Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖
Pelaksanaan Pesta Dansa Yule semakin dekat. Beberapa guru, seperti Professor Flitwick mulai menyerah untuk mengajar dan memberikan banyak waktu kosong bagi murid yang pikirannya tak fokus pada kelas. Tetapi, guru lainnya tidak. Mereka tak sebaik itu, tentunya. Kelas tetap diadakan, dengan banyaknya tugas yang diberikan.
Snape, salah satu guru yang tentu saja tak akan membiarkan muridnya bebas tugas. Buktinya saja, guru kejam itu saat ini tengah mengawasi murid-murid yang sedang mengerjakan esai ramuan di Aula Besar. Tatapannya yang tajam dan mengintimidasi itu sungguh menyeramkan.
"Jika terus begini, hanya kita yang belum dapat pasangan di tahun kita ...." Ron sejak tadi terus menggerutu. Weasley muda itu bahkan tak sadar jika Snape tepat berada di belakangnya.
Snape menatap tajam, memberi peringatan pertama pada Ron.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Camellia terkikik. "Kasian sekali."
Ron mendelik sebentar, ia dan Harry kemudian melanjutkan aksi berbisik mereka. Fred bahkan ikut nimbrung dan menggoda adik laki-lakinya itu untuk cepat mencari gadis terbaik yang tersisa untuk diajak ke Pesta Dansa Yule.
Ron semakin merendahkan tubuhnya ke meja dan berkata, "Hei, Hermione, Lia. Kalian seorang gadis."
"Pengamatan yang bagus," jawab Hermione masam.
"Abaikan saja dia, Mione." Camellia mengompor di sela kegiatan menulisnya.
Harry tertawa kecil.
Entah Ron bodoh atau memang tak peka bahwa aura Hermione mulai berbeda, ia malah melanjutkan bicaranya. "Pergi bersama salah satu dari kami?"
Snape yang merasa peringatan pertamanya diabaikan langsung mendatangi dan memukul kepala Ron serta Harry yang memang tak bisa diam sedikit pun.
"Auranya mistis sekali," gumam Camellia.
"Ayolah, tak apa pergi sendirian. Namun, jika seorang gadis sendirian, itu menyedihkan."
Hermione tampaknya tersinggung dengan perkataan Ron. Ia murka. "Aku takkan pergi sendirian, karena percaya atau tidak seseorang telah mengajakku!"