Bukan Saudara?

186 56 97
                                    

Malam harinya, aku sedang berada di ruang keluarga untuk menonton televisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam harinya, aku sedang berada di ruang keluarga untuk menonton televisi. Sebenarnya, wujudku memang terlihat sedang menonton televisi, tetapi pikiranku sedang berkelana yang entah kemana.

Aku berfikir tentang, bagaimana awal pertemuan ku dengan orang tua Ezra? Berfikir bagaimana caranya menyelesaikan semua misi yang aku dapatkan.

Aku menghembuskan nafasku. Aku mengambil remot TV, lalu mengganti siaran TV. Tiba tiba muncul sosok yang berbeda alam denganku-tak lain adalah Nayara. Nayara menoleh kepadaku, dia tersenyum.
"Ngapain?" Tanyaku, mengangkat alis sebelah.

Nayara mencibir. "Bukannya di tanyain gitu, abis pergi kemana? Ini malah kesannya pengen diusir."

"Emang." Ketusku. Nayara memutar bola matanya.

"Tumben banget nonton TV, biasanya aja pacaran." Celetuk Naya.

"Siapa yang pacaran?" Tanyaku, masih menatap layar televisi.

"Kamu!" Sahutnya. "Sama novel, akunya di diemin." Lanjut Nayara sinis.

"Emang kamu siapa?" Ucapku meledek.

"SETAN!" Jawab Nayara ngegas.

"Tuh tau!" Balasku cuek.

Nayara mengeluarkan sumpah serapah nya. Aku terkekeh sebentar, lalu menghadap kepada Naya yang sedang merajuk.

"Emang ada ya? Setan baperan?" Tanyaku.

Nayara diam, tak menjawab. Aku semakin gencar meledek Nayara.

"Setan kok baper, emang setan punya perasaan ya?" Celetukku sambil menggomta ganti siaran televisi.

"Ada lah!" Sahut Nayara. "Gini gini, aku juga punya perasaan."

"Halah, udah jadi setan aja .... "

"Stelaaa!" Geram Nayara. Aku tertawa pelan.

"Kemana aja dari kemarin?" Tanyaku.

"Telat nanya nya!"

"Biarin, masih baik aku tanyain."

"Kamu!" Jeda Nayara sebentar, "Diajarin siapa kayak gini!?" Nayara mendelik.

"Adek kamu." Sahutku.

"Bener bener ya si El!" Gumam Nayara, menunjukkan ekspresi kesal.

"Eh Stel, kamu sama El deket gara gara apa?" Tanya Nayara tiba-tiba.

"Gara gara, dia ngagetin aku."

"Terus-terus?"

"Ya gitu." Ucapku, sambil menggidikkan bahu.

"Yang jelas dong, cerita nya!" Nayara mendorong bahuku.

Hening, tidak ada percakapan.

"Nay, gimana caranya kamu tau kalo aku punya kekuatan membaca pikiran orang?" Ucap ku membuka suara, dan langsung to the point.

SOUND GAZE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang