Lupa Ingatan

120 32 119
                                    

4 tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 tahun yang lalu.

Tahun itu, dimana Nayara, Bima dan Yudha masih duduk dikelas 8. Di tahun itu adalah, tahun dimana rasa bahagia itu cepat sekali berlalu, dan kesedihan muncul bertubi-tubi.

Sudah sekitar 6 bulan lamanya mereka menjadi murid kelas 8. Yudha berbeda sekolahnya dengan Bima dan Nayara, karena waktu tes disini, Yudha tak diterima masuk ke sekolah ini, sedangkan Nayara dan Bima keterima.

Akhirnya, Yudha memutuskan untuk bersekolah yang tak jauh dari sekolah Nayara dan Bima. Setiap hari mereka selalu berangkat dan pulang bareng, kecuali jika di hari-hari tertentu. Misalnya hari Jumat, Bima tidak bisa pulang bareng karena dia latihan ekskul.

Petang hari, dimana para murid berbondong-bondong keluar dari kelasnya. Sekolah telah usai semenjak 10 menit yang lalu. Nayara menunggu Yudha di halte, kata Yudha ia ingin menjemput Nayara memakai motor. Bima tak ikut pulang bersama mereka dikarenakan ada jadwal ekstrakurikuler.

Motor matic yang dikendarai Yudha itu mendekati Nayara yang sedang bersenandung. Yudha mematikan mesin motornya. Tersenyum menatap Nayara.

"Nay ... " panggil Yudha.

Nayara menoleh ke sumber suara. "Eh Didit," balasnya sambil menyengir.

Yudha menggelengkan kepalanya. "Udah dibilang jangan panggil Didit kalo di sekolah. Malu tau, disini juga ada temen-temen dari sekolah aku juga." ujar Yudha pura-pura merajuk.

Nayara terkekeh. "Iya deh iya,"

Lalu Nayara menaiki motor hitam yang dikendarai oleh Yudha. Nayara tersenyum, menatap spion motor.

"Udah?" tanya Yudha.

"Udah!" balas Nayara.

"Yaudah turun,"

Nayara memukul bahu Yudha, sambil pura-pura cemberut. Yudha terkekeh geli melihat tingkah laku Nayara. Tangan Yudha mengeratkan ke stang motor.

"Kalo cemberut gak aku ajak jalan-jalan," rayu Yudha.

"Emang mau kemana?" tanya Nayara yang pura-pura jutek.

"Gak jadi deh, Nayara nya cemberut,"

"Ih, ngeselin!" Nayara memukul bahu Yudha lagi.

"Pegangan ya, kita bakalan ke danau!" seru Yudha.

Nayara dengan siap memegang baju seragam Yudha. Motor Yudha berjalan, menjauhi kawasan sekolah. Yudha mengendarai motornya menuju ke sebuah danau buatan yang tak jauh dari sekolah Nayara.

Tapi Yudha keliru.

Ia kira, mengajak jalan-jalan dengan Nayara menjadikannya bisa untuk mengungkapkan sesuatu kepada Nayara. Bayangan Yudha yang melihat Nayara tersenyum lebar, dengan mata menyipit itu hilang, ketika ada mobil yang menabraknya.

Itu terjadi di pertigaan jalan. Jalan yang ramai dan padat. Lampu lalu lintas sudah berwarna hijau, Yudha mengegas motornya, berbelok ke kanan. Tetapi, ada mobil yang melanggar peraturan. Di posisi mobil itu, lampu lalu lintas sudah berwarna merah, tetapi pengendara mobil itu masih saja menekan pedal gas nya.

SOUND GAZE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang