Kabarin kalo ada typo.
Setelah kelakuan Alfa tadi pagi, kini Stela harus menahan malu berjalan keluar kelasnya menuju Parkiran. Awas saja si Alfa, pasti nanti Stela akan membuatnya malu. Di parkiran motor, Stela sudah melihat Alfa yang berdiri sambil menyenderkan tubuhnya di body motor. Dan jangan lupa cengirannya.
"Buruan anterin balik!" Ketus Stela kesal sambil membuang muka.
"Sabar napa Cantik, gak sabar ya mau gue bonceng?"
"Gak jelas gue cabut"
"Eh! Iya iya, buruan naik" Stela segera naik di atas jok motor belakang Alfa. Motor Alfa kemudian berlalu keluar Starshine. Kepergian mereka bukan hanya di lihat oleh seisi murid Starshine tapi juga Jihan.
"Stela ya.." Jihan menyalahkan dirinya lagi untuk kesekian kalinya. Harusnya dia tahu jika berharap pada Alfa hanya akan berakhir kecewa. Dia seharusnya tau diri, tidak mungkin Alfa lebih mementingkan dirinya dari pada Stela. Apalagi saat Jihan dengar jika Stela adalah pasangan yang akan Alfa bawa di Mahardika Party.
Motor Alfa melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah Stela. Setelah sampai Stela segera turun dan merapikan seragamnya.
"Thanks kak" ujar Stela datar.
"Gue tunggu nanti malam,Mahardika Party" Stela terdiam. Meskipun bukan kali pertama menghadiri acara itu, tetap aneh rasanya jika harus pergi dengan Alfa. Si ahli waris berikutnya.
"Gak janji"
"Dan gue gak bakal biarin lo cabut kalo bukan sama gue" Alfa tersenyum manis lalu berlalu pergi.
"Huft... Nafas Stela nafas, lo gak mau mati muda kan, nafas.." Stela mengatur nafasnya yang sedari tadi dia tahan. Siapa yang bisa tahan dengan senyum manis cowok itu? Hanya psikopat yang bisa menahan manisnya senyum Alfa.
"Udahlah mikirin kak Alfa bikin gila"
_________________
Jihan menatap langit sore yang sudah mendung. Kepalanya kembali mengingat ucapan Alfa tadi. Jihan tersenyum masam. Apa karena fisiknya yang tidak sebagus Stela? Atau karena dia tidak secantik Stela? Kenapa dunia hanya adil pada yang goodlooking?.
"Jihan?" Merasa namanya di panggil Jihan pun menoleh ke kiri. Matanya terbelalak kaget ketika melihat——Yugo sedang berjalan mendekatinya.
"Pulang, gue anterin"
"Eng-enggak usah Kak, a-aku"
"Gak gak butuh penolakan lo! Buruan!!" Jihan mengangguk ragu lalu mengekori Yugo. Sebenarnya Yugo enggan memboncengi Jihan. Siapa yang mau membonceng adik dari seorang pelaku pembunuhan yang sekarang berstatus buronan? Namun demi Stela, Yugo akan melakukan semuanya.
Motor Yugo berhenti tepat di depan rumah Jihan.
"Ma..-"
Belum sempat Jihan menyelesaikan kalimatnya Yugo sudah mengegas motornya dengan kecepatan tinggi.
Dengan lesu Jihan berjalan lunglai masuk ke dalam rumahnya. Raut wajahnya tidak bisa menyembunyikan perasaan kecewanya. Alfa yang selama ini menjadi idola sekaligus orang yang sangat dia suka, ternyata menolaknya secara terang-terangan bahkan sebelum dia tahu perasaan Jihan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZ [END]
Novela Juvenil[𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙎𝘼𝙔𝘼] ⚠️DONT COPY MY STORY⚠️ Ini hanya sebuah cerita tentang Alfarez Daniel Mahardika, Si tampan kembaran Malaikat pencabut nyawa. Ketua geng ALFAGAR yang terkenal akan julukan 'The King O...