Normal pov...
Renan sampai di kediaman Az-zarin, ia keluar dari mobilnya dan melihat Bening tengah duduk do gazebo halaman depan dengan membawa buku dan pulpen di tangannya, tanpa basa basi Renan langsung berjalan ke arah Bening berada.
' dia ngelamun ' kata Renan dalam hati sambil terus mendekat ke arah Bening.
"DOR!!" Renan mengagetkan Bening dari belakang.
" ihhh... kamu ngagetin" Bening menutup bukunya dengan kesal, sedangkan Renan sudah duduk di depan Bening sambil menahan tawanya.
" kenapa kamu yang marah? Harusnya aku yang marah, aku kawatir nyariin kamu, eh... kamunya udah di rumah" Renan berpura pura ngambek.
" aku nggak minta kamu nyariin aku" Bening membalas cuwek yang membuat Renan menghelai nafas.
" lain kali aku gak cariin kamu lagi" setelah Renan mengatakan itu mereka berdua saling pandang, lalu mereka berdua tertawa bersama sama, jika ada yang melihat pasti bilang kalau Renan dan Bening gila.
" Renan lebih baik kamu pulang, pasti tante nyariin kamu" tutur Bening setelah puas tertawa.
" ngusir nih ceritanya?" Sindir Renan sambil menatap tajam ke arah Bening.
" iya, sana pulang" Bening mengusir terang terangan.
Renan berjalan ke arah mobilnya karena sudah di usir sang pemilik rumah.
" besok berangkat sama siapa?" Tanya Renan sebelum pergi dan masih di samping mobilnya.
" sendiri " Bening menjawab sambil berjalan ke arah Renan.
" mau bareng?" Tanya Renan saat Bening berada di hadapannya.
" nggak usah dan terima kasih, udah sana pulang" Bening kembali mengusir Renan agar cepat pulang.
" iya, ini juga mau pulang" Balas Renan dengan masuk ke mobilnya.
Bening menunggu mobil Renan benar-baner keluar dari kediaman Az-zarin, barulah ia masuk ke dalam rumahnya.
***
Pagi ini Bening berangkat tidak menggunakan sepedahnya, melainkan ia berangkat bersama dengan Renan, karena Renan pagi pagi sekali sudah berada di kediaman Az-zarin.
Renan memasuki kelasnya tanpa rasa bersalah sama sekali, memang dia besalah dengan siapa?
" ternyata kamu nggak jemput aku karena Bening?" Salsa sangat kesal saat tahu Renan berangkat bersama dengan Bening dan tidak memberinya kabar sama sekali.
" emang kenapa yang? Aku rasa itu bukan lah kesalahan" Balas Renan dengan datar dan duduk di bangkunya.
" kamu_"
" udah deh gak usah kayak anak kecil" Renan memotong perkataan Salsa.
" aku kayak anak kecil?" Salsa benar benar tak habis fikir dengan kelakuan Renan yang berubah.
" kemarin kamu kemana?" Salsa mencoba meredakan ego dan emosinya.
" di rumah" Renan benar benar berdusta, ia menjawab sambil membaca buku yang entah sejak kapan berada di tangannya dan sama sekali tak melihat ataupun melirik kearah kekasihnya berada.
" aku ke rumah kamu tapi kamu nggak ada" Renan benar benar tak suka di interogasi seperti ini, dalam hidupnya yang berhak untuk menginterogasi dirinya adalah keluarganya, Bening sebagai sahabat, dan istrinya, sedangkan Salsa hanya kekasihnya.
" saat kamu tahu jawabannya kenapa bertannya" Renan menjawab dengan datar, ia menatap Salsa tajam, dan Renan bukan lah orang yang ribet dan mau meladeni hal yang tak penting menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Melancholy Peak Of Love✔️
Chick-LitIni hanya lah kisah Persahabatan yang di bumbui tetang cinta... Apakah cinta itu akan terbalas? Atau bertepuk sebelah tangan? Kalau penasaran langsung baca aja... *** Kisah ini tentang Bening dan segala rasa yang disembunyikannya. Tentang Renan dan...