˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖
Setelah menyelesaikan semua kelas, Camellia, Harry, Hermione, dan Ron memutuskan untuk pergi ke pondok Hagrid, mencoba menenangkannya sekaligus melihat proses pemenggalan Buckbeak. Banding yang sebelumnya diajukan Hagrid ditolak mentah-mentah oleh kementrian. Maka sore ini, hukuman Buckbeak akan tetap dilakukan.
Perlu beberapa langkah lagi sebelum mereka benar-benar sampai di pondok Hagrid, tapi Hermione malah memilih untuk menghampiri Draco dan antek-anteknya yang sedang mengintip Buckbeak dari balik batu besar. Camellia, Harry dan Ron saling menoleh sebentar kemudian berakhir mengikutinya.
"Ah, datang untuk melihat pertunjukkannya?" Draco bertanya remeh.
Hermione yang murka semakin mendekat, dan mengacungkan tongkatnya. "Kau! Dasar kecoak kecil yang busuk, menjijikkan, dan jahat!"
"Hermione, tidak! Dia tak sepadan!" teriak Ron.
Draco yang diancam dengan tongkat sihir milik Hermione tepat di depan wajahnya hanya bisa meringis ketakutan.
Hilih, gitu aja takut, batin Camellia.
Hermione membalikkan tubuhnya, membuat Draco bernapas lega dan tertawa puas.
Bugh
Memutar tubuhnya secepat kilat, Hermione langsung memberikan tonjokan tepat mengenai hidung Draco.
Draco mengerang, "Akh!""Wow! Bagus, Mione!" pekik Camellia.
"Jangan ceritakan pada siapa pun!" desis Draco pada kedua temannya.
"Lari! Lari!"
Menoleh ke arah Camellia, Draco berteriak, "Awas kau, Wortel Aneh!"
"Dih?! Bacot banget, sih!" gerutu Camellia. Ia tak salah apa pun, kan? Hermione yang menonjoknya, kenapa Draco malah mengejek dirinya? Dasar aneh.
"Cepat lari!"
Draco dan antek-anteknya semakin menjauh dari sana dengan berlari terbirit-birit.
"Rasanya puas," ungkap Hermione diakhiri senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANCE
Fanfic╰┈➤ ❝𝐠𝐢𝐯𝐞 𝐭𝐡𝐞𝐦 𝐚 𝙘𝙝𝙖𝙣𝙘𝙚 𝐭𝐨 𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐛𝐚𝐜𝐤,❞ 𝐬𝐚𝐢𝐝 𝐬𝐨𝐦𝐞𝐨𝐧𝐞 𝐢𝐧 𝟏𝟗𝟗𝟐. 𝐈ni tentang gadis yang terbelenggu takdir, takdir yang tak memberinya pilihan lain sel...