12. Sweet Thing

1.1K 275 20
                                    

Jadi siders itu gak keren. So, Do not forget to leave a trace as feedback yazz!

Happy reading! 😻💗

***

Mereka sudah berada di dalam rumah Natan. Laki-laki itu sedang mengikat tali Snow didekat pintu.

"Bunda?" panggil Natan, rumah besar nya terlihat lebih sepi dari biasa nya.

"Bundaa!"

Vaness memandang punggung Natan yang berjalan menjauh dengan senyum yang tak kunjung hilang. Ingatan nya jatuh pada kejadian 5 menit lalu.

Flashback on.

Vaness melepas seatbelt lalu menaruh Snow ke kursi belakang. Sebelum Vaness berhasil meraih handle pintu mobil, Natan sudah menahan tangan Vaness.

"Duduk diem." ujar Natan dengan tatapan tenang. Kemudian ia keluar dari pintu mobil dan membuka pagar.

"How sweet." gumam Vaness.

Flashback off.

Lena baru saja ingin menuruni tangga dari lantai dua dan matanya melihat Vaness di dekat pintu, "Eh, Vaness sayang!" seru nya.

Vaness menoleh ke arah suara, ia tersenyum manis dengan tangan yang melambai, "Bundaa!"

"Abis jemput Snow, yaa? Udah makan belum, sayang?" tanya Lena.

Vaness mengangguk setelah menyalimi tangan Lena, "Iyaa nih, Bun. Hmm," Vaness menggeleng dengan senyum malu. Jika sedang dalam mood yang tidak baik Vaness memang selalu kehilangan selera makan nya, tapi sekarang diri nya merasa lapar.

"Aduh--"

"Bunda aku cariin juga," ujar Natan dari arah belakang.

Lena berkacak pinggang, Natan menyalimi tangan sang Bunda dengan tatapan heran.

"Bunda kenapa liatin aku kayak begitu?"

"Kenapa gak dikasih makan pacarmu, Mas?"

Natan beralih menatap Vaness yang sedang tersenyum geli, "Aku lagi pengen makan di rumah, Bun, makanya aku ajak Vaness kesini." ujar Natan lalu tersenyum.

Lena tersenyum, "Good boy! Yaudah, Bunda minta Mba Ara siapin makan malam dulu yaa."

Sebelum pergi meninggalkan Vaness dan Natan, Lena membisikan sesuatu ke telinga Vaness. Sejenak Vaness terkejut dalam diam lalu gadis itu memasang wajah khawatir.

"Ayo ke atas dulu." ajak Natan dengan ekspresi datar dan dingin nya. Tangan laki-laki itu mengarahkan Snow untuk mengikuti nya.

"Ah, Iya, Mas." Vaness pun mengikuti Natan.

Sampai di atas, Natan berhenti di depan kamar dengan pintu berwarna putih yang terdapat gantungan papan kayu bertuliskan 'Anak kedua'.

Tok tok tok!

"Riva, ini ada temen-nya." ujar Natan setelah mengetuk pintu kamar adik nya itu.

Karna tidak ada sautan, Vaness pun bersuara, "Vannaa, gue masuk, yaa?" ujar Vaness meminta izin.

"Vaness aja." jawab Vanna dari dalam.

Natan mendengus lalu menatap Vaness, "Aku mau mandi dulu, tolong bilangin Riva turun buat makan makan ya, Ness?" pinta Natan.

Vaness mengangguk, "Siap, Pak!" ujar nya dengan gerakan hormat dua jari.

Natan tersenyum tipis lalu memasuki kamar nya bersama dengan anjing peliharaan nya. Vaness pun memasuki kamar Vanna.

Mas Natan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang