𝗣𝗔𝗚𝗔𝗥 𝗧𝗔𝗡𝗔𝗠𝗔𝗡 yang teramat tinggi membuat bayangan gelap di jalan kecil di dalam labirin, dan beberapa detik berada di dalam labirin itu, entah karena pagarnya yang terlalu tebal atau pagarnya yang telah disihir membuat suara-suara dari para penonton yang tadi bersorak keras langsung tak terdengar begitu mereka---Harry dan Cedric memasuki maze.
Harry merasa hampir seperti kembali berada di dalam air. Nafasnya terdengar berat. Dia mencabut tongkat sihirnya dan bergumam, "Lumos," lalu cahaya kecil mulai muncul dari ujung tongkat sihirnya.
Cedric yang berada di belakangnya pun melakukan yang sama.
Berbanding terbalik dengan keadaan di dalam labirin yang amat sunyi, keadaan para penonton masih ramai hingga beberapa menit kemudian mulai sedikit tenang. Mereka semua dengan setia menunggu hingga hanya satu pejuang pertama yang kembali dan menjadi Sang Juara Turnamen Triwizard.
Sepasang mata biru yang empunya duduk di area pendukung Cedric Diggory itu terus menatap ketiga orang yang sejak tadi mondar-mondir dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Senyum kecil tersimpan rapat di balik setengah wajahnya yang ditutup scarf tipis.
"Permisi, apakah di antara kalian ada yang melihat Camellia?" tanya gadis yang rambut coklatnya terlihat sedikit megar.
"Granger?" Ernie yang pastinya tahu siapa gadis yang bertanya dan siapa yang ditanyakan oleh gadis itu kembali menjawab, "Kekasih Cedric hilang?"
"Secara teknis tidak, tapi mungkin iya. Kami sedari tadi tak dapat menemukannya," kata Hermione, si gadis megar itu.
"Sejak kapan Lia menjadi kekasih Diggory?" tanya Ron bingung.
Mata Hermione mengernyit tajam hingga berhasil membuat Ron dan yang lainnya bergidik ngeri. "Kenapa kamu selalu keluar dari topik pembicaraan sih, Ronald?!"
"Aku kan hanya bertanya." Ron membela dirinya sendiri.
"Tapi jangan di keadaan seperti ini! Sahabatmu hilang dan kamu malah bertanya hal tak penting itu?!"
"Ke--"
"Hei! Hei!" Ernie memotong Ron. "Kenapa kalian jadi berdebat?"
Hermione membulatkan matanya dan merasa malu, "Maaf ...."
Satu pemuda yang sejak tadi hanya diam mulai membuka mulutnya, "Jadi tak ada yang melihat Evans di sini?" tanyanya dengan suara dingin dan tajam.
Teman-teman Ernie menggeleng kaku begitu pemuda itu menyelesaikan ucapannya. Setelah mendengarnya, pemuda itu memicingkan mata dan menatap satu orang dengan balutan sweater rajut dan scarf yang menutupi setengah wajahnya sebentar sebelum kembali melangkah menjauh dari tempat Ernie berada.
"Hei, kenapa dia menatapmu?"
Gadis dengan scarf itu menghendikkan bahunya, "Entahlah."
"Eh, Xander, tunggu kami!" teriak Ron melengking lalu berlari mengikuti pemuda tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANCE
Fiksi Penggemar╰┈➤ ❝𝐠𝐢𝐯𝐞 𝐭𝐡𝐞𝐦 𝐚 𝙘𝙝𝙖𝙣𝙘𝙚 𝐭𝐨 𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐛𝐚𝐜𝐤,❞ 𝐬𝐚𝐢𝐝 𝐬𝐨𝐦𝐞𝐨𝐧𝐞 𝐢𝐧 𝟏𝟗𝟗𝟐. 𝐈ni tentang gadis yang terbelenggu takdir, takdir yang tak memberinya pilihan lain sel...