40 . Second Task

657 128 38
                                    

˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖

Matahari mulai memancarkan cahaya hangatnya di pagi hari yang dingin. Seraya menyeberangi lapangan rumput, Camellia menghirup aroma perpaduan dedaunan dan udara segar di sekitarnya.

Atensi gadis itu terpusat pada Harry yang berjalan mendahuluinya di depan sana. Harry berjalan beriringan dengan Neville, keduanya beberapa kali terlihat saling berbisik. Camellia tersenyum kecil sebelum akhirnya memilih untuk mendekati kedua pemuda itu.

"Hei, Camellia!"

Langkah Camellia seketika terhenti. Kedua matanya memejam sebentar sebelum akhirnya menoleh malas ke orang yang memanggilnya.

"Apa, Fred, George?" tanya Camellia.

Fred dan George sebagai pelaku pemanggilan itu berjalan cepat. Sesampainya di depan Camellia, kembar Weasley itu akhirnya memberikan cubitan amat keras di pipi bagian kanan dan kiri Camellia.

"Aw!" Camellia terkejut, ia meringis. "Aduh, lepas!"

"Tidak!" seru Fred.

"Kita tidak akan melepaskannya!" sahut George.

"Ini balasan untukmu karena telah menyusahkan kita kemarin!"

"Benar!"

"Ih? Lepas!" protes Camellia.

Fred dan George menolak untuk melepaskan, keduanya bahkan sesekali menggerakkan jari mereka, mengunyel-ngunyel pipi Camellia dengan gemas. Bahkan kondisi pipi gadis Evans itu sampai berubah menjadi kemerahan.

"Ululululu, pipi dia kenyal sekali, ya, George?"

George yang ditanya mengangguk usil. "Benar sekali. Aku jadi ingin memakannya."

"Ide bagus!"

"Eh? Eh? Eh? Apa yang ingin kalian lakukan?!" pekik Camellia.

George tersenyum lebar seraya mendekati Camellia dengan tatapan jahil. Camellia, si gadis bersurai oranye itu hanya terus bergerak resah, berusaha untuk kabur dari ide menyesatkan si kembar Weasley.

"Camellia?"

Satu suara dengan nada datar itu berhasil membuat si kembar Weasley menghentikan aksi mereka. Mata Camellia berbinar penuh harap. Fred dan George yang merasa aneh memilih untuk saling pandang sebentar sebelum akhirnya menoleh, melihat pemilik suara datar itu.

CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang