21. Pangeran Ilusi

116 17 17
                                    

Bening pov...

Saat aku sampai di kelas pagi ini kelas masih sangat sepi, tapi sepertinya Kak Fajj sang ketua osis sudah datang karena sudah ada tasnya di bangkunya. Aku berjalan kearah mejaku, ku libat ada kertas terlipat di sana, aku mengambilnya.

Di kertas itu tersulis...


"Cinta, jangan kau gapai
Jika kau tak mampu...
Karena semua kemustahilan
itu...."

~PI~

Aku mengernyit, apa maksudnya ini? Dan siapa itu PI??

" Aneh.." aku menggeleng pelan sambil tersenyum.

Lalu aku pun duduk di bangkuku.
Aku terus menatap dan membaca tulisan itu berulang ulang sambil senyum-senyum seperti orang gila.

" Woy!! Kesambet lo Ning??!!" Raissyi dateng dateng ngagetin.

" kamu ngagetin tahu!!" Aku kesal sambil menyimpan kertas tadi.

" kamunya senyum-senyum kayak orang gila" balasnya sambil duduk di bangkunya.

" kamu kenapa?" Tanyanya.

" nggak papa" aku menjawab acuh karena kesal ia mengagetin.

" mulai deh cuweknya" katanya dengan memutar matanya malas dan aku menanggapinya dengan senyum terpaksaku.

" tumben berangkat pagi?" Kataku.

" nyindir nih ceritanya" katanya dengan kesal.

" kamu kan yang ngerasa, aneh aja kamu berangkat pagi pagi gini" balasku mengutarakan pikiranku.

" pingin aja" jawabnya.

Tak lama dari itu kelas mulai ramai.

***

Aku sedang makan di kantin berdua dengan Raissyi.

" Hei!!" Renan datang dan duduk di kursi seberangku, lebih tepatnya samping Raissyi.

" tumben duduk disini? Pawang lo nggak marah apa?" Raissyi menyindir.

" ye... gue mau makan sama sahabat terbaik gue, bukan sama lo!! Sono pergi!!" Balas Renan kesal yang tak terima karena sindiran dari Raissyi.

" oke... gue pergi.. Ning ati-ati pawangnya galak!" Kata Raissyi sebelum pergi.

" emang gue uler apa?!" Teriak Renan tak terima.

" lo bukan uler tapi buaya!!... hahaha " ejek Raissyi sambil duduk di meja bersama dengan sahabat-sahabatnya lain selerti F4. Aku hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah Renan dan Raissyi yang selalu seperti itu saat bertemu.

" jadi kenapa?" Tanyaku sambil menatap Renan, dia mana pernah nemuin aku kalau gak penting sampek ngusir Raissyi segala.

" nyokap gue minta gue buat nikah muda, parah banget nyokap gue kali ini" ucapnya dengan tampang kesal dan frustasi.

" bagus dong" aku menjawab santai sambil memakan mie ayam yang ku pesan tadi.

" bagus dari mana?! Kalau gue nggak mau gue bakal dijodohin, itu yang lebih parah!! Pacar gue, gue kemanain coba!!" Ucapnya menggebu gebu menahan marah.

" kenalin Salsa ke nyokap lo lah" aku mencoba memberikan solusi, tapi tetep aja sakit di hati ini.

" bener juga sih, emang Salsa mau gitu gue ajak nikah muda, yang ada gue di depak duluan sam bokap nyokapnya" balasnya semakin frustasi.

" Bagus itu!!" Kataku sambil mengacungkan dua jari ibuku.

" bagus dari hongkong!!" Grutunya kesal sambil mencebikkan bibirnya.

A Melancholy Peak Of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang