34 . Her Mask

861 190 101
                                    

˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖

[♥︎][♥︎]

Lorong-lorong Hogwarts yang remang dan lembab menemani setiap langkah kaki Camellia. Camellia berjalan gontai menyusuri setiap lorong dengan tak bersemangat. Gadis itu baru saja kembali dari ruangan Moody, menyelesaikan beberapa masalah mengenai kelas tadi pagi. Bukan detensi, hanya beberapa ceramah dan cerita-cerita tak penting yang dilontarkan oleh guru itu.

"Hah ...."

Camellia menghembuskan napasnya kasar lalu menoleh, melihat beberapa rintik hujan. Aroma hujan yang khas tercium di hidungnya. Tapi itu tak cukup untuk menenangkan perasaannya sekarang. Hatinya gusar, ia gelisah.

Cedric akan mendengarkanku, kan? Camellia membatin ragu. Semalam, ia sudah melarang Cedric untuk mengikuti turnamen gila itu. Entah Cedric akan mengikuti larangannya atau tidak, tapi Camellia selalu berharap bahwa pemuda itu akan mendengarkannya.

Camellia menggelengkan kepala, kemudian melanjutkan langkahnya yang terhenti menuju ke Great Hall.

●●●

Camellia telah sampai di pintu masuk aula. Pemandangan pertama yang ada di sana adalah seorang Viktor Krum yang telah berhasil memasukkan secarik kertas ke dalam piala. Namun, bukan itu yang Camellia perhatikan. Gadis berambut oranye itu malah terfokus pada seorang pemuda dengan rambut basah. Seorang pemuda tampan yang sedang tertawa bahagia bersama teman-temannya.

"Psst, pssst, Cedric! Dia sudah datang."

Cedric menoleh, matanya menangkap seorang gadis yang sedari tadi ia tunggu, dan dalam hitungan detik seulas senyum manis terbit di bibirnya.

"Camellia," gumam Cedric dengan diakhiri lambaian tangan.

Camellia tak membalas, ia hanya diam dengan tubuh tegang dan wajah kaku.

Dia terlambat.

Cedric Diggory telah memasukkan namanya ke dalam piala api.

"Sudah sana dekati dia," bisik Ernie.

Cedric tertawa kecil dan menyenggol Ernie. Ia dengan cepat melangkahkan kakinya mendekati Camellia.

Sedikit lagi Cedric akan sampai di depan gadis itu, tapi Camellia malah berjalan satu langkah ke belakang dengan ragu.

"Camellia?" tanya Cedric kebingungan.

CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang