Pagi hari yang cerah. Angin berhembus pelan menerpa wajah Stela. Dedaunan yang berterbangan dan melayang layang di udara. Aku menginjakkan kaki ku di kelas. Kulihat sekeliling ku belum banyak murid yang datang. Aku melepaskan tas ku dan duduk di bangku ku. Pagi ku di sekolah, mungkin lebih tepat nya di kelas, di awali dengan melamun.
Murid murid berlalu lalang di koridor kelas. Dan juga di kelas ini sudah banyak yang datang. Aku menghembuskan nafas ku pelan. Ku ambil buku pelajaran ku, lalu mengerjakan sebagian nya. Bukan, aku bukan si kutu buku. Aku belajar hanya untuk tidak bosan saja.
Bel sedikit lagi berbunyi, tapi Grizelle belum datang. Ah, kalo di pikir pikir soal Grizelle, aku bingung dengan sikap nya kemarin. Entahlah, aku hanya merasa ada sedikit perbedaan di ekspresi nya itu.
Dan juga tentang Ezra. Huft, aku sebenarnya juga tidak tahu mengapa aku menceritakan kejadian ku waktu ingin di bawa ke psikolog. Entah mengapa, aku berbicara dengan Ezra seperti orang yang sudah lama. Padahal, Ezra adalah orang yang baru aku temui baru baru ini. Itu juga hanya 2 kali pertemuan.
Bel berbunyi. Tetapi Grizelle belum datang. Ah, aku tidak membawa bekal, tidak sarapan, tidak ada Grizelle pula. Lengkap sudah hidup ku hari ini.
"Auristela Citrani?" panggil guru ku.
Aku yang sedang melamun langsung tersentak, menyadarkan kesadaran ku sepenuh nya. Aku mengangkat tangan kanan ku.
Guru itu pun menoleh kepada ku. "Sekarang kamu yang bertugas untuk mengambil buku di perpustakaan. Ambil 32 buku ya Citra!" suruh Guru itu, yang bernama Bu Lili. Aku mengangguk, lantas berdiri, langsung keluar kelas.
*****
"Permisi, buku IPA kelas 10 dimana ya bu?" tanya ku kepada penjaga perpustakaan.
"Lorong 3 sebelah kiri ya," jawab nya.
"Terima kasih bu, perimisi..." pamit ku. Penjaga perpustakaan itu mengangguk.
Aku berjalan ke lorong 3 untuk mengambil buku IPA kelas 10. Setelah aku menemukan buku itu, aku mengambil 32 buku. Huh, troli untuk mengangkut buku sedang di pinjam oleh murid yang lain, jadi terpaksa aku bawa pakai tangan ku. Aku menghitung jumlah buku tersebut, lalu mengangkat nya. Aku menurunkan buku itu. Berat sekali.
Aku menengok ke kanan dan ke kiri, untuk mencari bantuan. Tidak ada siapa siapa. Baiklah, aku akan membawa 10 buku dulu. Aku mengangkat buku itu, berbalik badan.
Tok... Tok... Tok...
Aku menoleh ke sumber suara tersebut. Tidak ada siapa siapa. Aku melanjutkan langkah ku. Baru saja aku berjalan 5 langkah, suara ketukan itu, berbunyi lagi.
Tok... Tok... Tok...
'Mungkin orang iseng' batin Stela.
Aku tidak peduli dengan suara ketukan itu. Aku melangkah lebih cepat, agar cepat sampai keluar perpustakaan. Aku sudah berkeringat dingin, wajahku sudah pucat pasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUND GAZE [END]
Mystery / ThrillerStela, seorang remaja yang memiliki kemampuan abstrak nya. Stela mampu membaca pikiran orang lain, dan juga Stela mampu membaca tatapan mata. Tatapan dan Suara-suara itu terngiang ngiang di gendang kepala Stela. Stela dikira gila oleh orang orang te...