[FLASHBACK ON ]
Hujan Es
Rayn
P
P
P
P
P
Lo blm tdur, kan?
P
P
HEH
JAWAB ANJIR
19.15
Ck, sabar
Blm
Knp?
19.20Bsk libur kan?
19.20Iy, trs?
19.27Gue main ke rmh
lo ya, bosen di rmh
19.28Hm
19.32Gimana?
19.33Ok
19.40"Huh, singkat banget si jawabnya!"
[ . . . ]
[06.00 WIB, Jakarta.]
𝗗𝗜 𝗣𝗔𝗚𝗜 𝗛𝗔𝗥𝗜 yang bahkan belum menunjukkan tanda-tanda munculnya Sang Mentari, seorang gadis di salah satu rumah di kota Jakarta terlihat sibuk dengan berbagai hal. Siapa lagi jika bukan Olyvia Saputri? Olyvia sengaja bangun sangat pagi hari ini, itu dilakukannya hanya untuk menyiapkan segala hal yang perlu dibawa ke rumah Rayn---sahabatnya. Gadis hiperaktif itu sarapan sebentar, lalu bersiap untuk berangkat ke rumah Rayn.
"Mah, aku berangkat mau main ke rumah Rayn, ya?" ijin Olyvia.
"Iya, jangan malem-malem pulangnya."
"Oke, bye, Mama!" teriak Olyvia.
Olyvia akhirnya berangkat. Senyum bersemangat selalu menemani setiap langkahnya di perjalanan menuju salah satu dari beberapa orang terkasihnya.
[ . . . ]
Tak memerlukan waktu yang lama untuk sampai di rumah Rayn. Sesampainya di sana, Olyvia segera mengetuk pintu rumah itu.
"Rayn, Rayn, buka pintunya!" teriak Olyvia.
Rayn muncul dari balik pintu. "Ck! Iya, sabar," decaknya malas, "Lo duluan aja, gue mau ambil jajan," lanjutnya.
RAYN ANGKASA, pemuda yang sudah menjadi sahabat Olyvia selama sembilan tahun dan juga orang yang ia sukai. Pemuda yang rupawan dan berwajah dingin. Hanya baik dan perhatian kepada orang-orang tertentu saja, pada Olyv salah satunya---untuk saat ini.
"Oke, sip!"
Pintu kamar Rayn terbuka, Olyvia yang sebelumnya sumringah seketika mengernyit heran saat melihat orang lain ada di kamar sang sahabat. Raut tak suka langsung terpancar dari wajah Olyvia. Wajahnya datar, namun menyimpan beribu amarah yang terpendam.
"Clara? Lo ngapain di sini?" tanya Olyvia sedikit mendesis, saat mendapati Clara yang notabene-nya adalah sang rival di sekolahnya ada di sana.
Bukan Olyvia yang menganggap gadis itu sebagai musuh, justru sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANCE
Fanfic╰┈➤ ❝𝐠𝐢𝐯𝐞 𝐭𝐡𝐞𝐦 𝐚 𝙘𝙝𝙖𝙣𝙘𝙚 𝐭𝐨 𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐛𝐚𝐜𝐤,❞ 𝐬𝐚𝐢𝐝 𝐬𝐨𝐦𝐞𝐨𝐧𝐞 𝐢𝐧 𝟏𝟗𝟗𝟐. 𝐈ni tentang gadis yang terbelenggu takdir, takdir yang tak memberinya pilihan lain sel...