41 . Astronomy Tower

754 134 65
                                    

˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖

Langit tampak semakin gelap. Awan berkabut tebal juga semakin membuat hutan di sekitar Danau Hitam terlihat menyeramkan. Tapi hal-hal seram itu sepertinya tak membuat seorang gadis bersurai oranye itu beranjak pergi dari sana.

Camellia, gadis Evans itu memilih duduk diam dan merenung di dekat Danau Hitam, mengabaikan orang asing yang mungkin saja dapat melukainya sekarang. Tapi sungguh, bukan itu yang membuatnya berpikir keras.

Sebuah buku catatan kecil dengan banyak coretan tinta pena itu menjadi bukti bahwa ada hal lain yang memenuhi kepalanya.

Bagaimana cara menyelamatkan nyawa Cedric?

Itu yang tertulis di bagian paling atas.

1. Mencegahnya ikut turnamen. Ditandai dengan coretan garis.

2. Membuatnya mundur dari turnamen. Ditandai dengan coretan garis.

3. Membuatnya kalah di tugas pertama. Ditandai dengan coretan garis dan sebuah tulisan kecil, tidak mungkin.

4. Membuatnya kalah di tugas kedua. Ditandai dengan coretan garis dan sebuah tulisan kecil juga, tidak mungkin.

"Hm ...."

Dehaman panjang itu diakhiri dengan gerakan menulis, jarinya bergerak begitu pelan, ada keraguan di setiap kata yang akan ia goreskan di atas lembar kertas itu.

5. Mengikutinya masuk ke dalam maze (?)

Camellia mengerutkan dahinya. "Apakah mungkin?" gumamnya. Setelah bergumam, tangan gadis Evans itu dengan cepat mencoret sesuatu yang baru saja ia tulis.

Sesuatu yang bahkan tidak masuk akal untuk penyihir tak berpengalaman sepertinya.

Masuk maze dan membawa Cedric pergi. Terdengar mudah, tapi tidak akan semudah itu jika dilakukan.

"Argh!" erang Camellia penuh emosi. "Sial! Kenapa susah sekali?!"

Dengan emosi menggebu, buku yang tadi terbuka penuh langsung Camellia banting dengan kasar, membuatnya jatuh ke tanah dengan posisi agak mengenaskan. Gadis oranye itu lalu bangkit, berjalan menghadap satu pohon dan meletakkan kepalanya di sana.

"Otak bekerjalah! Ayo, otak!" gerutu Camellia seraya sedikit membenturkan kepalanya berulang kali di batang pohon tadi.

Duk

CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang