21. They're Gettin' Drunk

1K 213 22
                                    

Hadiah kecil dari bulmat karna work Mas Natan reach 10k views, thank u for read my story ya bubz!

I've been a tough days lately, guys. So can you give me some feedback like vote and comment? I know u'all know how to appreciate my work.

Double up? Mau nya sih gitu, tapi votes nya belum reach 2k so bulmat up lagi nanti kalo udah reach 2k yaa. Fyi, bulmat masih rest.

Happy reading! 😻💗

***


Udah gak perlu diragukan lagi muka jutek nya Vaness. Karna muka nya yang diam aja udah keliatan galak banget, Vaness jadi sulit buat didekati baik perempuan atau laki-laki, padahal asli nya Vaness tuh bobrok, humor nya recehan, dan lain-lain. Tapi Vaness bersyukur sih, karna dia bisa jadiin muka jutek nya itu sebagai tameng. Sekarang dia lagi jalan masuk menuju meja yang ditempati Jevan dan kawan-kawan, beberapa cowok yang udah mulai tipsy melempar sapaan ke Vaness dan Vanna yang juga sama jutek nya kayak Vaness, untung nya juga mereka bawa Vian—meski harus susah payah Virgi bujuk akhir nya dia mau juga ikut buat menemani Vaness dan Vanna sekalian mengurus Christo.

Sesampai nya mereka disalah satu table yang menjadi minum empat cowok itu, ternyata disana sudah ada Vica. Vaness berkacak pinggang seraya menggelengkan kepala nya saat melihat Natan yang sedang membuka mulut nya berbentuk huruf O sambil menutup mulut nya dengan tangan— seolah kaget dengan kedatangan Vaness. Erric dan Jevan sudah memejamkan mata nya sambil bergumam tidak jelas. Sementara Christo masih membuka mata nya yang sudah sayu.

Untuk Vanna, gadis itu mengepalkan tangan nya melihat Erric yang udah mabuk berat. Saat di mobil tadi Vaness sudah mewanti-wanti Vanna untuk tetap bertindak seperti biasa pada Erric, karna walaupun mabuk bukan tidak mungkin Natan bisa mengingat hal-hal yang Vanna lakukan atau katakan pada Erric.

"Dari jam 7 mereka disini, gak ngotak abis nih tiga orang. Si Natan baru dua gelas, Ness." ujar Vica, memberitahu informasi yang tadi dia dapat dari bartender di Resto and Bar milik Jevan.

Vanna mendekati Natan, lalu menoyor kepala nya pelan. Vaness yang melihat nya kaget, "Dede, jangan noyor-noyor, ah! Cubit aja mending,"

"Biarin, Ness. Sekali-kali mumpung anak nya mabok gue toyor! Udah tau gak kuat minum juga!" ujar Vanna lalu pada kalimat terakhir ia berbicara pada Natan dan kembali menoyor kepala sang Kakak.

"Udah, lo mending bangunin Erric dulu, biar Mas lo gue urus." ujar Vaness singkat dan datar. Matanya tajam nya menatap balik Natan dengan kesal.

Natan yang sekarang ini bukan Natan yang biasanya Vaness temui. Gak ada ekspresi datar dan dingin dari cowok itu, malahan sekarang Vaness disambut dengan cengiran-nya.

"Ngapain cengar-cengir? Seneng ya bikin anak orang uring-uringan? Ngeselin banget sih? Sadar gak, Mas??" Vaness sibuk bertanya dengan nada jutek dan ketus. Tangan nya menepuk-nepuk pelan pipi Natan bergantian.

"Apaaa.." gumam Natan, masih memasang cengiran nya, mata sayu nya itu menatap Vaness genit.

Jika tidak ingat rasa kesal nya, Vaness ingin berujar gemas untuk menggoda Natan yang sangat-sangat menggemaskan dan seksi disaat yang bersamaan.

"Kenapa gak bilang sih mau mabok? Kan aku mau ikutan!" kesal Vaness. Padahal hanya bercanda namun dianggap serius.

Pletak!

"Ih, apa sih, Yan, jitak-jitak?!"

"Lo ngaco abis nya!"

Vaness hanya memberenggut kesal tak berniat membalas Vian. Vaness dan Virgi juga minum, gak terlalu sering dan mereka berdua selalu minum dirumah karna itu salah satu perjanjian Vaness dengan sang Mama. Tapi bukan gak pernah Vian liat mereka mabuk, pertama kali Vian liat dengan mata kepala sendirian itu waktu mereka ke Bar bareng dan secara gak langsung itu sering, karna Vaness selalu video call Vian tiap dia mabuk dikostan.

Mas Natan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang