29. No, Thank you.

718 149 26
                                    

Haloo! Terimakasih karena kalian sudah nunggu work ini update ya! Terimakasih karena tetap mau lanjut baca cerita ini!

ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ! 😻💗

***

Kalo kalian mengira alasan Natan mendiamkan Vaness sepenuh nya karena dia gagal menyatakan perasaan nya pada Vaness, kalian salah. Natan juga kesal karena nggak tahu Vaness punya riwayat penyakit maag, dia pernah Go-food-in Vaness ayam geprek yang level nya lumayan. Natan sempat ragu dan mencoba untuk melakukan negosiasi dengan Vaness karena takut perut cewek itu sakit tapi ya Vaness keras untuk mempertahankan keinginan nya agar bisa memakan ayam geprek yang pedas itu.

Setelah tahu maag Vaness sudah kronis, Natan nggak bisa lagi percaya sama Vaness yang bilang kalau sudah makan atau nggak makan makanan yang pedas. Jadi Natan minta Ara untuk bikin makanan sehat, buat makanan Vaness. Soal rasa sih nggak usah ditanya, enak kok.

Menurut Riva alias Vanna, adik Natan, Natan sebenernya nggak punya hak sama sekali untuk mengatur Vaness seperti itu. Tau apa yang Natan ucapkan sebagai balasan untuk pendapat adik nya itu?

"Dek, it's my way untuk bertanggung jawab dan menjaga orang yang gue sayang, even though I'm not her boyfriend. Gue nggak se-freak itu kali, Dek, asal ngatur Vaness, I already got permission from her Mom."

Natan sabar mendengar segala kekesalan Vaness juga rengekan Vaness perihal makanan sehat itu, tapi mau gimana lagi ini demi kebaikan cewek itu juga. Tepukan di kepala Vaness selalu jadi cara Natan untuk berterimakasih pada Vaness karena mau nurut, awal nya canggung tapi yah Natan lama-kelamaan suka juga.

Waktu Natan mengantar Vaness kerumah Virgi dan kemudian cewek itu sempat menyebut nama mantan nya dalam sebuah kalimat, Natan kaget sampai-sampai Natan hampir meloloskan nada ketus nya.

Kalo ditanya penasaran, jelas. Natan bertanya-tanya banget, kenapa Vaness tiba-tiba mau cerita tentang mantan nya dan berakhir hampir menangis. Tapi Natan nggak mau terlalu memikirkan hal itu, soalnya ada hal yang lebih penting.

Mau tahu apa?

Hal itu adalah, nembak Vaness.

Hari itu Natan mengikuti saran Erric untuk menyatakan perasaan nya pada Vaness di Cafe. Jevan nggak setuju karena kata cowok itu terlalu mainstream nembak di Cafe.

Waktu gagal juga Natan ikhlas saja, karena Vaness-nya lebih penting. Natan juga berpikir kalau nembak Vaness hari itu sangat terkesan buru-buru.

Natan baru selesai memandikan Snow saat Erric menelepon nya untuk menyusul ke Mall. Tadi Vanna meminta izin untuk pergi ke Mall ke acara yang sama seperti Vaness.

"Sokin, Nat, ke MAG temenin gue nonton daripada lo gabut. Gue lagi nemenin Kakak Ipar gue dulu, makan di KFC."

"Ye, setan, random amat. Yaudah, gue langsung nunggu di XXI nya aja ya."

"Hehehe. Iyahh, atur ajahh, Mas..."

"Najis, diem lo."

Begitulah percakapan Natan dan Erric di telepon. Sebuah fakta tentang Natan, cowok itu akan menggunakan casual outfit jika sedang hangout dengan sahabat-sahabat nya— ingat outfit yang Natan pakai saat tadi siang menjemput Vaness? Cewek itu sempat terpana 'kan?

Setelah beres mengurus snow Natan pun bersiap, mengganti celana pendek nya dengan jeans lalu melapis tight t-shirt warna hitam nya dengan jaket kulit berwarna senada. Nggak lupa juga Natan memakai sepatu dan jam tangan mewah hadiah ulang tahun dari sang Ayah.

Mas Natan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang