32. Rindu

14.1K 726 28
                                        

Kabarin kalo ada typo.

Tepat hari ini sudah hampir sepekan Stela tertidur. Dan Alfa selalu setia menemani gadis itu. Sementara Jihan, gadis kampret itu tidak henti hentinya selalu mengganggu Alfa.

"Stel?" Panggil Alfa sembari menggenggam jemari dingin Stela. "Hari ini udah seminggu lo gak bangun, gak kangen gue apa?" Alfa terkekeh kecil lalu mengusap rambut Stela.

"Gue kangen nih, bangun dong" Setiap hari hanya itu yang Alfa lakukan. Mengobrol dengan Stela yang tertidur.

"Ayo bangun cantik, pangeran udah capek nih nungguin putri tidur terus" Alfa menatap penuh sayang pada mata Stela.

"Stel, gue boleh cerita lagi kan?" Alfa lalu sedikit memundurkan kursinya dan meletakkan dagunya di atas kasur Stela.

"Semenjak lo tidur gini gue sering di jauhin anak anak Alfagar tau, Kayla aja nyaris bunuh gue gara gara marah lihat lo gini" Perlahan suara berat Alfa mulai parau. Matanya memerah menahan air mata.

"Gue emang brengsek Stel, gue bilang suka dan cinta sama lo, tapi gue malah hancurin masa depan anak orang" Alfa menatap mata yang masih terpejam erat itu.

"Gue emang brengsek Stel, gue mungkin gak bisa lo maafin, tapi gue mohon sama lo, tolong bangun, ada banyak orang yang pingin lihat lo ketawa kaya dulu" setetes air mata mengalir di pipi Alfa. Bukan kali pertama dia menangis seperti ini di depan Stela. Satu tangannya terulur di atas perut Stela yang kembang kempis. Kepalanya miring berbantalkan satu tangan lainnya.

"Tolong bangun Stel, gue kangen lihat lo ketawa kaya dulu".

"Salahin gue yang brengsek ini, salahin gue aja Stel, tampar gue, marahin gue, pukul gue biar lo puas, tapi jangan tidur gini" suara isakan perlahan terdengar dari cowok berbadan tinggi itu.

"Gue tahu gue brengsek, tapi apa salah kalo cowok brengsek ini mau lo bangun lagi kaya dulu Stel? Apa salah kalo cowok brengsek ini minta lo buat ketawa lagi kaya dulu? Apa salah kalo cowok brengsek ini jatuh cinta sama lo Stel?".

Alfa mungkin bisa gila jika terus seperti ini. Namun hanya itu yang dia bisa lakukan.

"Izinin gue tidur di sini ya Stel sebelum lo usir gue dari hidup lo" Perlahan matanya terpejam memasuki alam mimpi setelah menangis seperti tadi.

***

"Gue jadi gak tega kalo lihat Alfa begitu" ucap Raja menatap Alfa dari luar pintu ruangan Stela.

"Gue juga, tapi meskipun gitu dia harus di kasih paham biar ngerti gimana rasanya kehilangan" jelas Galaksi lalu duduk disebuah kursi panjang.

"dia tiap hari begitu bang?" Tanya Septian yang kebetulan ikut menjenguk.

"Iya, nyaris kaya orang gila, untung gak gila beneran" jawab Liam sembari berjalan mendekat pada bangku panjang tadi.

"Kalo pun Alfa gila masih ada yang mau, coba aja lo Iam yang gila, pasti gak ada yang mau, orang lo waras aja gak ada yang mau" ucap Laskar sekaligus menyindir status jomblo Liam.

"Emang Liam waras ya Las?" Tanya Raja polos.

"Si Liam mah gak pernah waras menurut gue, emang agak gila" jawab Laskar santai.

ALFAREZ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang