Normal pov...
Terlihat Bening terus melamun dengan melihat keluar jendela kamarnya. Tanpa dia sadari butiran-butiran cairan bening keluar dari pelupuk matanya.
" BRAK... BRAK..." suara pintu yang digedor dengan kuat.
" KAK KELUAR!!!" terakan dari luar kamarnya. Bening tersadar dari lamunannya dan sadar kalau dia menangis, lalu menghapus jejak air matanya dan berjalan membuka pintu kamarnya.
" ada apa?" Tanya Bening dengan dingin dan datar.
" Ih... Kak emang benar-benar minta dihajar ya?" Ujar Diva sang adik yang baru saja sampai di rumah dengan kesal.
" terserah lah" Bening membalas dengan masa bodoh.
" Kakak.. Tuh..." saat Diva bersiap menghadapi Bening. Bening langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya kembali.
" Kak awas lo!!!" Teriakan mereka sangat keluar kamar Sedangkan Bening menjatuhkan tubuhnya di ranjang.
Bening kembali menangis, setelah menangis Bening tertidur sampai menjelang pagi...
***
Pagi ini di rumah kediaman Az-zarin tampak tak seperti biasanyan kediaman itu sangatlah ramai. Pening Baru saja sampai di meja makan yang ramai dengan anggota keluarga.
" KAK!!" teriakan Diva menggelegar setelah melihat Baning.
" hn" guman Bening sembari duduk di kursi yang berhadapan dengan Sang adik.
" Awas kau Kak!!!" Ancam Diva sok ganteng yang dibuat-buat.
" sudah diam!! Dan aku tidak takut padamu!!" Balas Bening dengan berteriak pula.
" ye... gitu aja udah marah... dasar pemarah" cibir Diva dengan memakan sarapannya.
Pening menghiraukan ucapan adiknya dan tetap memakan sarapannya. Iya benar-benar sedang dalam mood yang hancur.
***
Sore ini Bening ada janji dengan Raissyi di taman tempat biasa mereka pada temu.
" oma!! Pening izin keluar ya?" Bening meminta izin kepada umatnya yang memasak di dapur.
" iya, tapi jangan malam-malam pulangnya" jawab sang oma tanpa melihat kearah Bening.
Pening pun pergi tanpa mengucapkan salam dan itu bukanlah kebiasaannya sedari kecil.
Normal pov end....
Raissyi pov...
Aku sudah sampai di taman, rencananya aku akan bertemu dengan Benting disini, ku edarkan pandanganku ke penjuru taman dan tetap tak melihat dia disana.
Tapi di bangku yang biasa aku duduki dengan Bening terdapat seorang gadis duduk membelakangiku. Gadis itu menguncir kuda rambutnya, aku pun mendekatinya.
" apa lo ngeliat cewek berkavamata dan rsmbutnya di kepang 2?" Tanyaku di sampingnya.
"Aku disini Is" jawabnya. Setelah ku lihat-lihat ia mirip dengan seseorang.
" ini aku Bening" ucapnya mendengus kesal.
" maaf aku nggak ngenalin kamu, abisnya penampilan kamu nggak kayak biasanya sih" kataku langsung duduk di sampingnya.
" ehh... gimana kemaren kamu sama Renan?" Aku bertanya karena kepo.
Bening seketika menunduk...
" kenapa? cerita sama aku" aku berkata sedikit kawatir.
" Renan sukanya sama Salsa bukan aku" katanya semakin menunduk.
" kamu udah ngomong kan sama Renan?" Dia menggeleng sebagai jawaban.
" Dia udah sampein perasaannya ke Salsa" Ucap Bening dengan lirih. Oke aku gak pernah liat Bening kek gini sebelumnya.
" Benin kamu tuh harus tetep perjuangin Renan" aku berusaha menyemangatinya.
" gimana caranya?" Ia melihatku dengan pandangan tak yakin akan berhasil.
" dimana Bening yang pinter pergi? Kenapa sola cinta lo lemah banget? Biar aku yang pikirin" kataku sok banget untuk membuat ia tersenyum dan itu berhasil.
" sekrang kamu anterin aku ke optik buat beli kacamata baru" pintanya.
" kaca matamu kemana?" Aku penasaran.
" hilang dan nggak tahu kemana" ia menjawab polos.
" ya udah yuk aku anter" aku pun berdiri dari duduk ku.
***
2 minggu sudah berlalu dan 3 hari lagi sekolah akan dimulai. Aku belum memiliki solusi buat Bening tentang masalahnya.
Malam ini rencananya aku mau kerumah Kak Fajj buat minta saran, aku sekarang udah nyampek di rumahnya, rumah kita itu cuman beda blok doang. Ku lihat ia sedang duduk di gazebo halaman depan dan sedang mengerjakan sesuatu di leptop kesayangannya.
" Woy Kak!!" Panggilku dengan ikut duduk di gazebo.
" kenapa? Kangen lo sama gue?" Ini orang pede banget sih.
" gak lah, dasar ke pedean lo, gue mau cerita" jawabku nggak bisa slow.
" cerita apa an?" Tanyana tanpa melibatku dan fokus mengetik di keyboard.
" ini soal Bening" ia langsung melihatku.
" huff... kenapa lagi sama sahabat lo?" Tanyanya setelah menghelai nafas berat.
" dia itu cinta sama Renan, tapi si Renan udah jadian sama Salsa, dia itu patah hati banget" aku mulai bercerita dan Kak Fajj fokus kembali pada laptopnya, tapi aku tahu ia mendengarkan.
" kak lo ada solusi gak buat Bening? Paling gak saran gitu biar dia biasa sana Renan atau lupai Renan" aku pun mengguncang tubuhnya.
" suruh aja Bening merubah penampilannya, pasti si Renan kalau tahu Bening cantik bakal pinda haluan" akhirnya ia memberikan sarannya.
" dari mana lo tahu kalau Bening itu cantik?" Tanyaku heran. Emang sih Bening cantik kalau nggak pakai kaca mata.
" Tak" ia menjitak kepalaku dan aku mengaduh sakit.
" yang namanya cewek itu catik Raissyi" ia geram.
" oke. Kak lo yang terbaik" aku memujinya.
" eh... kak ngapain lo diluarn banyak nyamuk gini?" Tanyaku heran, karena ini emang banyak nyamuk. Apa ia kebal dengan gigiran nyamuk ya??
" itung-itung shodaqoh darah sama nyamuk" ini orang ada-ada aja.
" lo tuh ada-ada aja kak dasar aneh" aku mencibirnya sambil terkikik melihat tingkahnya yang absur.
" makasih sarannya dan gue mau pulang" aku pun pamit padanya.
" gue anterin dan nggak ada penolakan" katanya dengan menutup leptopnya.
" dasar pemaksa" aku mencibirnya kembali.
Ia pun masuk ke rumah untuk menyimpan leptopnya dan tak lama ia keluar lagi.
" yuk!"
Kak Fajj mengantarku sampai di rumah.
Raissyi pov end....
****
" penampilan bukanlah segalanya..
Kalau sudah cinta, penampilan seperti apa pun...
Dan sejahat apa pun pasti akan tetap cinta...
Mencintai itu dari hati bukan mata.... "~ Derendy Fajjril Al-Ahkamil ~
Tuban, 16 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
A Melancholy Peak Of Love✔️
Chick-LitIni hanya lah kisah Persahabatan yang di bumbui tetang cinta... Apakah cinta itu akan terbalas? Atau bertepuk sebelah tangan? Kalau penasaran langsung baca aja... *** Kisah ini tentang Bening dan segala rasa yang disembunyikannya. Tentang Renan dan...