36. Keingin Tahuan

113 16 2
                                    

Bening pov...

Aku tengah menatap topeng-topeng hitam yang di jadikan aku kupu-kupu hitam dan Ratu jalanan, saat mengingat masa-masa itu, masa masa yang banyak kekecewaan, kemarahan, dan kesedihan, tapi aku melupakan semua itu dengan cara balapan, yang tahu pada waktu itu aku ikut balapan adalah Renan.

Banyak sekali topeng warna hitam, aku menyinpan topeng-topeng ini dalam kotak jati yang cukup besar, karena topeng dan balapan liar aku bersahabat dengan Liam sang raja jalanan yang sekarang menjadi suamiku. Dulu aku sempat berpikir bahwa Kak Fajj adalah Pangeran Ilusi, tapi sekarang semua itu semakin tidak mungkin.

Aku sering berpikir bahwa Pangeran Ilusi itu adalah dia, karena dia dekat dengan Raissyi dan ada yang Pangeran Ilusi ketahui, tapi pada saat itu yang tahu hanya aku dan Kak Fajj, dan sekarang aku yakin bahwa mereka berdua adalag orang yang berbeda.

Ya... mereka adalah orang yang berbeda dan aku sangat yakin tidak mungkin kalau Kak Fajj adalah dia dan jika dia Kak Fajj kenapa mengirimiku surat seperti kemarin?

" Kriet" aku melihat ke arah pintu di sana Arkhan putra Kak Zarin yang berusia 4 tahun.

" Arkhan! Kenapa sayang?" Aku langsung menghampirinya dan berjongkok menyamakan tinggiku dengannya.

" aunty mau main sama Alkhan?" Ucapnya dengan cadel menyebut namanya sendiri.

" jelas aunty mau, tumben ngajakin aunty main, kenapa hem?"

" Uncle Diva lagi pergi, mama sama papa sibuk, kakek ngobrol sama Uncle Fajj" cicitnya. Aku melihat jam yang menunjukkan setengah 4 sore.

" emm... kalau main di taman mau nggak?" Arkhan langsung mengangguk antusias.

" aunty ambil tas dulu" aku segera mengambil tas kecilku yang berisi dompet dan henfon.

" ayo!!" Aku menggandeng tangannya.

Saat kita sampai di depan TPQ samping Masjid kompleks Arkhan berhenti sambil melihat anak-anak yang masuk masjid dan gedung TPQ untuk mengaji.

" Arkhan mau ikut belajar ngaji?"

" emang boleh aunty?" Ia bertanya dengan mata berbinar.

" sekarang juga pun bisa, biar aunty yang bilang sama mama dan papa nanti" setelah itu aku mengajak kesana dan menemui ustadzah.

" Assalamualaikum Ustazah"

" Waalaikumsalam "

" Saya mau daftarin keponakan saya ngaji di sini apa boleh?"

" tentu saja, kalau boleh tahu anda ini siapanya Arkhan?" Sepertinya Ustadzah tidak mengenaliku.

" saya Bening"

" Bening kamu sudah sehat nak?" Ia langsung memelukku.

" iya uztadzah "

" kalau gitu Arkhan sama Uztadzah Nila ya, tolong ya uztadzah.." setelah itu Arkan dan Ustadzah Nila pergi meninggalkan aku dan Ustadzah Fitri yang dulu mengajariku mengaji.

" Bening ikut uztadzah buat melengkapi formulir prndaftaran" aku mengikuti Ustadzah Fitri masuk rumahnya tapi memang mendirikan adalah Ustadzah Fitri dan Ustad Yusuf dan kebetulan rumah mereka samping Masjid.

" uztadzah, untuk akte bisa nyusul besok kan?"

" iya bisa"

Setelah mengurus semuanya aku menunggu Arahkan bersama ibu-ibu yang lain, ada yang nyinyir juga, karena aku kesini pakai dress selutut, aku mah masa bodoh.

" mbak nya nganterin anaknya ya?" Tanya salah satu dari mereka.

" bukan buk, saya nganterin keponakan saya" Aku berusaha untuk ramah cuman tampang ibu-ibu ini ngerendahin banget.

A Melancholy Peak Of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang