2. kebenaran yg termbunyi

242 21 1
                                    

Normal pov....

Waktu terus berjalan....
Matahari kembali terbit dari ufuk timur.
Terlihat Siswi dari SMA Pratama yang berjalan sendirian, gadis dengan rambut di kepang dua dan kacamata bulat yang bertengger di hidung mancungnya.

Tiba tiba ada 3 siswi yang menghalangu jalannya.

" Hay mata empat!!!" Sapa gadis yang berada di tengah dengan senyum meremehkan.

" Nih bawain tas gw" ucao gadis itu dengan melempar tasnya ke arah Bening dan Bening dengan sigap menangkap tas itu.

" tapi Kitiy aku..."

" berani bantah lo?!!" Bentak gadis yang bernama Kitiy.

Bening hanya diam di bentak seperti itu.

" sekalian bawain tas gw" ucap gadis bernama Afi yang berada di sampibg kanan Kitiy dengan melempar tasnya ke arah Bening.

" tas gw juga" ucap gadis bernama Ririn di samping kiri Kitiy.

Mau tak mau Bening membawakan ke tiga tas itu, Bening berjalan di belakang ke tiganya, dan banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka, setelah sampai di kelas pemilik tas bening langsung menyerahkan kembali tasnya dan pergi ke kelasnya.

Bening pov....

Setelah dari kelas kitiy aku pergi ke kelasku, ku lihat Raissyi sedang menulis sesuatu di bukunya, yang jelas aku tidak tahu dia menulis apa, tanpa banyak pikir aku duduk di bangkuku.

" kenapa lo mau mauan di suruh bawa tas kayak gitu?" Tanya Rais mengintrogasiku saat aky baru saja duduk.

" jangan bilang lo takut sama mereka" tebaknya dengan menghelai nafas.

" aku gak ada kesempatan buat nolak" jawabku dengan menunduk.

" awas lo besok besok bawain tas mereka lagi" ancam Rais dengan menunjukku dan aku hanya bisa mengangguk.

Tak lama guru mata pelajaran datang dan pelajaran pertama di mulai.

***

Sekarang jam kosong, ku masukkan lks ku dan ku ambil buku tulis yang menjadi wadah inspirasiku selama ini, ku lihat di sampingku Rais yang sedang menulis sesuatu di bukunya. Karena nama Raissyi terlalu panjang aku memanggilnya Rais.

" kamu sedang apa?" Tanyaku untuk mencairkan suasana.

" gw lagi nulis sebuah cerita" jawabnya dengan girang.

" kamu suka nulis? Kalau gitu ceritain cerita yang kamu tulis itu" pintaku sangat penasaran dengan jalan cerita tulisannya.

" oke gw bakal ceritain ke lo" jawabnya dan mulai bercerita, aku mendengarkan dengan senang hati.

Setelah puas bercerita akhirnya selesai walaupun kisahnya belum berakhir.

Aku pun membuka buku tulisku dan menulis sesuatu disana.

" lo nulis apaan?" Tanyanya dengan mengintip tulisanku.

" hampir mirip dengan apa yang kamu tulis" jawabku dengan melihatnya dan tersenyum.

" oke kita punya hobi yang sama" ucapnya semakin girang.

" iya" jawabku.

Tiba tiba ada teman sekelasnya menghampiri meja kami.

" Bening gue gak ngerti sama soal yang ini" katanya dengan memperlihatkan sebuah hal di buku.

Dia adalah temanku waktu di SMP namanya Latifa, dia termasuk baik padaku, kami tidak begitu dekat, dan aku mulai menjelaskan tentang soal itu pada Latifa.

A Melancholy Peak Of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang