˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖
Siang hari yang cukup melelahkan bagi Harry dan Camellia. Kelas Ramuan baru saja selesai, dan mereka berdua kini tengah berjalan lesu di koridor.
"Sungguh! Demi Jenggot Merlin, Rry! Aku sangat benci kelas Ramuan! Kenapa kelas itu lama sekali, dan kenapa Professor Snape tidak pernah tidak hadir, sih?!" gerutu Camellia sembari mengacak rambutnya yang dicepol tinggi.
Harry terkekeh sebentar, kemudian mengulurkan tangannya untuk menghentikan aksi Camellia. "Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Rambutmu jadi berantakan, kan? Sini aku rapikan."
Camellia hanya pasrah dengan wajah cemberut saat Harry mulai merapikan cepolan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Nah, sekarang sudah rapi. Ayo," ajak Harry.
Camellia mengangguk dan mulai berjalan bersama Harry di sampingnya.
Di perjalanan, Harry mengernyit heran saat terus bertemu murid-murid dengan lencana aneh yang melekat di jubah, tak lupa dengan tatapan dan bisikan mengejek. Camellia yang mengetahui lencana itu hanya terus berusaha menahan amarahnya.
"Semoga beruntung, Potter!""Potter bau!"
"Cedric berjaya!"
"Harry?" panggil Camellia.
Harry tak menjawab, ia dengan cepat menggenggam tangan Camellia dan menariknya. Harry terus melangkahkan kakinya cepat, berusaha membawa dirinya dan Camellia keluar dari koridor.
"Suka lencananya?" tanya Ernie meledek. Ia serta Hannah bahkan menghadang Harry dan Camellia yang ingin berjalan menuju taman.
"Permisi," ucap Harry sesabar mungkin.
Ernie dan Hannah tak merespon, mereka tetap menghadang dan memberi banyak ejekan. Harry yang muak langsung saja menerobos, dan berjalan melewatinya. Camellia yang sedang tidak dalam mode senggol bacok pun hanya berjalan mengikuti Harry. Tapi tentu saja, gadis berambut oranye itu tetap memberikan tatapan julidnya kepada siapa saja yang terus meledek Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANCE
Fanfiction╰┈➤ ❝𝐠𝐢𝐯𝐞 𝐭𝐡𝐞𝐦 𝐚 𝙘𝙝𝙖𝙣𝙘𝙚 𝐭𝐨 𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐛𝐚𝐜𝐤,❞ 𝐬𝐚𝐢𝐝 𝐬𝐨𝐦𝐞𝐨𝐧𝐞 𝐢𝐧 𝟏𝟗𝟗𝟐. 𝐈ni tentang gadis yang terbelenggu takdir, takdir yang tak memberinya pilihan lain sel...