3. Alfarez Daniel Mahardika

24.4K 1.6K 26
                                    

Kabarin kalo ada typo.

Teriakan dan jeritan para siswi sepanjang koridor memenuhi rongga telinga Alfa pagi ini. Niatnya berangkat pagi agar tidak bertemu dengan para fans fanatiknya, eh ternyata malah ketemu. Mana banyak banget lagi.

"Nasib punya muka ganteng gini ya Al" ujar Samuel menyugar rambutnya. Mumpung Stefanny belum berangkat modus dikit gak apa apa lah ya.

"Gue nya ganteng, lo sisanya" celetuk Alfa sambil menahan tawa.

Mereka duduk di meja pojok kantin sayap kiri. Meja kebesaran Alfagar saat di kantin. Cogan mah bebas.

Matanya berkeliaran kesana kemari mencari sosok orang yang sempat memenuhi pikirannya. Alfa mendengus kecil lalu bertopang jidat.

"Ngapain lo dengus dengus? Udah kya Tristan aja, Darah suci hahahaha" gelak tawa mereka pecah ketika melihat Liam mempraktekkan adegan Tristan.

"Sialan mirip musang lo Iam" celetuk Laskar menahan tawanya.

"Sialan!" Umpat Liam mentralkan wajahnya kembali datar.

Tap

Tap

Tap

Derap kaki itu semakin dekat. Entah perasaan Alfa saja atau bagaimana, saat langkah itu semakin mendekat kepala Alfa sontak mendongak menatap siapa pengunjung kantin kali ini.

Senyum kecil terukir di wajah tampannya. Orang yang dia tunggu akhirnya sampai juga.

Auristela Diana Legarist.

Shit! Beautiful girl, terlalu sempurna buat Yugo yang astagfirullahh.

"Kedip Al" bisik Samuel membuat Alfa mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Sialan!" Umpatnya lalu kembali menatap Stela yang duduk sendirian memakan bakso.

Stela yang merasa di perhatikan langsung mendongak menatap ke depan.

Damn!

Sialnya tatapannya langsung jatuh dan bertabrakan dengan iris Alfa. Jantungnya seketika berdegup tak aturan ketika Alfa tampak menyungging senyum miring.

Mati gue, Bye world.

Sebisa mungkin Stela langsung membuang pandangan, mencoba mencari keberadaan makhluk hidup di sekitarnya. Siapa tahu tadi Alfa menatap orang lain kan. Tapi sialnya tidak ada satupun gadis di sekitar sini. Hanya ada dia. Jadi tadi Alfa tersenyum padanya? Senyum yang mengerikan.

Alfa beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Stela diikuti anggota lainnya.

Tepat di depan Stela Alfa duduk. Membuat jantung Stela semakin tidak beraturan. Mimpi buruknya sepertinya akan menjadi nyata. Alfa menompang dagu menatap Stela yang memakan bakso tanpa menghiraukan hadirnya.

"Ekhem.." Alfa berdehem, dengan sedikit berharap gadis itu akan langsung meresponnya.

Stela mendongak memberanikan diri menatap manik elang milik Alfa.

ALFAREZ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang