[14.58 WIB]
𝗦𝗨𝗔𝗥𝗔 𝗛𝗘𝗠𝗕𝗨𝗦𝗔𝗡 𝗡𝗔𝗣𝗔𝗦 bosan secara berulang kali terdengar dari mulut gadis bermata bulat itu. Bahkan jika dihitung dengan jari, Olyvia sudah membuang napasnya sebanyak kurang lebih sepuluh kali.
Tinggal 2 menit lagi.
14.59 WIB
1 menit lagi, batin Olyvia.
15.00 WIB
Yesss, batin Olyvia bersemangat.
Suara bel singkat yang menandakan bahwa pelajaran terakhir selesai itu terdengar. Suara yang begitu dinantikan oleh Olyvia, mungkin juga semua murid sejak pelajaran terakhir itu dimulai.
"Nah, Anak-anak, karena sudah jam pulang, mari kita akhiri pelajaran hari ini. Jangan lupa kerjakan pr, ya!"
"Siap, Bu!" jawab siswa-siswi serentak.
Setelah Bu Andin keluar untuk meninggalkan kelas, Olyvia mulai membereskan alat tulisnya dan bersiap untuk pulang.
"Nah, beres sekarang waktunya pulang deh," gumamnya.
Olyvia yang hendak pulang itu tiba-tiba menghentikan langkah kala merasa pergelangan tangannya dipegang erat.
Ia berbalik dan menaikkan alisnya. "Kenapa, Rayn?"
"Bisa bicara?" tanya Rayn dengan nada datar dan dinginnya yang khas.
"Oke."
Aaah, waktu yang pas buat jelasin salah paham yang kemaren, batin Olyvia bersemangat.
Olyvia akhirnya mengikuti tarikan tangan Rayn dengan sedikit berlari. Pemuda itu membawanya ke area belakang sekolah yang sepi---sangat sepi dan sunyi.
"Kenapa?" tanya Olyvia.
"Gak usah basa-basi. Rumor tadi siang benar atau gak?"
"Rumor? Rumor yang mana?" Olyvia bingung, ia balik bertanya.
Rayn mendecak sebentar, kemudian melanjutkan pembicaraannya. "Yang katanya lo mau bunuh Clara."
"Hah? Enggak kok enggak." Olyvia mengelaknya.
"Bohong. Kemaren Clara udah cerita ke gue semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANCE
Fiksi Penggemar╰┈➤ ❝𝐠𝐢𝐯𝐞 𝐭𝐡𝐞𝐦 𝐚 𝙘𝙝𝙖𝙣𝙘𝙚 𝐭𝐨 𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐛𝐚𝐜𝐤,❞ 𝐬𝐚𝐢𝐝 𝐬𝐨𝐦𝐞𝐨𝐧𝐞 𝐢𝐧 𝟏𝟗𝟗𝟐. 𝐈ni tentang gadis yang terbelenggu takdir, takdir yang tak memberinya pilihan lain sel...