19 . Evans

1.1K 257 26
                                    

˖◛⁺⑅ ❁ ˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖ ❁ ⑅⁺◛˖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˖◛⁺⑅ ❁ ˖◛⁺⑅ ❁ 🅒🅗🅐🅝🅒🅔 ❁ ⑅⁺◛˖ ❁ ⑅⁺◛˖

Rosie yang melihat Nona-nya sedang bersedih di dekat taman itu berinisiatif untuk datang dan mencoba menghiburnya.

"Nona," panggil Rosie.

Camellia menoleh. "Ya?"

"Saya sudah memasak puding coklat kesukaan Nona." Rosie mencoba menghibur Camellia dengan iming-iming puding coklat. Nona-nya sangat menyukai coklat. Jadi, Rosie berharap makanan yang ia buat akan membuat Camellia tergoda dan dapat mengembalikan seyum cerahnya.

"Oh," jawab Camellia dengan singkat tanpa mengubah posisi duduknya. Entah mengapa dirinya sedang tidak tertarik untuk makan. Biasanya jika mendengar makanan berbahan dasar coklat, ia akan langsung antusias. Namun, kali ini berbeda, nafsu makannya tiba-tiba menghilang dan yang ia inginkan sekarang hanya diam melamun.

Rosie kebingungan, ia harus mencari cara agar anak majikannya itu tidak lagi bersedih. Dirinya tidak ingin kesalahan setahun yang lalu kembali terjadi.

Kesalahan yang membuat Nona-nya menghilang selama kurang lebih satu tahun. Walau sepupu majikannya, Petunia Dursley sudah menjelaskan alasan hilangnya Camellia. Namun, ia yakin bahwa ada hal lain di balik hilangnya gadis kecil itu. Alasan di balik perubahan sifat ceria menjadi pendiam Nona-nya setahun lalu yang sempat ia hiraukan karena dianggap sebagai proses pubertas, dan itu malah membuat Nona-nya menghilang secara tiba-tiba.

Rosie berpikir keras, memikirkan berbagai kesukaan Nona-nya. Coklat sudah ditolak, hujan? Di cuaca cerah saat ini mustahil akan turun hujan dan .... Ah, iya, ice skating! Ada kejutan yang berkaitan dengan ice skating yang pastinya akan mengembalikan mood gadis kecil itu.

Bodoh, kenapa bisa lupa dengan hal itu, batin Rosie kesal dengan dirinya sendiri.

"Nona," panggil Rosie sekali lagi.

"Kenapa, Bibi?" tanya Camellia tanpa mengalihkan pandangannya dari kebun bunga di hadapannya.

Rosie diam sebentar.

Camellia yang merasa tak mendapatkan jawaban menolehkan kepalanya. "Ada yang ingin Bibi bicarakan?"

Rosie dengan ragu-ragu bertanya, "Bisa ikut dengan saya?"

"Ke mana?"

"Ke tempat yang menakjubkan. Nona ... pasti suka," jawab Rosie dengan ragu.

Camellia diam berpikir, menimang-nimang tawaran dari Rosie. Rosie pasti sudah susah menyiapkan sesuatu yang menakjubkan dan jika ia menolak pasti akan membuatnya kecewa.

Camellia menghela napas sebentar. "Ya sudah, ayo."

Rosie yang mendengar jawaban dari Camellia tentu saja merasa sangat senang. Wajahnya sumringah dengan senyum lebar menghiasi bibirnya. Wajah yang tak lagi muda namun tetap memancarkan kecantikan alami. Cantik sekali.

CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang