32. What do u mean gagal?

529 130 20
                                    

Haii! Astaga, lama juga ya update nya. Terimakasih karena tetep nunggu ya! Sorry banget kalau kurang dapet feel nya, yang follow akun ini pasti tau kenapa :" , udah mending baca deh!

Remember the feedback!

Happy reading! <3

***

"Vicaa! Misi tuntas!"

Kalimat yang sangat membingungkan bagi Natan.

Tanpa Natan tahu, selama ini—tepat nya setelah Natan mengajak Vaness berkenalan ulang dan bilang kalau Natan tertarik dengan Vaness—Vaness dan Vica sudah merencanakan sebuah tes.

Semua diawali oleh ketakutan Vaness akan hubungan nya dengan Natan, cewek itu terlalu takut jika Natan akan menyesal mendekati nya dan memberikan Natan kesan buruk dalam berpacaran—padahal belum tentu akan sampai tahap itu sih.

Vaness menelepon Vica setelah mengingat ucapan Vica pada malam dimana mereka berkenalan, di acara ulang tahun Bunda Lena.

"Ah, I almost forgot."

"Lupa apa, Lav?"

"Jevan bilang, kalau lo butuh bantuan dia soal Natan bisa contact gue. Cerita aja, ya! Santai sama gue, oke?"

Saat itu Vaness hanya mengangguk dengan senyum canggung. Dan, ternyata sampai juga dimana dia butuh Vica untuk bercerita.

"I just scared, Lav. Gue moody-an parah, Sometimes childish and selfish too. Kalau misalnya Mas Natan malah ilfeel gimana? Kan katanya dia belum pernah deket gini sama cewek."

Vica mengangguk mengerti, "Kalau dia sayang lo pasti nggak akan ilfeel, eh tapi bisa aja sih. Lagian sifat lo sama Natan tuh beda, semoga aja bisa saling melengkapi dan saling mengerti. Lo nggak harus perfect lagi?"

Vaness tetap resah, "Duh.. gue suka sama Mas Natan, Lav, makanya beneran worry banget. Eh, Kak Jevan bener ke ruang tamu 'kan?"

"Iyaa, tenang aja." Tadi, yang mengangkat panggilan telepon adalah Jevan, karena ingin melakukan sesi curhat, jadilah Vaness meminta Jevan untuk tidak berada didekat Lavica.

"Lagian gue tuh kenapa, ya, nasihatin orang soal percintaan kayak lancar banget, giliran masalah sendiri kayak orang bego.." gemas Vaness pada dirinya sendiri yang sukses membuat Vica tertawa.

"Emang gitu kali, udah biasa. Itu guna nya teman, untuk saling berbagi cerita dan saling nasihatin kalau salah."

"Iya, ya.." gumam Vaness.

"Jadi gimana ya.. sebenarnya sih, Lav.. gue tuh suka ngeluarin segala sifat buruk gue waktu awal pacaran. Waktu pdkt mah enggak, salah gue disitu juga kali, ya?"

"Iyaa, salah juga lo nya. Tapi gue ngerti kok."

"Hhhhh, pusing gue.. takut banget.. kasian banget juga sih kalau Mas Natan pacaran sama gue—yaelah, yakin amat sampai pacaran??" Cerocos Vaness.

"Hmm... Gimana kalau tes??" Celetuk Vica.

"Hah?? Tes?? Gimana, sist?"

"Lo sendiri 'kan yang bilang kalau biasanya lo selalu nunjukin sifat buruk lo waktu awal pacaran?" Vaness berdeham mengiyakan. "Nah kita ganti aja sekarang, lo tes Natan waktu kalian pdkt. Sabar nggak dia? Nah untuk urusan dia nyerah sama lo atau ilfeel, itu belakangan, the most important thing is that you being yourself. Ya.. ikhlas aja. Tandanya apa?"

Mas Natan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang