadis itu bergantian. Sangking gugup nya, jantung Natan berdetak kencang dan ia sangat berharap Vaness tidak mendengar nya.

"Natan!" mereka berdua menoleh bersama ke arah kiri. Ada Jevan yang berjalan mendekat seraya merangkul pinggang Vica posesif.

"Bagus banget lo baru dateng," cibir Jevan seraya melakukan tos ala laki-laki dan Natan hanya tersenyum tipis.

Jevan beralih menatap Vaness, "Halo, pacar nya Natan! Kenalin gue Jevan, Rayden Jevano, sahabat nya Natan dari jaman masih main perosotan." ucap Jevan memperkenalkan diri dengan tangan kanan terulur ke depan Vaness.

Vaness tersenyum canggung, "Vanessya Calista, sahabat nya Vanna." balas Vaness memperkenalkan diri.

Jevan tersenyum geli, "Ini pacar Gue, Vica."

Vica dan Vaness pun berjabat tangan dan saling memperkenalkan nama masing-masing.

"Lavica Priscilla, biasa dipanggil Lavi or Vica."

"Vanessya Calista, panggilan nya Vaness, Mba."

"Semoga 'sahabat Vanna' bisa berubah jadi 'pacar nya Natan' yaa, hahaha." celetuk Jevan lalu pasangan itu tertawa, Vaness tertawa canggung.

Mas Natan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang