Natan menatap Vaness dengan tatapan tidak percaya, "Kata nya mau kamu pikirin?!" pekik Natan namun terdengar seperti rengekan.
Vaness terkikik geli, "Iya-iyaa! Aku mau kok Mas," setuju Vaness.
Ekspresi panik Natan berubah menjadi ekspresi lega. Ia menghela napas pelan.
drrttt drrtt
"Bentar ya, Mas, Mama aku nelfon." Natan mengangguk dan mulai melajukan mobil nya.
"Hai, Maaa!"
"Sayang nya Mama udah selesai kelas?"
Vaness mengangguk walau sang Mama tidak bisa melihat itu, "Udah dongg, Maa, ini aku lagi di jalan. Mama udah selesai kerja?"
"Belom.. Mama lagi istirahat sebentar, kangen anak Mama, hehe. Kamu lagi di Jalan mau kemana, sayang?"
"Ohh, gituu.. hmm.. Jalan ke Mall sama temen Vaness, Maa." jawab Vaness seraya melirik Natan kikuk.
"Sayang.. Jangan bilang itu gebetan baru kamu?"
"Ih, Mama! Baru juga kemaren aku broke up, masa iya sih.. Bukan, Maa." rengek Vaness. Gadis itu mempoutkan bibir nya membuat Natan yang sesekali melirik nya menjadi gemas.
"Terus siapa dong, sayang? Kepo mama, hahaha!"
"Ada temen cowok, Vaness. Yang pasti bukan Vian, Maa."
"Ohh, kalo gitu I'd like to say hi to him. Loudspeaker ya, Ness?"
Vaness mendelik menatap Natan dan mereka bertatapan sesaat.
"Maa, gak usah, yaa?" rengek Vaness dengan bisikan.
"No! Vaness sayang, Mama kan cuma mau say hi, ayo dong!" desak Mama Vaness.
Natan dan Vaness kembali bertatapan.
"Mas, Mama aku mau say hi.. Boleh?" tanya Vaness tidak enak. Masalah nya, ini Natan. Bukan Vian yang memang sudah terbiasa.
Natan menaikan kedua alis nya, tubuh menegang. Ini pertama kali ia diminta untuk menyapa orang tua lawan jenis nya.
Seperti yang kalian tahu, Natan tidak mempunyai teman perempuan, selain Vica--pacar Jevan yang beberapa bulan ini baru menjadi teman nya.
Vaness pun tersenyum mengerti seraya menganggukan kepala, "Maa, say hi nya nan--eh, Mas!"
Natan mengambil alih handphone dari tangan Vaness. Ia berdeham, "Halo, Tante, selamat sore. Saya Natan, Kakak teman nya Vaness." sapa Natan pada Mama Vaness.
"Haloo, sore juga Natan. Kamu kakak nya Vanna ya?" balas Mama Vaness.
Natan terkejut. Bagaimana Mama Vaness bisa tahu?
"Iya Tante, Saya Kakak nya Vanna." jawab Natan mencoba santai agar tidak terbata.
'Gugup boleh gagap jangan' itu adalah salah satu motto Natan.
Vaness melihat Natan dari samping, laki-laki itu menyetir dengan tangan kanan nya sementara tangan kiri nya ia gunakan untuk menggenggam handphone Vaness.
Ganteng banget.. Keren.. Eh?! Bahaya!
Dengan cepat Vaness menarik pelan handphone nya dari genggaman Natan. Laki-laki itu terperanjat sesaat.
"Maa, Mas Natan nya lagi nyetir. Udah dulu yaa?" ucal Vaness.
"My God, I'm forget, sorryy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Natan ✓
Fanfiction"Mba mau jadi pacar saya ga?" "Kok orang gila bisa masuk mall ya?" Ternyata benar, dunia itu memang sempit. Natan Giovallo si calon dokter yang tidak pernah menjalin cinta bertemu dengan Vanessya Calista si gadis moody yang mencari cinta nya. ⚠️ Th...