33. Undangan

129 15 2
                                    

Bening pov...

Aku sedang berada di kantor menyelesaikan beberapa berkas sebelum aku cuti dua minggu kedepan.

" Tok Tok Tok " tak lama Linda masuk.

" ada apa Lin?" Aku bertanya tanpa melihatnya.

" saya ingin memberitahu Kalau Anda disuruh pulang sekarang juga oleh tuan besar, beliau berulang kali mencoba menghubungi anda"

" ini masih jam 3 Lin. Aku akan pulang setelah mengajak semua berkasnya, jika Papi menelponmu lagi bilang handphone-ku kehabisan daya" kataku sambil melirik berkah selalu melirik handphone-ku yang sedangku isi daya.

" saya akan menyampaikannya, permisi" setelah itu dia keluar.

Sebentar lagi aku akan menikah, semuanya tidak akan sama lagi seperti dulu. Apalagi yang akan menikahiku adalah partner diskusi dan lombaku, rasanya aku ingin tertawa mengingat hal itu.

Sebenarnya aku bingung dengan perasaanku antara Pangeran ilusi yang tak tahu dia siapa dan di sisi lain ada Kak Fajj yang jelas-jelas aku tahu, aku sudah sholat istikharah dan beberapa hari ini aku selalu bermimpi menghabiskan waktuku bersama dengan Kak Fajj. Apakah ini jawaban dari keresahanku? Dan apa cinta itu akan tumbuh setelah bersama?

Ayo mantapkan hatimu untuk menikah dan menjadi istri dari Kak Fajj, ingat Bening Zarin Permata kamu akan menikah besok lusa!!

Aku pun segera membereskan barang-barangku dan meja kerjaku. Sebenarnya aku sudah selesai dengan berkas-berkas lakukan itu, setelah semuanya beres aku segera keluar dari ruangan ku.

" Linda! Berkasnya aku taruh di meja dan selama aku cuti Kak Zarin yang gantiin... em.. itu mungkin kamu kalau udah selesai cepet pulang " Kataku pada Linda.

" kamu tenang aja" setelah itu aku pergi.

" Bening hati-hati di jalan!!" Teriaknya.

" kamu juga!!" Balasku sambil melambaikan tangan dan tidak menatapnya.

Hari ini adalah malam Jumat jadi aku akan berziarah ke makam Mami, seperti biasa aku pergi ke toko bunga langgananku, aku juga ingin memberikan undangan pernikahan ku pada Mamang.

Aku masuk itu toko dan memesan pesanku kepada pegawai  setelah itu aku pergi menemui mamang yang berada di teras samping dan berbicara dengan seseorang. Aku menunggu orang itu sampai pergi barulah aku menemui mamang.

" Mang!"

" eh.. Non Bening " setelah itu aku mencium tangan mamang.

" Bening mau ngasih sesuatu buat mamang" kataku sambil mengeluarkan undangan pernikahan ku.

" pernikahan siapa non?" Tanyanya sambil mengambil undangannya.

" pernikahan Bening atuh mang" aku menjawab sambil tersenyum.

" mamang ucapin selamat non, semoga pernikahannya sakinah mawadah warohmah" ucap mamang sambil menepuk bahuku.

" amin, mamang harus dateng, acaranya dirumah kok" kataku sambil tersenyum.

" mamang pasti dateng, mamang kan pingin tahu siapa pemuda yang jadi jodohnya Non Bening " balas mamang mencoba menggodaku.

" kalau gitu Bening pergi dulu mang" kataku kembali mencium tanga mamang dan setelah itu aku pergi dari sana menuju suatu tempat.

Aku sampai di makam. Seperti biasa aku membacakan surat Yasin dan Tahlil, setelah itu aku membersihkan batu nisan menggunakan air mawar dan menaburkan bunga, lalu aku letakkan buket bunga yang aku beli tadi di pusaran makam yang sudah ku taburi bunga.

A Melancholy Peak Of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang