28. Heart

127 17 14
                                    

Normal pov...

Raissyi sampai di ruang bersalin, disana ada orang tua Azka dan Bunga, tak lupa ada Haikal dan chatalia disana dan jangan lupakan Almizan dan Fajj.

" gimana keadaan mereka?" Raissyi bertannya sambil menyembunyikan kekhawatirannya.

" masih di dalem, udah tenang aja" kata Almizan sambil merangkul bahu Raissyi.

Lalu terdengar suara tangisan bayi dari ruangan bersalin, semua yang ada di sana mengucapkan syukur alhamdulillah.

" Kak Fajj!!" Raissyi baru sadar kalau ada Fajj di sana. Raissyi langsung menghambur ke pelukan Fajj dan sudah 4 tahun tidak bertemu Fajj.

" kapan kembali London?" Raissyi bertannya setelah melepas pelukannya.

" beberapa hari yang lalu" Fajj menjawab singkat.

Tiba-tiba handphone Fajj berbunyi Fajj pamit untuk mengangkat telepon. Setelah itu dokter keluar dari ruang bersalin.

" pasien mengalami pendarahan hebat dan kemungkinan tidak akan selamat, tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin" kata dokter yang membuat mereka terkejut.

" kalian bisa menemui pasien" tanpa babibu orang tua Azka dan Bunga masuk, Raissyi terduduk di kursi.

Lalu Fajj datang kembali.

" aku tidak bisa lama-lama di sini disampaikan pada paman dan bibi"  setelah mengatakan itu Fajj pergi.

" jangan terlalu kawatir" kata Almizan kepada Raissyi.

" Raissyi masuk lah" kata Azka di ambang pintu dan Raissyi segera masuk.

" Raissyi!!" Bunga memanggilnya lirih.

Raissyi mendekat ke ranjang yang di tempati Bunga, Raissyi dapat melihat kantung darah dan infus.

" maafkan aku" ucap Bunga saat Raissyi tepat berada di depannya.

" jaga putraku... sayangi dia... aku tak bisa menyayanginya.. aku titipkan putraku padamu..." ucap Bunga sambil menyerahkan putranya yang baru lahir dan Raissyi menggendong bayi itu.

" menikahlah dengan... Azka, ia tak pernah menjadi milikku... dari dulu sampai sekarang ia hanya milikmu.. aku titip raja dan pengeranku.."

" Bunga jangan berkata sembarangan, dokter akan menanganimu.. mereka akan berusaha yang terbaik.. hiks..." pertahannan Raissyi hancur.

" Bunga.. kamu harus yakin.. oke.. jangan menyerah" tak ada jawaban dari Bunga yang sudah menutup matanya.

" Bunga.. Bunga" ucap lirih Raissyi.

" Bunga sayang... jangan tinggalin mama" Ibunya Bunga histeris.

Orang tua Azka keluar dari ruanga itu karena tidak kuat berada di dalam, Ayah Bunga mencoba menenangkan istrinya, Azka terdiam, dan Raissyi memberikan pangeran kecil itu pada suster dan segera keluar dari ruangan itu. Tepat saat ia keluar Bening ada di sana dan ia langsung memeluk Bening dengan erat.

" menangislah" Bening membalas pelukan Raissyi.

" aku.. aku.. tam tahu... harus apa.. hiks.. hiks.." Raissyi mengeluarkan semuanya.

" terima, mungkin itu akan membuat ia bahagia" ucap Bening terkesan datar dan melepas pelukan Raissyi.

" Tapi__ "

" istiqoroh lah " Bening berkata sambil memegang bahu Raissyi.

" pikirkan baik baik, aku akan pulang" lalu Bening berpamitan dengan yang lain.

A Melancholy Peak Of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang