31 . Summer Break 1994

1K 207 186
                                    

˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖

Liburan musim panas telah tiba. Semua murid kembali ke rumah masing-masing dengan hati yang bahagia.

Camellia seperti biasa akan menginap selama 1 minggu di Privet Drive bersama Harry. Setelah itu, ia akan kembali ke rumahnya yang terletak di Guildford, Surrey.

●●●

Camellia's House

Pagi hari yang cerah. Camellia sedang duduk di meja makan, menunggu Petunia dan Rosie menyelesaikan kegiatan memasak mereka.

Mengenai kehadiran Petunia, wanita itu, Vernon, Dudley dan Harry memutuskan untuk ikut menginap di rumah Camellia. Mereka sudah seminggu menginap di sana. Walaupun waktu itu Camellia hanya meminta Harry untuk ikut dengannya, tapi tentu saja Petunia tak akan mengizinkan.

Apalagi setelah gadis berambut oranye itu meminta izin pada Petunia mengenai dirinya yang akan menginap di rumah keluarga temannya yang berambut merah, keluarga Ron Weasley. Jadi, dengan berat hati Camellia mengiyakan.

Daripada tidak diizinkan sama sekali, kan?

"Tada! Makanan terakhir selesai!" Petunia yang baru saja datang dari dapur memekik riang, dengan tangan yang membawa sepiring ayam goreng.

Camellia mendongak antusias. "Baunya enak! Aku mau, Bi!"

Petunia terkekeh. "Ini, ini. Kau dapat 2 paha ayam."

"Wah! Terima kasih banyak, Bibi!"

"Mom! Aku juga mau 2 paha ayam!" rengek Dudley. Terdengar menyebalkan di telinga Camellia dan Harry.

"Kau makan satu saja! Kau harus makan lebih banyak sayur supaya lebih sehat!" ucap Petunia sedikit menggertak putranya.

Camellia tersenyum puas. Haha, rasakan itu bocah gendut, batinnya.

Harry yang duduk di ujung meja hanya diam menyaksikan. Agak aneh sebenarnya, melihat wanita itu lebih memperhatikan Camellia dibanding putra kesayangannya sendiri. Tapi setidaknya Harry bersyukur, ia diperbolehkan menginap di rumah Camellia tanpa dijadikan babu sedikit pun. Tentu, lagi-lagi karena bantuan Camellia.

"Cih!" Dudley mendecih pelan, namun terdengar cukup jelas oleh Camellia.

Camellia langsung menatap tajam bocah gendut itu. Sepertinya bocah itu iri karena sang ibu lebih memperhatikan dirinya.

"Mo--"

"Jangan cerewet, makan saja!"

"Sudah, sudah. Selamat makan!" sela Vernon.

Sarapan pagi ini berjalan sama seperti hari-hari sebelumnya. Ramai sekali, dengan candaan serta perdebatan singkat. Setidaknya untuk kali ini, Camellia berucap banyak syukur karena tak lagi merasa begitu kesepian.

CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang