Menggali Fakta

198 66 89
                                    

Ezra pun menatap ku dengan serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ezra pun menatap ku dengan serius. "SERIUS BANGET MUKA LO!" seru Ezra sambil tertawa terbahak bahak. Aku refleks memukul pundak Ezra.

"Ngeselin!" gerutu ku sambil cemberut.

"Emang nya kenapa, kalo gue denger suara dan teriakan itu?" tanya nya disela sela kekehan nya.

"Ya-ya gapapa, nanya doang. Lagian, bisa bisa nya pagi pagi ke perpustakaan buat tidur." ucap ku.

"Ya bisalah!" ujar Ezra mengejek.

Nayara muncul di hadapan ku. Aku tudak kaget lagi seperti sebelum sebelum nya. Muka nya berseri seri, mungkin habis ngintilin Bima. Dia menatap ku, lalu menatap Ezra. Tatapan nya langsung berubah, kala menatap Ezra. Aku menatap Nayara, karena dia cukup lama menatap Ezra. Yang ku artikan, hanya tatapan rindu. Hei? Nayara rindu Ezra? Sebenarnya, Ezra itu siapa nya Nayara?

"El..." lirih Nayara. Lalu dia memeluk Ezra kencang.

"E-eh, La, k-ok gue sesek na-pas ya?" ucap Ezra agak terbata. Aku langsung menyadari hal itu.

"Nay..." ucap ku. Nayara langsung berhenti memeluk Ezra. Dia menatap Ezra, seperti rasa kehilangan.

"Huh, gila, kok tadi gue bisa bisa nya sesak napas sih?" hela Ezra. Ezra masih mengatur napas nya. Sekencang apa sih, Nayara memeluk nya? Batin ku bertanya tanya.

"El, aku kangen banget sama kamu!" lirih Nayara, menatap Ezra.

"El?" ucap ku.

Ezra dan Nayara langsung menoleh kepada ku.

"Kenapa?" tanya ku pada mereka.

"Lo, manggil gue El?" tanya Ezra.

"Ha-ah?" aku menggaruk pipiku yang tidak gatal. "Kenapa memang nya?" tanya ku canggung.

"Panggilan kakak gue, yang amat gue sayangi." kata Ezra sambil menatap lurus papan tulis.

"Hah?! Kamu punya kakak?" aku terkejut dengan penuturan Era, jangan jangan...

"Nayara Pratista, namanya. Kakak gue satu satu nya yang gue punya." ujar Ezra lirih. Di tatapan nya, terdapat rasa kesedihan yang mendalam.

"Farel..." lirih Nayara.

"Ja-jadi kalian, ade kakak?" tanya ku tidak percaya.

"Kalian siapa?" tanya balik Ezra.

"Kalian. Nayara dan Ezra." jawab ku.

"Lo tau kakak gue?" tanya Ezra. "Gak mungkin, gue aja udah gak ketemu dia 3 tahun." lanjut nya dengan kekehan kecil, lalu tersenyum pahit.

"El, maafin kakak..." isak Nayara.

Aku menggigit bawah bibirku. Bagaimana ini? Kenapa jadi seperti ini?

"El, kakak kangen banget sama kamu..." lanjut Nayara sambil terisak.

SOUND GAZE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang