30. Bisa Kok, Bisa Lah.

728 148 73
                                    

Haiii, happy sunday yall! Semoga chapter ini bisa buat mood kalian bagus yaa! Remember the feedback, bubz!

Happy reading! <3

***

Vian menutup pintu bagasi mobil Johnny setelah selesai mengeluarkan dua plastik besar berisi sisa bingkisan yang sudah diincar oleh Virgi, Vaness, dan Justin.

Laki-laki itu memasuki rumah milik keluarga Virgi dengan satu tangan menenteng tas besar, yang satunya ditenteng oleh Justin.

"Duh.. Laki dua ni rajin bener.." celetuk Virgi yang menyambut dua laki-laki itu di teras.

Vian mendengus, "Bacot lo." ketus nya.

"Dih, kenapa sih, Yan?? Gue ada bikin salah?" Virgi mengekori Vian dan Justin masuk ke dalam rumah.

"Thanks, mantan calon adek ipar, hahaha." ujar Johnny bergurau pada Vian yang baru saja duduk di sofa. "Sama-sama, Bang, bisa aja lo." balas Vian dengan tawa nya.

Kalau disini ada Vaness, pasti cewek itu akan mempout sedih dan memeluk Vian. Vaness memang sangat mengerti Vian dan cowok itu selalu mengejek Vaness dengan mengatakan kalau Vaness sangat berlebihan.

Johnny dan Samantha juga si kembar memasuki kamar mereka. Chyntia juga sudah memasuki kamar nya setelah mandi untuk beristirahat.

"Yan, kok sensi banget lo, anjir?? Lagi ngga ada cowok gue tuh harus nya baik-baik sama gue!" oceh Virgi.

"Kakak lo berisik banget, Jas." ujar Vian pada Justin yang sudah memakan snack nyum-nyum, "Emang.. Pengen gue jual dishopee aja sih, Yan."

Vian tergelak keras dan membuat Virgi mencibik kesal, "Muka lo jelek kalo manyun-manyun, kek jamet."

"MULUT LO YE, ALVIAN! MINTA DI-"

"Cium, HAHAHAHAHA APAAN SIH!"

Virgi hanya menggeleng-gelengkan kepala nya mendengar celetukan juga tawa keras laki-laki itu.

"Dah, ah. Gue mau nyusul Vaness dulu ke Gading."

"Hah? Ngapain, dih????" heran Virgi, cewek itu mengikuti Vian ke depan pagar.

"Biasa.." jawab Vian sambil memasang helm.

"Heh! Biasa apaan? Jangan setengah-setengah deh kalo ngomong!"

"Biasa, anjir??? Masa gak tau???"

"Hah? Biasa...? Jadi nyamuk?"

"Au dah, anying, telmi lo."

--- MAS NATAN ---

Natan memakan makanan nya yang berupa nasi goreng spesial itu sambil memperhatikan Vaness yang sedang menyingkirkan acar ke pinggiran piring.

"Nggak suka acar?" tanya Natan yang diangguki Vaness. "Sini biar aku aja yang makan." ujar Natan lalu memindahkan acar yang ada dipiring Vaness ke piring milik nya.

"Makasiiih Mas." ujar Vaness sambil senyum, lalu kemudian meminum air mineral dingin nya.

"Hmm? Makasih buat apa?"

"Makasih udah ambil acar nya, agak sayang kalo ngga dimakan sebenernya. Biasa nya tuh yang makan acar aku si Virgi, hehehe."

Natan tersenyum manis sambil mengunyah, kemudian tangan nya terulur untuk menepuk pucuk kepala Vaness. Sebagai pengganti kalimat 'sama-sama'.

Mas Natan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang