08 . First Day Class

1.8K 345 20
                                        

     𝗛𝗔𝗥𝗜 𝗣𝗘𝗥𝗧𝗔𝗠𝗔 kelas di tahun ajaran baru telah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝗛𝗔𝗥𝗜 𝗣𝗘𝗥𝗧𝗔𝗠𝗔 kelas di tahun ajaran baru telah tiba. Matahari bersinar begitu terang, yang menandakan bahwa dia siap memberikan sinarnya kepada orang-orang untuk memulai hari baru yang menyenangkan. Dua gadis Gryffindor, Camellia dan Hermione, terlihat telah selesai bersiap. Keduanya mengenakan seragam dan jubah dengan lambang asrama singa. Camellia setia dengan rambutnya yang dicepol dengan tongkat sihir sebagai penyangga dan Hermione membiarkan rambut coklat keritingnya terurai.

Setelah beberapa menit menunggu Harry dan Ron di ruang rekreasi Gryffindor, keduanya akhirnya selesai bersiap dan mereka berempat pun pergi ke Aula Besar untuk sarapan singkat yang kemudian dilanjutkan dengan kelas pertama mereka yaitu Herbologi.

"Dia sepupu Harry Potter?"

"Iya."

"Sepupu Harry Potter ada di sini!"

Camellia hanya dapat tersenyum canggung mendengar bisikan itu. Sepanjang perjalanan, banyak yang bertanya mengenai hubungan saudara antara dirinya dan Harry. Entah bagaimana bisa dan siapa yang menyebarkan berita itu dengan cepat.

"Bagaimana mereka tahu kalau aku sepupu jauhmu, Harry?" tanya Camellia.

Harry terdiam sebentar sebelum akhirnya menjawab, "Entahlah."

Perjalanan ke rumah kaca kemudian dilanjutkan dengan selingan perbincangan dan candaan yang melengkapi setiap langkah mereka.
Sesampainya mereka di sana, Camellia, Harry, Hermione, dan Ron bergegas mencari tempat untuk kelas Herbologi Tahun Kedua.

"Morning, Everyone!"

Satu suara terdengar dan membuat semua murid menjadi terdiam. Suara itu adalah milik Pomona Sprout, seorang professor Herbologi sekaligus ketua asrama Hufflepuff yang hangat dan bersemangat. Rambut keperakan yang berantakan tertutupi dengan topi usang berwarna kuning yang senada dengan jubahnya.

"Morning, Professor Sprout!"

"Selamat datang di Greenhouse Three, siswa tahun kedua. Semuanya kumpul di sini, hari ini kita akan memindahkan tanaman Mandrake. Siapa yang dapat menyebutkan ciri-ciri dari akar Mandrake?" tanya Sprout sembari mengangkat pot yang di dalamnya terdapat tanaman berbentuk aneh dan meletakkannya di depan para murid.

Hermione mengangkat tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hermione mengangkat tangannya. Tentu saja, ia tahu segalanya. Camellia menoleh saat gadis di sebelahnya itu berusaha untuk menjawab.

"Yes, Miss Granger?"

"Mandrake atau Mandragora bisa digunakan untuk memulihkan orang yang dibuat kaku. Tanaman ini juga cukup berbahaya. Tangisan Mandrake fatal untuk orang yang mendengarnya," jelas Hermione.

"Bagus! 10 poin untuk Gryffindor!"

Camellia, Harry, dan Ron saling bertatapan dan tersenyum senang, karena Hermione berhasil mendapatkan poin untuk asrama mereka. Camellia bahkan diam-diam menaikkan ibu jari kanannya untuk Hermione.

"Karena Mandrake-mandrake ini masih bayi, tangisannya belum bisa membunuh kalian. Tapi bisa membuat kalian pingsan beberapa jam, karena itu kalian dilengkapi dengan tutup telinga untuk melindungi pendengaran. Jadi, ayo kenakan. Cepat."

Semua murid segera mulai memakai penutup telinga yang telah disiapkan khusus untuk kelas hari ini.

"Tutup rapat dan perhatikan baik-baik. Pegang mandrake kuat-kuat, cabut dari potnya--" Sprout mengeluarkan tanaman itu, membuat semua murid cepat-cepat menutup telinga mereka karena tangisan Mandrake.

"jelas?" lanjutnya. "Dan sekarang tanamkan ke dalam pot yang lain dan taburkan segenggam tanah agar dia hangat."

Saat Sprout berusaha untuk menambahkan beberapa tanah lagi ke dalam pot, Neville tiba-tiba saja pingsan dan membuat semua murid menghela napas.

"Longbottom tidak memakai tutup telinga."

"Tidak, Bu. Dia cuma lemas," celetuk Seamus.

"Ya, biarkan saja kalau begitu." Professor Herbologi itu mengangkat bahunya. "Baik, kita teruskan. Banyak pot yang harus dipindahkan. Genggam Mandrake kalian dan cabut."

Semuanya mulai mengikuti instruksi Sprout. Camellia, Hermione, Harry dan Ron mulai mencabut mandrake mereka dengan sekuat tenaga. Keempatnya saling menatap dan meringis di tengah tangisan bayi mandrake.

Sungguh tanaman menyebalkan! Camellia membatin kesal.

Tak jauh dari Camellia berdiri, Draco terlihat sedang mencoba mengganggu bayi mandrake itu dan malah membuat jarinya yang terbungkus sarung tangan tergigit. Camellia yang tak sengaja melihat itu terkekeh. Namun, sepertinya Draco mendengar kekehannya dan membuat laki-laki pirang itu langsung memberikan pelototan mata padanya.

Shit! bodoh bodoh!

Camellia mengumpat seraya terus berusaha mengalihkan pandangannya dari Draco. Kelas Herbologi itu lalu selesai dengan tugas esai meneliti lebih lanjut mengenai tumbuhan mandrake.

[ . . . ]

Waktu makan siang tiba, semua murid telah berkumpul di Aula Besar. Di tengah keramaian itu, Ron terlihat tengah berusaha menyelotip tongkat sihirnya yang patah.

"Kurasa itu tak akan berguna, Ron," kata Camellia.

Ron cemberut. "Yeah, bilang saja. Tamat riwayatku."

"Tamat riwayatmu," tutur Harry.

Seorang anak tahun pertama tiba-tiba datang dan memotret Harry dengan cahaya kamera yang sangat terang sampai menyilaukan mata.

"Hai, Harry! Aku Colin Creevey! Aku juga di Gryffindor!" kata bocah itu penuh dengan semangat muda. Seorang anak yang memperkenalkan dirinya sebagai Colin Creevey.

Walau terkejut, Harry berusaha menyapanya dengan ramah. "Hai, Colin. Salam kenal."

"Ron, itu burungmu, kan?" tanya Dean mengalihkan perhatian Camellia yang sebelumnya terfokus pada Colin.

Burung hantu Ron datang menuju meja para Gryffindor dengan pendaratan yang buruk. Gelak tawa terdengar nyaring.

"Burung itu kacau!" gerutu Ron, jemarinya mengambil sepucuk surat merah di mulut burung hantu miliknya---itu Howler.

Camellia yang sudah tahu surat itu langsung tertawa keras, membuat Ron berhenti untuk membuka surat dan berakhir dengan tatapan aneh dari semua orang.

Aduh memalukan, batin Camellia. "Maaf, lanjutkan."

"Oh, tidak!" Ron mengerang, melihat surat yang kini berada di pegangannya dengan mata terbelalak.

"Lihat semuanya! Weasley dapat si Pemarah!" Seamus meledek, ledekan yang kini kembali mengundang gelak tawa semua murid.

Camellia hanya bisa menahan tawanya dengan menutup mulutnya rapat-rapat.

Bengek anjir, batin Camellia.

"Ayo, Ron. Dulu aku abaikan yang dari nenekku ... seram," kata Neville yang semakin membuat Ron takut.

Ron mulai membuka suratnya dengan jantung yang berdetak tak karuan.

Camellia, Harry dan Hermione hanya bisa menatap sama tegangnya. Surat itu terbuka, hingga yang dapat terdengar hanyalah omelan-omelan dari ibu Ron mengenai peristiwa mobil terbang, ayah Ron yang sedang diinterogasi di Kementrian Sihir dan berakhir dengan ucapan selamat kepada Ginny yang berhasil masuk ke asrama Gryffindor.

Hal yang selanjutnya terjadi adalah surat merah ajaib itu hancur dengan sendirinya serta Camellia dan Hermione yang menatap prihatin kepada Ron.

CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang