Kabarin kalo ada typo.
Pagi yang tenang dengan suara riuh dari tempat tribun sepak bola menggema di seluruh sekolah. Hari ini pertandingan sepak bola kelas XII-C IPA melawan kelas XII-A IPS.
Di kubu IPA Alfa berperan sebagai kapten dan Samuel sayap kanan. Di kubu IPS Jonathan sebagai kapten. Meskipun mereka itu satu geng tapi namanya pertandingan tetap harus ada yang menang dan kalah. Menurut Alfa bertanding melawan anak buah sendiri bukan sebuah masalah baginya.
"ALFA!!!"
"JONATHAN!!"
"SAMUEL!!"
"LASKAR!!"
"RAJA!!"
"GALAKSI!!"
"ALFA!!!"
"SAMUEL!!!"
"Anjing berisik banget cabe obralan??" Umpat Stefanny yang sudah geram mendengar para suporter meneriaki nama Samuel dari tadi.
"Ya elah Stef, namanya juga tanding ya pasti mereka teriak plus dukung anggota tim favorit mereka" sahut Stela mengunyah kripik kentang sambil memperhatikan pertandingan.
"Sama aja Stel!! Mana yang di sebut dari tadi Samuel lagi, pen gue gibeng rasanya" Stela tidak lagi menanggapi Stefanny. Matanya hanya tertuju di lapangan menikmati ciptaan Tuhan yang sedang berlarian menggiring bola kesana kemari.
Pritttt......
Para pemain meminggirkan diri dan beristirahat sejenak untuk melanjutkan babak kedua. Alfa mendudukkan dirinya di tepi lapangan sambil mengusap keringat di dahinya. Matanya menelusuri setiap tribun dan akhirnya terpaku pada satu objek.
Damn it!
Senyum miringnya tercetak jelas kala mendapat sasaran yang tepat. Dan kebetulan sekali sasaran itu sedang memperhatikannya juga.
Stela terkejut ketika Alfa mendapati dirinya tengah mencuri pandangan. Langsung saja Stela membuang tatapan dan salah tingkah. Pipinya tiba tiba merona ketika teringat senyum miring yang tadi sangat jelas terpasang di wajah tampannya.
Alfa berdiri dari duduknya dan merapikan seragam sepak bolanya. Menyeka keringat di dahinya dan menyugar rambutnya. Ah nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan. Para penonton berteriak histeris ketika melihat adegan itu. Sebaliknya Stela malah mengumpati cowok itu dalam hatinya.
Mentang mentang ganteng sok banget tebar pesona.
Pertandingan kedua pun berlanjut. Para penonton semakin semangat meneriaki nama Alfa. Hanya kelima gadis cantik tadi yang sama sekali tidak meneriaki mereka. Mereka cukup diam dan memperhatikan toh nanti si cowok juga yang akan nyamperin kan?
GOL!!!!!
Suara gemuruh penonton semakin riuh ketika melihat hasil pertandingan di menangkan oleh kubu IPA. Stela masih diam di tempatnya sambil memperhatikan Alfa dari situ. Semua penonton tampak turun dari tribun untuk memberikan selamat pada Alfa.
"Stel lo gak turun?" Tanya Salsa sudah bersiap untuk menyusul teman temannya.
"Gue tunggu disini aja" Salsa mengangguk lalu berjalan menuruni tangga tribun untuk memberikan selamat pada kelas Alfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZ [END]
Teen Fiction[𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙎𝘼𝙔𝘼] ⚠️DONT COPY MY STORY⚠️ Ini hanya sebuah cerita tentang Alfarez Daniel Mahardika, Si tampan kembaran Malaikat pencabut nyawa. Ketua geng ALFAGAR yang terkenal akan julukan 'The King O...