37 . Daily Prophet

720 175 46
                                    

˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖


Ramai adalah suasana yang dapat mendeskripsikan pagi hari ini di Aula Besar. Setelah Harry berhasil memenangkan tugas pertama, semuanya berubah drastis. Tak ada ejekan dan hinaan yang dilontarkan kepada Harry, ia telah berhasil membuktikan bahwa dirinya layak mengikuti turnamen bergengsi itu. Walau sebagian besar anak Slytherin masih melontarkan ejekan secara tersirat, tentunya. Slytherin tetaplah Slytherin, kan?

"Sialan!" geram Camellia.

Ron dan Harry yang sebelumnya fokus dengan makanan langsung mendongak.

"Lihat ini! Aku tak percaya dia melakukannya lagi!" Hermione menyahuti dengan emosi.

"Kalian kenapa?" tanya Harry.

Hermione menunjukkan salah satu bagian Daily Prophet dengan amarah yang menggebu. "Miss Granger, gadis biasa, tapi ambisius, sepertinya menyukai pria terkenal. Mangsa terbaru, menurut narasumber, tak lain dan tak bukan adalah pria Bulgaria yang tampan, Viktor Krum. Belum ada kabar tentang bagaimana tanggapan Harry Potter terhadap hal ini."

"Benar-benar wanita menyebalkan!" Camellia mengumpat. "Kenapa wajahku juga ikut di dalam sini, sih?!"

Tak jauh dari bagian yang menyorot Hermione, di bawah sana terdapat dua foto bergerak lainnya. Satu foto bergerak dengan Cedric yang tengah mengusap pucuk kepala Camellia di tenda para juara, dan satu foto bergerak lain dengan Ryuichi yang tengah membela Camellia di Aula Besar saat itu.

Camellia kembali bersuara. "Miss Evans, sepupu Harry Potter yang terkenal. Seorang gadis konyol dengan emosi yang meledak-ledak, sepertinya sangat suka mendekati banyak pemuda tampan. Menurut sumber, gadis berambut merah itu sedang mendekati dua pemuda sekaligus, satu pemuda Ravenclaw yang misterius dan yang satunya lagi, tak lain dan tak bukan adalah salah satu juara turnamen Triwizard, Cedric Diggory."

"Ini tak bisa dibiarkan!"

"Benar, Mione, kita harus menghajarnya!"

"Tapi, kau memang dekat dengan mereka, kan, Camellia?" celetuk Lavender.

Camellia dengan cepat menoleh. "Hei! Berita itu bohong! 100 persen bohong!"

"Aku mempercayainya."

"Aku juga," sahut Seamus.

"Terserah kalian saja, huh!" Camellia merajuk dan kembali pada posisinya yang semula.

"Lihat, ibu mengirimkan sesuatu," ucap Ron sembari membuka sebuah bingkisan yang baru saja diantar oleh Nigel.

"Ibu ... mengirimiku gaun." Gaun kuno dengan banyak renda itu Ron lihat dengan tatapan penuh tanda tanya.

CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang