Kabarin kalo ada typo.
"Ketika dia sudah dituliskan untuk menjadi milikmu, sejauh mana pun dia bercengkrama dengan seseorang, pulangnya hanya padamu"
-Dari Alfa untuk Stela."Maaf pernah menjadi tembok bagi dua merpati yang sudah terikat janji"
-Dari Jihan untuk Alfa dan Stela.Di ruangan dingin dan sepi ini Alfa masih terjaga sambil menggenggam tangan Stela yang terbalut infus. Rindu yang bercampur dengan rasa bersalah membuat Alfa tersiksa selama beberapa minggu terakhir ini. Bahkan ketika ujian sedang berlangsung Alfa tidak fokus sama sekali, beberapa kali di pertemuan Alfagar pun cowok blesteran itu enggan untuk datang.
Kini yang dia lakukan hanya diam, menggenggam tangan Stela dan menyesali semua kesalahannya. Karena sudah hampir satu minggu tidak bisa tidur, Alfa kini malah terlelap dengan tangan yang masih menggenggam Stela penuh sayang.
***
Mata yang selama ini terpejam rapat dengan tubuh yang di penuhi alat bantu kini beranjak kembali pulih. Mata yang selama ini menatap gelapnya mimpi perlahan terbuka menatap silaunya lampu ruangan yang serba putih. Kepala yang terasa berat dengan tubuh yang lemas membuat Stela sedikit kesulitan memulihkan kesadarannya sepenuhnya. Sejenak dia membuka matanya sebelah untuk menatap silaunya lampur ruangan. Beberapa saat dia kembali menutup matanya enggan menatap dunia yang beberapa hari ini dia tinggalkan.
Ketika matanya terbuka sempurna satu hal yang pertama kali dia lihat. Alfa yang tertidur sembari menggenggam tangannya. Laki laki yang menjadi memori kelam saat kecelakaan itu terjadi kini menjadi hal yang pertama kali dia lihat.
"ngh" Alfa menggeliat bangun lalu menatap Stela yang tengah menatapnya.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
"Stela!" Pekik Alfa kaget ketika Stela benar benar membuka matanya dengan raut datar.
"Stel, ada yang sakit?" Tanya Alfa menggenggam jemari Stela penuh haru. Sementara Stela hanya diam memperhatikan laki laki di depannya yang menangis haru.
"Temen temen pada di kantin, mau aku panggillin mereka? atau mungkin temen temen kamu?" Lagi lagi Stela hanya menatapnya datar. Tatapan yang membuat Alfa langsung lemas di tempatnya.
"Stel...gue—"
"STELA!!" Keduanya sama sama menatap ke arah pintu dimana Aska dan Jihan berdiri. Mereka berdua berjalan masuk ke dalam ruangan Stela dengan perasaan campur aduk.
"Stela sejak kapan siuman?" Tanya Aska pada Alfa yang tampak memperhatikan mereka berdua.
"Baru aja".
Stela menatap Aska sejenak lalu Jihan. Gadis itu merupakan salah satu memori kelam yang ingin Stela singkirkan jauh jauh tapi malah datang dan membawa seorang anak bayi di tangannya.
"Stel, ada yang mau gue obrolin" ucap Aska membuat Stela memperhatikannya. Aska berjalan mendekat ke samping tempat tidur Stela dan menatapnya dalam.
"Gue bakal ceritain semua hal yang selama ini jadi memori kelam lo" Aska menghela nafas sejenak lalu kembali berbicara.
"Anak yang di gendong Jihan sekarang itu anak Jihan, dia baru ngelahirin beberapa minggu lalu waktu lo masih belum siuman, dan Ayah anak itu bukan Alfa tapi Yugo" Stela menatap Aska, Jihan dan Alfa bergantian lalu kembali menatap Aska seolah matanya berbicara 'lanjutkan kak'.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZ [END]
Novela Juvenil[𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙎𝘼𝙔𝘼] ⚠️DONT COPY MY STORY⚠️ Ini hanya sebuah cerita tentang Alfarez Daniel Mahardika, Si tampan kembaran Malaikat pencabut nyawa. Ketua geng ALFAGAR yang terkenal akan julukan 'The King O...